Gaya Hidup Mager Itu, Jelas Nggak Menyehatkan Blas!

mager

MOJOK.COGaya hidup mager ini ada istilahnya, namanya sedentary lifestyle. Bukan sendentary, ya? Meski keduanya memiliki makna yang sama. Sama-sama bikin mager.

Dulu, hampir semua aktivitas memerlukan tenaga fisik manusia. Namun, dengan segala kemudahan yang kita dapatkan saat ini—perlahan tapi pasti—telah membuat kita menjadi kaum yang jarang melakukan banyak aktivitas fisik. Coba kita sejenak berefkleksi supaya namaste, untuk mengingat-ingat bahwa begitu banyaknya aktivitas kita yang tanpa sadar hanya dilakukan dengan duduk. Supaya mudah, mari kita mulai dari bangun tidur.

Setelah bangun tidur, kita mandi. Saat mandi, terkadang kita menyelingi dengan buang air besar. Jika pakai kloset jongkok, lumayan kita melakukan aktivitas jongkok—setidaknya selama 3-5 menit. Namun jika di rumah hanya ada kloset duduk, tentu saja kita harus duduk, soalnya kalau jongkok nanti klosetnya rusak, Maliiihhh!. Selanjutnya ganti baju, make up—kalau ada meja rias, tentu bakal duduk biar nyaman.

Beberapa di antara kita, ada yang terbiasa memulai aktivitas dengan sarapan. Namanya juga makan, pasti harus duduk. Lalu berangkat beraktivitas dengan kendaraan. Baik naik mobil atau motor, di kendaraan lagi-lagi kita duduk. Maka, beruntunglah kamu yang berdiri di bis atau kereta, pasalnya ini kesempatan emas untuk nggak kebanyakan duduk.

Bla bla bla, sampailah di tujuan. Jika kita anak ‘lapangan’, kesempatan untuk nggak kebanyakan duduk tentu akan berkurang. Tapiii, kalau ternyata kita kerjanya kudu di depan laptop/komputer atau anak kuliahan yang masih aktif ikut kuliah, tentu saja, lagi-lagi kita akan menghabiskan waktu berjam-jam ria dengan duduk.

Saya rasa, tidak perlu saya jabarkan lebih panjang lagi mengenai ritme ini. Cukup kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Berapa banyak waktu yang kita habiskan dengan duduk dalam sehari? *nyalain musik ESQ…

…bagaimana? Sudah selesai dihitung?

Oh, tidak perlu terlalu terkejut dengan hasilnya. Biasa saja, nggak usah menjadi manusia yang gampang nggumunan kayak gitu.

Sebetulnya bukan hanya perkara duduk yang kita permasalahkan dalam tulisan ini. Namun, berbaring, lebih senang menggunakan lift atau eskalator dibandingkan tangga, dan kurang berolahraga…

…adalah tidak sehat adanya. Sementara kru mojok, kerjaannya duduk ngadep laptop, kalau bosen main PUBG sambil tiduran atau main seven sekop. Masalah mengisi perut pribadi saja, kerena saking magernya, pada rebutan nitip. Bahkan sekadar pencet-pencet aplikasi Go-Food!!!11!! Sungguh rutinitas tidak sehat yang haqiqi~

Ternyata, gaya hidup mager ini ada istilahnya. Namanya sedentary lifestyle. Bukan sendentary, ya? Meski keduanya memiliki makna yang sama. Sama-sama bikin mager. Aktivitas ini dianggap nggak menyehatkan karena hanya mengeluarkan kalori yang sungguh sangat sedikit.

Selain bikin kita nggak bakal memiliki raga yang bugar, gaya hidup mager atau sedentary ini juga bisa menyebabkan banyak risiko berbagai masalah kesehatan. Baik jantung, stroke, masalah metabolisme, kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, dan penyakit akut tidak menular lainnya.

Namun, sayang sungguh sayang. Meski banyak yang paham kalau mager tidak sehat adanya, banyak yang masih menjadikannya alibi atas aktivitas padat untuk menghimpun pundi-pundi rupiah demi mencapai aktualisasi diri yang sesungguhnya!!!111!!! Ya, mohon dimaklumi sajalah, setelah seharian beraktivitas, tidak hanya tubuh yang lelah, namun otak juga. Rasanya pengin segera pulang dan tidur berselimut mimpi.

Lantas, apa solusi untuk mengenyahkan pengaruh buruk dari mager ini, Saudara-saudara? Tentu saja, tidak lain dan tidak bukan: bergerak. Salah satu cara bergerak yang paling efektif dilakukan adalah dengan berolahraga. Mengenai olahraga ini, para motivator kesehatan mengatakan bahwa kita bisa menyesuaikan dengan kegiatan dan waktu yang kita miliki.

Misalnya, dengan berjalan kaki, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berkebun, main bulu tangkis, atau masih basket di Kids Fun. Hal-hal semacam ini, bisa menjadi permulaan yang baik supaya perlahan kita dapat mencintai aktivitas olahraga. Jadi, jangan langsung pengin yang terlalu berat-berat di awal. Takutnya, itu cuma nafsu.

Yang penting, aktivitas bergerak aktif ini harus kita lakukan dengan rutin, setidaknya 30 menit setiap harinya. Atau sekurang-kurangnya 3-5 kali per minggu. Saya tahu ini bukanlah upaya yang mudah untuk melawan gaya hidup mager yang sudah akut. Namun harus dilakukan demi menjamin investasi kesehatan di masa depan yang lebih baik! Mari ikut asuransi jiwa!

Kalau Anda menganggap aktivitas bergerak aktif ini bakal sulit dirutinkan—jika Anda punya pendapatan yang mumpuni—saya sarankan lebih baik mendaftar olahraga yang berbayar. Misalnya, gym, yoga, dan semacamnya. Sesungguhnya, jika kita sulit menumbuhkan motivasi dari dalam diri. Motivasi dari luar, akan membantu kita lebih keras…

…ya iyalah, eman-eman uang yang udah dibayar kalau nggak dipakek! (A/L)

Exit mobile version