MOJOK.CO – Jangan beri label kepada olahraga yang tak sepenuhnya kamu pahami. Fitnes juga olahraga, sama seperti balbalan dan lempar lembing.
Cukup sering, kegiatan fitnes menjadi sebuah topik bahasan yang cukup panas. Jenis olahraga ini, entah sejak kapan, diidentikan dengan kelas ekonomi tertentu. Bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai lambang hedonisme.
Padahal, ketika kita mencoba melihat ke belakang, dunia fitnes identik dengan seorang tokoh yang bernama Eugen Sandow. Pria kelahiran Konigsberg, Rusia, pada 1867 inilah yang digadang sebagai perintis “seni pahat tubuh” yang sekarang sering dipraktekkan dalam kancah arena fitnes.
Lebih jauh lagi ke belakang, Sandow, yang memiliki nama asli Friedrich Wilhelm Muller, adalah anak penjual sayur. Dan ketika berbicara mengenai sayur, maka ndak jauh-jauhlah dari dunia pertanian yang kemudian ditarik lagi ke petani. Hehe~
Mengangkat topik ini dalam rubrik Tangkas, Mojok Institute ingin menunaikan tanggung jawabnya dalam menyehatkan kehidupan bangsa. Terutama menyelamatkan generasi instan dari degradasi protein. Pun supaya generasi micin Indonesia tak asal memberikan label untuk hal-hal yang tak mereka ketahui. Ape lo! Ape lo!
Kami sadar komitmen ini sebenarnya sederhana, namun harus ada yang berani menunaikannya. Meski sederhana, empat prinsip ini disarikan oleh Bendahara Mojok yang pilih tanding, seorang praktisi fitness, dan Calon Duta Protein Indonesia 2031, kalau negara ini ndak jadi bubar, dengan susah payah.
Butuh berjuta-juta menit di palagan ruang fitnes dan konsultasi mendalam dengan personal trainer untuk bisa memeras segala informasi terbaik guna menghasilkan empat prinsip yang pembaca perlu ketahui. Pesan Mojok Institute hanya satu: jangan lupa berdoa sebelum makan.
Resapi empat prinsip ini, wahai generasi micin, lagi instan, Indonesia:
1. Fitnes bukan untuk kaum pria saja.
Perlu ditekankan di awal, buang jauh-jauh anggapan bahwa fitnes adalah olahraga kaum pria. Sejauh pengalaman Bendahara Mojok yang sudah berjuta-juta menit bergelut dengan peluh, ada satu stigma mengganggu yang menghinggapi isi kepala kaum hawa. Stigma yang dimaksud adalah kaum perempuan takut fitnes karena khawatir tubuh mereka menjadi terlalu “berotot” seperti laki-laki.
Nah, jika kamu wanita dan masih takut untuk mencoba fitnes, maka sudah waktunya kamu diruqiah! Kamu sudah termakan stigma yang absurd! Cobalah berkunjung ke kantor Mojok untuk konsultasi dengan Mak Dyah Permatasari, Bendahara Mojok dan Calon Duta Protein Indonesia 2031.
Berdasarkan wawancara langsung dengan personal trainer yang biasa membantu Mak Dyah Permatasari, secara alamiah, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki memang berbeda. Hal inilah yang membuat tubuh perempuan tidak bisa seberotot laki-laki.
Mengapa demikian? Karena perempuan hanya menghasilkan sebagian kecil sel hormon untuk membentuk otot tubuh bila dibandingkan laki-laki. Hormon tersebut disebut testosteron.
Masih tidak percaya? Silakan ambil gajetmu dan mulailah mencari informasi yang benar. Dasar telur rebus!
Tambahan penting: Fitnes juga olahraga yang cocok bagi kalian wanita berjilbab. Mak Dyah Permatasari itu mengenakan jilbab, namun tetap bisa fitnes dengan bahagia. Fitnes itu baik, tak membeda-bedakan manusia. Jadilah seperti fitnes!
