MOJOK.CO – Menwa adalah organisasi kampus dengan napas semimiliter. Sayangnya, Diklatsar Menwa UNS belakangan disorot karena telah menelan korban.
Tidak heran jika kita mempertanyakan kembali apakah Menwa adalah organisasi yang masih relevan buat mahasiswa zaman sekarang? Setelah insiden Menwa UNS yang menewaskan seorang mahasiswa, Gilang Endi pada Pra Gladi Patria XXXVI Resimen Mahasiswa UNS, kita lantas bertanya-tanya fungsi organisasi semimiliter di kampus ini untuk apa.
Secara resmi, Menwa adalah sekumpulan mahasiswa yang dilatih untuk turut menjaga keamanan. Mereka diberikan pelatihan ilmu militer, dilatih menggunakan senjata, bela diri, penyamaran, dan lain-lain. Bahkan konon, Menwa juga komponen cadangan pertahanan negara. Ya, mungkin, jika suatu saat terjadi perang, anggota Menwa siap tempur.
Angan-angan dan harapan mulianya memang seperti itu. Tapi, secara praktik, bagaimana mahasiswa mengartikan kehadiran organisasi semimiliter ini bisa sangat jauh berbeda. Daripada main interpretasi dan menyimpulkan sepihak, saya bakal menyajikan pendapat orang-orang terkait Menwa. Biar nggak dianggap tulisan ini opini satu orang aja, gitu.
#1 Punya fungsi yang hampir mirip dengan satpam
“Jika fungsi menwa sbg keamanan tambahan di kampus trus apa fungsi satpam? Kenapa gak nambah satpam saja jika dirasa personel masih kurang jumlahnya.Jika alasan sbg cadangan perang bagi TNI, saya rasa kok kejauhan ya alasan itu dijaman skrg ini…” @mudaeka via Twitter.
Menwa adalah organisasi yang berorientasi pada keamanan kampus. Nggak heran jika “keamanan” juga dikaitkan dengan fungsi satpam di kampus. Komponen cadangan untuk berperang, oleh beberapa orang, dianggap sebagai fungsi yang amat utopis dan nggak relevan lagi. Sebab, Indonesia kini dalam keadaan tidak berperang. Lagi pula, menurut sejarahnya, organisasi ini memang dahulu dibentuk untuk kepentingan revolusi merebut Irian Barat.
#2 Menwa adalah wadah untuk mahasiswa yang “gagal” masuk TNI
Tuduhan ini seharusnya tidak benar, tapi dalam praktiknya bisa terjadi. Beberapa mahasiswa yang ingin menjadi TNI dan gagal, banyak melakukan pelarian mereka menjadi anggota Menwa. Nggak masalah sih, yang penting bakatnya tersalurkan dengan baik.
“…diisi oleh mhasiswa yg gagal masuk tni.” @bukanwizard_ya via Twitter
#3 Punya potensi untuk mengayomi
Tentu, nggak semuanya bilang kalau organisasi ini buruk dan benar-benar nggak ada gunanya. Sebagian pernah merasakan langsung kebaikan baret ungu ketika di kampus. Mereka bisa jadi satuan keamanan yang menjaga kegiatan mahasiswa lain, mengayomi, dan menolong mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Contohnya saja pernyataan berikut.
“Untung menwa di kampusku dulu baik2, suka bantu aku nyebrang karna aku gabisa nyebrang sendiri. Meski kalo ngomong kdng asbun krna sok keren sih…” @Juiananatt via Twitter.
#4 Menwa adalah organisasi yang diciptakan untuk keren di depan maba
Banyak netizen yang akhirnya percaya bahwa Menwa hadir untuk show off kepada mahasiswa baru. Mereka kerap mencuri perhatian lewat aksi lompat dari pohon, melakukan aksi berbahaya, sampai memperlihatkan kekompakan. Kadang, mereka juga sangat menjunjung tinggi nilai kedisiplinan seperti merapikan barisan maba yang antre, merapikan tempat parkir saat acara besar kampus digelar, dan menjaga ketertiban. Intinya disiplin.
“-11fess dari maba sampek sekarang masih gangerti apa fungsi menwa, taunya menwa kerja cuma pas terjun dari pohon pas upacara ospek, sama marah-marah mulu pas bikin puzzle pesona Indonesia itu di stadion UNS hmm” @UNSfess_ via Twitter.
“Serius nanya, fungsi Menwa itu buat apa sih? Selain buat jadi pengkoordinir acara2 kampus spt PPAK, acara seminar gitu?Kenapa diklatnya sampe sekeras itu?” @deliciious6 via Twitter.
#5 Untuk menjadi idamanmu~
Mungkin jawaban ini paling nggak sesuai konteks fungsi Menwa di SKB 3 Menteri. Tapi, saya rasa hal ini masih relevan dan memotivasi sebagian mahasiswa untuk bergabung dalam pasukan baret ungu. Ketimbang sulit masuk TNI atau Polri, Menwa bisa jadi alternatif bagimu untuk jadi cewek-cowok berseragam dan jadi idaman.
“menwa tuh jalan pintas biar keliatan “idamanmu” tapi versi low bugdet apa gimana sih?” @LottoJune1 via Twitter.
Yang jelas, Menwa adalah organisasi yang masih banyak diminati. Jika secara fungsi mereka masih sangat dibutuhkan, tentu lebih baik dipertahankan. Tapi, ya nggak usah pakai acara senioritas dan diklatsar yang mengancam nyawa begitu lah. Nggak asyik banget jadinya. Niatnya pelatihan biar bisa jaga keamanan, malah mereka sendiri yang perlu diamankan.
Jika baret ungu dianggap sebagai organisasi yang sudah minim fungsi, Ya, saatnya untuk mempertimbangkan kembali apakah kalian perlu gabung organisasi macam ini? Kalau udah nggak ada peminatnya juga lama-lama bubar sendiri.
BACA JUGA Mahasiswa UNS Tewas saat Diksar Menwa, Kali Kesekian Diklat Mahasiswa Telan Korban dan artikel lainnya di POJOKAN.