MOJOK.CO – Menghadapi orang ngeyelan plus keras kepala itu memang menyebalkan. Untuk tahu cara mengatasinya, kamu perlu tahu dulu apa saja jenis-jenisnya.
Ada banyak jenis orang ngeyel dan keras kepala di dunia yang fana ini. Beberapa di antaranya hidup di sekitar kita, bahkan jadi bagian dari anggota keluarga kita, sebagian yang lain berada di jalur keluarga yang berbeda. Meski begitu, kita tidak bisa menolak untuk tidak bisa berinteraksi dengan jenis orang ngeyelan nan keras kepala begini. Soalnya orang kayak gini itu kayak udara, memang ada di mana-mana.
Nah, untuk mengatasinya, perlu diketahui dulu beberapa langkah untuk mendeteksi orang-orang keras kepala. Tentu saja, kalau kamu berharap mendapat pencerahan di sini, kamu salah halaman website namanya. Soalnya tips yang bakal kami bagikan adalah cara goblok mengatasinya aja.
Pertama, spesies keras kepala karena anak sultan
Ini jenis orang keras kepala yang merasa dirinya lebih penting dari orang lain. Model jenis ini biasanya memang memiliki privilege khusus dari lingkungan terdekatnya. Entah karena anak orang ternama, anak orang tajir, atau anak pejabat.
Poinnya, orang jenis ini terbiasa mendapatkan hasil memuaskan bukan dari kerja kerasnya sendiri, tapi selalu mengklaim bahwa dirinya lah yang paling punya peran. Ia merasa, bapaknya yang tajir sama sekali tidak membantunya sesukses yang sekarang.
Oleh karena itu, spesies keras kepala model begini selalu memandang rendah orang-orang miskin, karena dianggapnya: orang itu bisa jadi miskin karena pemalas.
Ciri-ciri lain yang bisa dilihat adalah ketika berpendapat selalu kepengin menguasai forum. Apa saja forumnya. Dari rapat di kantor, rapat karang taruna, rapat RT, rapat dewan masjid, rapat arisan, bahkan sampai dengan obrolan tak berfaedah di tempat tongkrongan.
Selain itu, karena merasa punya akses pengetahuan ke mana-mana (dengan privilege-nya itu), Digimon model ini jarang mau mendengarkan orang lain. Bahkan dalam dosis yang kelewat tinggi, orang ini bisa saja lebih percaya sama bisikan setan ketimbang bisikan sahabatnya.
Cara mengatasinya:
Kalau kamu sedang kerja jadi bawahannya, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menjilatnya secara terus-menerus. Ingat, gaji dan uang adalah hal utama.
Kalau kamu kebetulan teman dekatnya, lakukan hal yang sama untuk jadi benalu berprestasi yang bisa menghabiskan memanfaatkan kekayaannya semaksimal mungkin. Ingat, harta itu tidak dibawa mati, oleh karenanya selamatkan lah temanmu itu dengan mengurangi beban akhiratnya.
Kedua, spesies keras kepala karena intelektual sejati
Spesies ini sebenarnya tidak goblok—bahkan cenderung sangat cerdas. Hanya saja, karena saking cerdasnya, kadang-kadang dirinya naif aja. Merasa orang lain yang kebetulan tidak dapat akses pendidikan sebaik dirinya adalah orang yang harus dicerahkannya serta-merta.
Dalam perdebatan dengan spesies keras kepala tipe ini, kamu bakalan habis kalau udah ngomongin data. Padahal data yang dibawa tidak mencerminkan pengalaman kamu sebagai manusia. Alasannya sederhana saja: jenjang dan capaian pendidikanmu tak setinggi dirinya.
Ciri-ciri spesies keras kepala intelektual jenis ini adalah selalu memandang orang lain yang harus mengerti dan menyetujui pendapatnya, bukannya malah mencari titik temunya. Dengan begitu, pembatasan orang goblok dan pinter baginya hanya dua: kalau setuju berarti pinter, kalau nggak setuju berarti goblok. Udah, gitu doang.
Dengan akses pengetahuan yang diperolehnya, sebenarnya ia bisa saja lebih berpikir adil, tapi dirinya lebih memilih berdiri di satu sisi doang karena merasa kepintarannya saat ini berfungsi untuk “mencerdaskan” orang lain.
Cara mengatasinya:
Selalu puji ide-idenya dan hargai pendapatnya. Spesies keras kepala ini selalu senang kalau ide-idenya diapresiasi. Perkara mau kamu maki-maki di belakang, ya lebih baik jangan melakukan debat terbuka.
Soalnya, kalau kamu melakukan itu ya pilihannya ada dua: kamu emang lebih pinter darinya atau… kamu emang guobloknya nggak ketulungan sampai nggak bisa ngitung peluang menang debat.
Ketiga, spesies keras kepala karena fanatik buta
Nah, yang satu ini adalah jenis segoblok-gobloknya spesies keras kepala. Dari sana, bakal ada dua kelompok kecil berikutnya. Pertama, fanatik buta karena politik. Kedua, fanatik buta ke pemuka agama. Meski, yaaah, sebenarnya dua hal itu udah sama aja sih di Indonesia belakangan ini.
Spesies keras kepala jenis ini hanya punya satu spektrum kebenaran doang. Tidak ada sisa ruang untuk menerima versi kebenaran yang lain. Kalaupun akhirnya terbukti kebenaran yang diyakininya runtuh, sikap yang diambil biasanya denial.
Hanya saja, jangan sampai kamu mendesaknya terus-menerus kalau argumennya lagi tersudut. Soalnya spesies jenis ini ibarat pentolan korek, kena kentut aja udah bisa terbakar kalau kamu macam-macam dengannya.
Kalau kebetulan anoa model begini fanatik ke politik, kamu bisa dilaporin perkara UU ITE (terutama kalau orang ini dekat dengan penguasa). Sedangkan kalau tapir ini fanatik ke pemuka agama, kamu mungkin aman dari penjara, tapi tak bakal aman dari persekusi tiba-tiba.
Cara mengatasinya:
Blok aja medsosnya. Susah amat. Ngapain juga dengerin orang model begini, kayak pengangguran digaji aja.
BACA JUGA Lima Jenis Orang Goblok yang Bisa Anda Temui saat Antre di SPBU atau tulisan rubrik POJOKAN lainnya.