MOJOK.CO – Semifinal ganda putri bulutangkis Asian Games 2018 | Greysia Polii/Apriyani Rahayu (IND, peringkat 4 dunia) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (JPN, 2) | Court 1, Order of Play: 8 | Live Indosiar dan Vidio.com 13.00 (OOP 1) | Rekam pertemuan: Polii/Rahayu 1 – 5 Matsutomo/Takahashi
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu telah mengunci satu medali di Asian Games karena berhasil menembus semifinal ganda putri di cabang bulutangkis Asian Games 2018.
Tapi, tentu saja Kak Gel, panggilan Greysia, ingin menyamai perolehannya empat tahun silam. Saat itu ia dan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari, yang kini tengah cedera berhasil memperoleh medali emas.
Dua langkah menuju emas Asian Games 2018, Greysia berpasangan dengan pemain yang jauh lebih muda 11 tahun: Apriyani Rahayu.
Sejauh ini pencapaian Greysia/Apriyani sudah cukup bagus. Terlebih untuk Greysia. Ia mampu melewati Tang Jin Hua yang di tahun-tahun sebelumnya selalu berhasil mengalahkannya. Bahkan, berdasarkan catatan BWF, Tang menang 10-0 dari Greysia dalam kurun waktu 3 tahun 2012-2015.
Sepuluh kekalahan itu Greysia lewati dengan pasangan yang berbeda: Nitya, Anggia, dan Meiliana. Setelah itu ia tak pernah pernah bertemu Tan kembali. Rekor buruk tersebut akhirnya pecah juga lewat laga alot tiga gim dengan pasangan barunya, Apriyani Rahayu.
Namun, pencapaian Greysia baru sepertiga jalan. Lawan yang lebih berat akan mereka hadapi di partai semifinal nanti.
Ganda putri dari Jepang peraih emas Olimpiade Rio 2016, Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi, telah menunggu untuk membalaskan kekalahan di pertemuan terakhir saat Thailand Open S500. Secara head-to-head, ganda Jepang ini masih memiliki rekor kemenangan lebih baik dibanding Greysia/Apri, yaitu dengan keunggulan 5-1.
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dan zaman emas ganda putri Jepang
Saat ini Jepang sangat mendominasi percaturan di sektor ganda putri, menggantikan peran yang sebelumnya dipegang China.
Bagaimana tidak, di 10 besar BWF saat ini, Jepang sudah menempatkan empat pasangannya. Itu pun sudah dibatasi oleh sakleknya sistem tim nasional Jepang. Menurut peraturan negara ini, hanya pemain Tim A yang dapat berlaga di turnamen besar. Sementara tim B dibatasi pada turnamen menengah ke bawah dan Japan Open S750.
Dengan sistem yang saklek begitu saja, di luar 10 besar BWF, Jepang masih bisa menempatkan ganda putrinya mepet 10 besar. Ganda putri atas nama Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata dari tim B kini menempati peringkat 11 dunia.
Tidak hanya peringkat. Ganda-ganda dari Jepang ini juga kerap bertemu satu sama lain di babak akhir turnamen BWF. Terakhir adalah Mayu/Wakana yang yang menang dramatis atas ranking 1 dunia, Fukushima/Hirota di kejuaraan dunia.
Dari segi permainan, ganda putri Jepang dapat dikatakan komplet. Mereka punya pertahanan ajaib dari segala posisi tidak mengenakkan dan serangan beruntun yang konsisten, juga ditunjang stamina kuda.
Rasa-rasanya, jika Asian Games tidak memberikan ketentuan jumlah perwakilan negara di tiap sektor, tidak mustahil bagi Jepang untuk menempatkan wakil mereka sebanyak-banyaknya di turnamen ini.
Dengan hanya membawa dua wakil pun, tidak tertutup kemungkinan kedua ganda putri Jepang ini untuk menciptakan All Japanese Final.
Hal ini tentu akan menjadi mimpi buruk bagi negara lain yang memiliki tradisi bulutangkis lebih kuat. Untuk itu, Greysia/Apri harus memberikan perlawanan sengit kepada lawan tangguhnya ini.
Dengan keunggulan di stamina fisik yang kuat meskipun sudah memasuki usia 30 juga pertahanan yang rapat, peluang Greysia/Apriyani masih terbuka. Kita berharap Greysia/Apri mampu meng-upgrade medali yang secara perhitungan sudah digenggam menjadi setingkat-dua tingkat lebih baik.