Suara Bindeng Itu Muncul Gara-Gara Apa, sih?

MOJOK.CONggak usah bingung kalau suara jadi bindeng. Asalkan pekerjaannya bukan yang pakai suara, sih~

Menderita sakit pilek saja, biasanya sudah sanggup membuat kita jadi nggak nyaman. Memang sih, penyakit ini katanya biasa aja. Tapi, gilak, menganggunya kurang ajar betul. Nggak enak mau ngapa-ngapain apa lagi kalau berkegiatan di luar ruangan. Bayangkan saja, lagi masa pilek-pileknya, malah terkena sinar matahari yang panasnya kentang-kentang.

Nah, setelah sih flu ini mau berakhir, terkadang kita masih belum bisa beraktivitas dengan cukup tenang. Pasalnya, yang sering kali terjadi, suara-suara kita yang hampir sembuh dari sakit flu ini, bisa jadi bindeng, Saudara-saudara!

Hmmm? Tahu bindeng, kan? Itu loh, suara yang biasanya akan berubah menjadi sengau-sengau gimana gitu. Dan rasanya nggak enak banget. Sebetulnya, bindeng ini nggak cuma terjadi kalau kita lagi flu atau pilek aja. Selain itu, kalau kita lagi naik pesawat atau lagi berada di dataran tinggi, hal ini juga bisa-bisa saja terjadi. Lantas, bagaimana bisa suara bindeng ini muncul?

Jadi, bindeng ini juga bisa dikatakan sebagai dengung pada telinga kita. Lantaran, ada sesuatu yang menghambat pada rongga hidung serta tenggorokan yang kemudian berdampak pada suara kita. Hadeeeh, memang ya, yang namanya penghambat itu kurang ajar betul! Makanya, saya sering senewen sama orang-orang yang jadi penghambat hubungan kita. Halah.

Lantaran sirkulasi udara jadi terhambat di antara kedua indera tersebut, maka terjadilah suara bindeng. Yang terdengar seksi-seksi maksa—jadi nggak perlu nekad nyanyi kalau suaranya lagi kayak gitu, ya.

Lebih lanjutnya begini, di dalam telinga kita ini ada saluran eustachius yang berhubungan dengan saluran hidung dan tenggorokan. Nah, fungsi dari saluran ini untuk menjaga tekanan udara di dalam dan di luar telinga, supaya lebih seimbang. Jadi, suara bindeng itu muncul, soalnya udara di luar bertekanan lebih rendah daripada di dalam. Oleh karena itu, udara dari tubuh tersebut akan keluar, yang biasanya sih, keluar melalui telinga.

Seperti yang sedikit diulas di atas, bindeng sendiri dibedakan menjadi dua menurut penyebabnya.

Pertama, bindeng hiper atau oklusa. Yakni bindeng yang normal-normal aja dan syukurlah bisa sembuh dengan sendirinya. Biasanya disebabkan oleh pilek, alergi, berada di dataran tinggi, sinusitis, atau ada sumbatan yang lainnya—misalnya tumor.

Kedua, bindeng hipo atau aperta. Kalau yang ini, disebabkan oleh kerusakan permanen—bisa jadi juga bawaan kelahiran juga. Jadi kelumpuhan anatomis atau rusaknya organ hidung dan mulut, juga bisa turut andil untuk membuat suara kita jadi bindeng.

Lantaran suara bindeng ini memang tidak enak adanya. Oleh karena itu, kita pasti pengin tahu, kan, cara tepat guna, brilian, jenius, spektakuler, tapi murah untuk mengatasinya. Supaya… ya supaya si dia kalau ditelpon nggak terganggu. Atau malah marah-marah karena suara bindeng kita yang nggak pas kalau disandingkan kemresek-nya suara telpon. Caranya,

Pertama, membuang ingus. Supaya nggak ada lagi sesuatu-sesuatu yang menghambat saluran hidung. Hmmm, caranya membuang ingus, tahu lah, ya. Masak sih, harus dijelasin?

Kedua, minum obat batuk berdahak. Biasanya sih, ini terjadi karena ada dahak yang menempel pada tenggorokan yang bikin saluran tersebut jadi tersumbat. Beli saja obat di apotek terdekat yang sesuai dengan kantong. Bisa juga dengan mengkonsultasikan ke apoteker atau asistennya apoteker. Biar apa? Ya, biar ngobrol lah. Gitu aja masih tanya.

Ketiga, selain obat batuk berdahak, kamu juga bisa meminum dekongestan. Obat ini punya fungsi untuk mengurangi pembengkakan selaput lendir, kalau dikonsumsi. Ya, meski efeknya nggak mungkin terlalu cepat juga, sih. Oh, ya selain itu, menghirup wewangian yang berbau mentol—seperti minyak kayu putih—juga bisa berdampak baik, loh. Fyi, aja.

Nah, kalau sudah melakukan tiga cara sederhana di atas, bindengnya masih nggak hilang-hilang juga. Yaudah, ke dokter aja ya, Maemunah~

Jadi begitulah. Bagaimanapun juga, memang lebih enak makan ikan bandeng daripada mengalami bindeng. Apa lagi kalau ikannya sudah dipresto dan dibakar, lalu dioles sambal kecap. Huuu, syedaaappp~ (A/L)

Exit mobile version