Kok Bisa, Kehujanan Bikin Sakit?

MOJOK.CO – Kok bisa ya kehujanan bikin kita sakit? Padahal kan, hujan adalah air dari langit~

Dulu, saat masih kecil, saya senang sekali bermain hujan-hujanan bersama teman-teman. Semakin hujannya deras, kami akan semakin semangat membasahi diri. Bersenang-senang, bercanda, dan tertawa-tawa dibawah guyuran hujan. Meskipun kami tahu kalau tidak lama lagi kami akan menjadi sasaran kemarahan. Dulu, ibu sering marah kalau saya hujan-hujanan. Bukan, bukannya khawatir saya akan sakit. Namun, baju saya yang basah akibat hujan-hujanan itu jadi harus segera dicuci supaya nggak jamuran. Jelas, ini akan menambah pekerjaan ibu.

Meski saya sudah mengatakan akan mencucinya sendiri, sepertinya ibu nggak percaya-percaya amat saya sanggup melakukan. Jadi, meski saya sudah mencuci dan menjemurnya pun, pasti ibu akan mencucinya lagi. Lantaran kata ibu nggak yakin, saya telah mencucinya hingga betul-betul bersih dan suci.

Semakin besar, saya sudah hampir tidak pernah dengan sengaja hujan-hujanan. Sebaliknya, justru sering menghindari hujan. Namun apa daya, tentu tidak selalu hujan bisa dihindari. Ya, bagaimana lagi. Kehidupan dengan sepeda motor dan cuaca Indonesia kalau nggak hujan ya kemarau. Maka bersinggungan dengan hujan menjadi sesuatu yang tak dapat lagi dielakkan.

Nah, yang membuat saya bertanya-tanya, kenapa sih kehujanan bisa bikin kita sakit? Toh bukankah hujan juga berasal dari air? Kita diguyur air saat mandi saja, tidak mengalami apa-apa, kok. Memangnya, ada sesuatu apakah yang tersimpan dalam hujan dan membuat kita mengalami kondisi yang nggak baik-baik amat?

Ternyata, sebetulnya sakit yang kita alami bukan setelah kehujanan langsung. Namun, kecenderungan kita mengalami sakit karena musim hujannya. Dalam musim hujan ada perubahan suhu yang ekstrem serta penyebaran virus maupun bakteri yang lebih cepat. Virus flu pun berkembang dengan lebih aktif saat hujan. Apalagi ketika hujan, orang-orang biasanya cenderung saling berdekatan—karena ingin kehangatan. Virus kemudian lebih leluasa meloncat ke sana ke mari, dari hidung satu ke hidung lain.

Misalnya, ada satu orang yang bersin karena flu, tanpa disadari kita menghirup udara tersebut. Maka, kita pun telah terkontaminasi. Dan bisa jadi, ikutan ketularan dan meratapi nasib bersama.

Apalagi saat musim hujan, vitamin D dari matahari lebih sedikit dibanding biasanya. Padahal, vitamin D ini bertugas untuk membentuk sel-sel imun dalam tubuh. Jadi, ketika sistem imun dalam tubuh kita tidak terlalu kuat, dengan kondisi tersebut, kita jadi mudah sakit.

Selain itu, dinginnya air hujan juga akan membuat suhu tubuh kita menurun. Nah, kondisi semacam ini menjadikan tubuh kita (((terpaksa))) harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengeluarkan energi yang lebih besar supaya dapat menyeimbangkan tubuh dan mengurangi rasa dingin tersebut.

Dengan kondisi imun tubuh yang lagi nggak bagus-bagus amat, usaha menyeimbangkan suhu tubuh ini agak sulit terealisasi. Kita pun menjadi pusing meski kehujanan hanya kena gerimis bentaran doang. Pasalnya, daerah kepala yang terlebih dulu terpapar air dari langit dan mengalami perbedaan suhu tersebut.

Jadi, biasanya nih, kalau habis kehujanan, kita diminta untuk segera mandi, keramas, dan ganti baju sebagai upaya pencegahan penyakit. Ya, meski air hujan itu sama-sama air yang datang dari langit dan terlihat bersih, tapi bisa jadi dalam perjalanannya menuju bumi sudah nggak steril amat. Misalnya terkontaminasi sama yang namanya polusi dan hal-hal yang nggak baik lainnya. Oleh karena itu, membasuh badan kita diperlukan adanya.

Kemudian, perihal mengganti pakaian yang basah setelah kehujanan, ini juga penting. Pertama, kita pasti nggak bakal nyaman dong beraktivitas dengan pakaian yang basah? Kedua, pakaian basah ini kan keadaannya lembab. Dan benda lembab yang bersinggungan langsung dengan tubuh kita ini, bakal menjadikan suhu tubuh kita semakin menurun. Kalau suhu menurun dan sulit mendapatkan kehangatan, maka potensi penyakit-penyakit yang akan datang, justru meningkat. Oh ya, belum lagi, pakaian basah juga memungkinkan timbulnya jamur dan menyebabkan masalah pada kulit kita, loh.

Terakhir, ada satu jenis penyakit lagi yang sering menjamur saat musim hujan. Ya, penyakit galau alias penyakit yang menyerang perasaan hingga ke ulu hati yang paling dalam. Gejala pertamanya adalah bengong. Kemudian diikuti dengan badan lemas dan saking nyerinya bisa sampai bikin air mata keluar. Kalau orang udah terjangkit penyakit gini, rasanya cuma pengin jadi pujangga yang tiap hari kerjaanya bikin caption galau sambil mendongak dari jendela kamar.

Exit mobile version