MOJOK.CO – Emang bisa ya penyakit tipes sembuh dengan sendirinya? Oh, tentu saja bisa. Di Mojok apa sih tidak bisa?
Siapa yang mengira kalau ternyata penyakit tipes bisa sembuh jika mau dirawat sendiri tanpa opname di rumah sakit.
Ya kan kamu juga tahu kalau di rumah sakit itu biayanya besar. Kalau buat kamu yang sering baca Mojok mungkin biaya itu nggak seberapa, tapi bagi orang-orang di bawah garis kemiskinan, biaya perawatan tipes itu benar-benar bisa bikin satu keluarga nggak makan selama seminggu.
Oke deh, sekarang memang sudah ada BPJS dengan kartu keterangan keluarga miskin juga, tapi nggak semua orang juga nyaman tinggal di rumah sakit. Jika ada pilihan, lebih enak merawat keluarga sakit di rumah sendiri ketimbang di rumah sakit. Tentu itu kalau tidak ada pilihan. Kalau memang harus selalu dikontrol di rumah sakit, ya apa boleh buat.
Seperti halnya ingatan akan mantan, penyakit tipes ini bisa kembali sewaktu-waktu sekalipun kamu pernah menderitanya. Tidak seperti cacar air yang merupakan penyakit sekali seumur hidup, tipes bisa menyerang penderitanya berkali-kali. Sebab bakteri tipes tidak pernah benar-benar mati, melainkan cuma melemah untuk sementara waktu. Persis kayak PKI gaya baru. Eh.
Penyakit ini bisa timbul karena bedebah bakteri yang bernama Salmonella Typhi atau Salmonella Paratyphi A, B, dan C. Bakteri ini masuk lewat makanan lalu ngetem di usus halus. Setelah ngetem lumayan selo, bakteri ini bakal melukai usus untuk menembus dinding usus. Selain melukai usus, menembus dinding usus, mereka juga ikut nebeng ke aliran darah melalui pembuluh darah. Hm, dasar parasit.
Perjalanan bakteri Salmonella sampai bisa seperti itu memerlukan waktu sekitar 24 jam sampai 72 jam. Artinya dalam sehari atau tiga hari, seseorang yang terpapar bakteri Salmonella beresiko menderita penyakit tipes kalau kekebalan tubuhnya nggak mumpuni.
Setelah bakteri Salmonella bisa mengudeta aliran darah, penderita biasanya akan merasakan demam dan berlangsung pada waktu sore dan malam hari. Tubuh akan menggigil hebat ditambah dengan sakit kepala, dan badan terasa begitu lemas.
Tes darah adalah satu-satunya cara untuk memastikan apakah terduga penderita tipes benar-benar sakit tipes atau tidak. Itulah kenapa seringkali jika seseorang menderita tipes biasa diduga sedang menderita demam berdarah atau sebaliknya. Soalnya dua penyakit ini emang SKSD banget dan gejalanya memang hampir sama.
Meski begitu, bukan berarti penderita tipes tidak bisa dirawat di rumah. Jika dilakukan di rumah, perawatan yang dilakukan pun harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak malah jadi semakin parah. Nah, kamu mungkin bisa meniru beberapa langkah berikut.
- Istirahat total alias bedrest.
Halah, namanya orang sakit ya harus istirahat to, Mas? Tukang ojek pengkolan juga tahu itu. Eit, jangan salah, ada sebab khusus kenapa penderita tipes diwajibkan untuk istirahat total. Bahkan kategorinya bisa sampai fardhu ‘ain. Tidak hanya istirahat, tapi disarankan juga bedrest. Alias nggak ngapa-ngapain kecuali baca Mojok.
Alasannya karena bedebah bakteri ini masuk melalui peredaran darah. Ya kamu kan tahu sendiri, kalau orang banyak bergerak pergerakan darah dalam pembuluh darah akan semakin cepat. Kalau aliran darah semakin cepat, bakteri ini justru akan semakin menyebar ke sekujur tubuh dan sakit bisa jadi makin parah. Oleh karena itu, bedrest jadi opsi pertama yang harus dilakukan.
Bahkan ketika demam sudah turun, belum tentu penyakit ini sudah sembuh. Bakteri di dalam darah mungkin bisa dilawan sama antibodi, tapi luka di usus belum tentu sudah sembuh. Padahal pangkal penyakit ini berasal dari sini. Pastikan sering tidur, terutama pada malam hari. Maksudnya, jika kamu biasa tidur di atas jam 12 malam, paling tidak mulai tidur lebih cepat. Ingat selalu lagu Rhoma Irama: Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya~
- Pisahkan ruangan penderita dengan orang lain
Ya alasannya sederhana saja. Bukan mau bersikap diskriminatif atau gimana, sebab penyakit tipes ini gampang sekali menular.
Selain itu, pastikan untuk selalu mencuci bersih barang-barang yang bersentuhan dengan penderita tipes. Semakin disarankan lagi jika mencucinya menggunakan air panas.
- Makan
Sebab setiap manusia kalau nggak makan bisa mati—apalagi kalau ia penderita tipes.
Meski begitu konon ada mitos yang menyebutkan kalau sakit tipes, usahakan berikan makan-makanan yang halus seperti bubur atau jenang.
Padahal mitos ini tidak sepenuhnya benar. Sebab yang diserang itu usus halus, sementara yang mencerna makanan itu di lambung dan usus 12 jari, jadi makanan yang sudah masuk ke usus halus sudah dalam bentuk cairan jadi tidak berpengaruh sama sekali. Jadi tidak masalah sama sekali kalau penderita tipes makan-makanan “berat” seperti sate kambing atau sayur-sayuran.
Selain itu ada juga mitos yang menyebut bahwa buah-buahan tidak baik untuk penderita tipes karena gula buah dianggap “membantu” bakteri untuk merusak usus halus. Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya tepat juga. Sebab makan buah yang baik itu malah dilakukan sebelum makan, bukan malah setelahnya.
Soalnya kalau buah dimakan setelah makan nasi, di lambung malah terjadi fermentasi yang cukup disayangkan karena membusukkan karbohidrat. Idelnya, buah dikonsumsi saat perut kosong sekitar 20-an menit sebelum makan makanan berat.
- Doa
Sebab, kesembuhan itu datangnya cuma dari Tuhan, Kisanak. Bukan dari dokter, antibodi, antibiotik, maupun antirokok. Eh.