2. Jangan Berlebihhan
Salah satu prinsip hidup yang bisa diterapkan dalam berbagai konteks adalah, “Jangan berlebih-lebihan”.
Pun demikian dalam berolahraga, khususnya fitnes. Atur waktu istirahat dan berlatih secara tepat. Beristirahat terlalu lama di antara sesi latihan atau justru tidak beristirahat sama sekali, sama-sama akan berdampak pada tidak maksimalnya hasil latihan.
Istirahat yang terlalu lama dapat mengurangi momentum stimulus pada otot. Sedangkan kurangnya istirahat akan meningkatkan risiko cedera dan justru bisa membuatmu bosan.
Jangan memaksa tubuh kamu untuk menerima beban melebihi yang kamu bisa. Ingat, di dalam agama, Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya. Ha siapa kamu kok mau berlebihan memberi beban ke tubuhmu sendiri. Kualat kamu! Dasar pepes pindang!
3. Tidak cukup untuk menurunkan berat badan
Aktivitas angkat beban yang ada dalam fitnes memang dinilai lebih efektif untuk membakar kalori dibandingkan olahraga kardio. Pembakaran kalori akan terus terjadi selama kurang lebih 24 jam ke depan setelah proses latihan di arena selesai.
Hal ini terjadi karena tubuh membutuhkan energi untuk memperbaiki serat otot yang rusak dengan cara dirobek (seram amat) selama latihan beban. Inilah yang membuat fitnes sering dianggap sebagai salah satu olahraga yang efektif untuk menurunkan berat badan.
Meskipun demikian, prinsip dasar dalam upaya penurunan berat badan bahwa energi yang masuk harus lebih kecil dari energi yang keluar, menjadi hal yang wujib diperhatikan.
Bayangkan, jika hari ini kamu ngemil dengan menu 100 gram hamburger yang (rata-ratanya) mengandung 294 kkal, berapa kalori tersisa dari asupanmu yang lain jika rata-rata kalori terbakarnya dalam 30 menit latihan angkat beban adalah 294 kkal? Cuma bakar satu cemilanmu doang tuchhh.
Lalu, apa yang perlu kamu lakukan untuk menurunkan berat badan? Mengatur pola makan dan asupan gizi sangat penting. Jadi, perkawinan antara olahraga dan pola makan adalah syarat penting untuk menurunkan berat badan.
Pusing, kan? Makanya belajar! Dasar tahu rebus!
4. Untuk Kesehatan
Memiliki bentuk tubuh yang enak dipandang tentu menjadi nilai tambah tersendiri. Namun ingat, memiliki tubuh yang sehat tetaplah lebih utama. Sehingga menurut Mak Dyah Permatasari, niat tetap menjadi prinsip paripurna ketika fitnes. Selain itu, dua hal di bawah ini juga perlu kamu sadari:
Pertama, fitnes itu termasuk olahraga yang membosankan. Jika niatanmu tidak kuat, maka biar Dil…halah lawas, mas. Maksud saya, maka dapat diramalkan kamu tidak akan bertahan lama. Dibutuhkan konsistensi dan kedisiplinan dalam berlatih karena fitnes, sebagaimana olahraga lain, hasilnya tidak bisa terlihat hanya dalam satu dua kali purnama.
Kedua, arena fitnes bukan lokasi ideal untuk menemukan jodoh dengan bentuk tubuh bak selebritas. Mengapa? Karena bisanya para member sudah memiliki tambatan hatinya sendiri, bisa lawan jenis, bisa juga sejenis (upss). Yang kedua ini curhatan hati Mak Dyah Permatasari dari hatinya yang paling dalam.
Itulah empat prinsip fitnes yang perlu kamu semua ketahui. Jangan beri label kepada olahraga yang tak sepenuhnya kamu pahami. Fitnes juga olahraga, sama seperti balbalan dan lempar lembing. Fitnes juga punya hak untuk dicintai! Dasar kamu kukusan labu siam!