MOJOK.CO – Bos saya, Arie Untung sempat membandingkan virus corona dengan isu kelaparan lewat unggahan Twitter. Semenjak ini jadi bahan caci maki, maka saya akan klarifikasi.
Nama bos saya memang belakangan ini hampir tidak terdengar. Meski orang-orang mengenalnya saat membawakan acara Gong Show wowowowow itu, namun saat ini citranya sebagai orang kocak memudar. “Arie K. Untung who?” kata gen Z yang tak sempat mengenalnya.
Hingga pada hari ini dia mencuitkan sebuah pernyataan yang mengundang rundungan. Bukan hanya dari netizen saja, btw, bahkan sesama rekan entertainer pun ikutan nyindir. Saya sebenarnya iba sama bos saya, tapi saya perlu meruntut kejadian ini dulu. Sebenarnya apa sih yang bikin orang-orang marah dengan cuitannya yang sebenarnya menyindir orang kaya? Bukankah ini artinya bos Arie Untung itu paham betul bagaimana kritik terhadap sistem kelas?
Kedua orang ini membandingkan Corona dgn yg lain. Isinya mungkin benar, tp momennya salah.
Skrg sy mau bandingkan: Terawan adalah pejabat yg digaji rakyat, sedangkan Arie Untung bukan pejabat dan ga digaji rakyat.
Siapa yg paling layak dicereweti rakyat? pic.twitter.com/HDSF0FEx13
— Ga mungkin centang biru (@nasyfahreza) March 19, 2020
Baiklah, setelah saya menelusuri kemarahan orang-orang saya akn sedikit menyimpulkan. Sabar ya teman-teman, dari sini, saya sebagai tim PR Arie Untung akan memberikan klarifikasi.
Pertama, orang-orang sepertinya muak dengan lagak orang yang membanding-bandingkan. Jujur saya pun jengah kalau dibandingin sama anak tetangga. Pak Terawan pernah membanding-bandingkan pandemi (yang dulu masih wabah) corona dengan flu. Hal tersebut juga memicu banyak sekali polemik.
Maka itu saya mau meminta maaf, maksud bos Arie Untung sebenarnya bukan untuk membandingkan sesuatu yang kalau diruntut memang nggak apple to apple begitu. Maksdunya cuma, ya, untuk jangan melupakan isu kelaparan dan memecah perhatian orang-orang agar tidak terlalu panik. Eh malah tambah panik ya? Ya maaf.
Kedua, saya mau mengklarifikasi kalau twit dari bos Arie Untung aslinya cuma copy paste dari twit berbahasa Inggris yang menyebar di mana-mana. Bos saya cuma berupaya menerjemahkan aja kok. Siapa tahu ada yang nggak tahu teknologi Google Translate. Iya, sebenarnya bos saya pun kemungkinan nggak ngerti siapa orang pertama yang mencuitkan soal 8.000 anak yang jadi korban kelaparan setiap harinya.
The “hunger” virus kills about 8000 children per day and vaccine for it exists, its called “food”, but you won’t hear that it in the media….
Do you know why?
Because HUNGER DOES NOT KILL THE RICH !!! #COVID2019 pic.twitter.com/jqNXUAKBTb— Mian Omer ?? (@Iam_Mian) March 17, 2020
The “Hunger” virus kills about 8,000 children a day and vaccine for it exists, it’s called “Food”, but you won’t hear that in the media, do you know why?
Beacause “Hunger” doesn’t kill the rich.#coronavirusinpakistan
#CoronavirusOutbreak pic.twitter.com/sVUK2dRIJo— Tanzeel Rana (@TanzeelRana4) March 16, 2020
Saya perjelas faktanya soal kelaparan. Menurut data UNICEF 3,1 juta anak-anak meninggal karena kekurangan nutrisi pada tahun 2018. Kalau dirata-rata, setiap harinya ada lebih dari 8.000 anak yang meninggal. Dengan kata lain, apa yang dikatakan bos Arie Untung pada dasarnya sesuai dengan fakta lapangan, meskipun ini data tahun 2018. Tetapi, bahwa angka yang dia dapat nggak ngambil dari ramalan peruntungan togel, itu benar adanya.
Jadi, perihal fakta soal kelaparan, saya mau meluruskan bahwa apa yang dikatakan bos Arie Untung bukanlah hal yang keliru. Permasalahan kelaparan dan nutrisi anak-anak memang tidak boleh dikesampingkan. Bahkan sebelum corona datang, isu pangan sudah jadi bahasan yang pelik.
Ketiga, saya memahami betapa orang-orang marah karena cuitan bos saya ini diunggah pada waktu yang nggak tepat. Saat orang sedang sibuk sambat sama pemerintah dan orang yang dikasih WFH malah piknikan, bos Arie Untung malah sambat sama yang nyambatin corona. Ya otomatis kena sliding sana-sini dan dibilang seolah cari panggung.
Oh tidak-tidak, bos Arie Untung nggak lagi cari panggung. Beliau cuma sedang nggak ada kerjaan akibat social distancing. Begitu kan bos? Perihal ini ditunggangi sama ideologi politik dan konspirasi lainnya, saya nggak mau komentar karena bos saya juga nggak ngasih tahu.
Keempat, banyak suara sumbang tentang bos Arie Untung. Katanya kalau doi peduli sama kelaparan dan nggak sadar betul sistem kelas yang merugikan proletar, kenapa dia nggak donasi. Jangan ngomong ngawur ya kelen. Masak sih orang donasi harus bilang-bilang, kalian nggak tau kan bos saya ini udah donasi atau belum? Sama, saya juga nggak tahu.
Lagian, kalau bos Arie Untung memang orang kaya kenapa? Menjadi orang berkecukupan bukan berarti nggak boleh peduli proletar. Perjuangan aktivis isu pangan tidak harus dimulai dari kaum akar rumput. Jika ada orang borju yang peduli, maka loske wae.
Lha para mahasiswa pada demo Omnibus Law padahal mereka bukan pekerja, karena apa? Karena mereka peduli, coy. Jadi tolong yang nge-bully bos saya karena alasan ini, ra mashook ya teman-teman.
Inti dari klarifikasi ini adalah….
Daripada fokus ke permasalahan nan bikin emosi, mending abaikan saja. Anggap bos Arie Untung nggak pernah ngetwit apa-apa. Maka nggak akan menghabiskan cadangan kebahagiaan kalian untuk dihemat saat social distancing. Kecuali jika keributan membuat kalian bahagia.
TTD,
Tim PR bohongan.
BACA JUGA Rumah Uya Settingan, Boomer dan Penontonnya Sudah Tahu Kok atau artikel lainnya di POJOKAN.