MOJOK.CO – Penentu kisah cinta bisa bermacam-macam. Salah satunya mobil yang bikin Ji-pyeong dan Jungpal di serial Start-Up dan Reply 1988 jadi bucin.
Penentu kisah cinta Jungpal dalam drakor Reply 1988 adalah adegan mobil sang second lead yang melaju kencang untuk menyusul Deok-sun ke tempat konser. Namun, di tengah jalan, Jungpal terjebak lampu merah. Walaupun sudah injury time, Jungpal tetap menaati peraturan. Wong dia aparat.
Kalau di negara berkembang, dengan mobil dinas berplat nomor dengan lambang militer, Jungpal bisa saja menerobos lampu merah. Kalau ketahuan sesama aparat, polantasnya juga segan ngasih tilang. Mengingat pangkat Jungpal di Angkatan Udara lumayan tinggi. Namun, Jungpal tidak mau abuse of power.
Gara-gara lampu merah, Jungpal kalah cepat dengan Choi Taek yang datang duluan menemui Deok-sun. Inilah titik balik kisah cinta segitiga anak 90-an di Korea Selatan sana. Akhirnya, Jungpal jadi sadboy yang nangis sendirian dalam mobil di tengah hujan. Menyesali dirinya yang kurang gercep.
Yah, begitulah, penentu kisah cinta bisa bermacam-macam. Salah satunya kendaraan. Mau Reply 1988 atau Start-Up, penentunya ya mirip-mirip.
Sebuah rambu jalan bertuliskan “Hati-hati kurangi kecepatan!” yang beberapa hurufnya terkelupas sehingga terbaca menjadi “Ha-ha kurang cepat!”, seolah menertawakan kisah perjuangan Jungpal mengejar cintanya.
Lalu, sebuah iklan mobil yang dibintangi oleh Ryu Jun Yeol sang pemeran Jungpal memberikan alternatif akhir cerita Reply 1988. Jungpal memakai mobil Hyundai Tucson Fever CF. Dengan mobil tersebut, Jungpal berada dalam kondisi yang sama seperti di drakor: dia tengah mengejar pujaan hatinya yang menunggu di konser.
Dengan mobil Tucson Fever, Jungpal diadang lampu merah. Namun, Tucson cukup gesit dan enteng saja dipakai oleh Jungpal untuk putar balik demi mencari jalan alternatif. Manuver ini tidak dilakukan Jungpal di drakor Reply 1988. Ya ketimbang nunggu lampu hijau, mending ngebut cari jalan lain, kan?
Iklan itu diakhiri dengan slogan, “Fever or never.” Seakan mendoktrin bahwa pilihan mobil bisa menentukan nasib percintaan seorang second lead di drakor. Begitu juga orang-orang di kehidupan nyata.
Bertahun-tahun kemudian, penonton jatuh hati dengan second lead lain di drakor Start-Up. Ia adalah Han Ji-pyeong, seorang investor sukses yang tunggangannya mobil mahal yang atapnya bisa dibuka. Namun, “mobil mevvah” itu justru dipinjamkan kepada Nam Do-san yang kelak jadi rival cintanya.
Yah, capek-capek Ji-pyeong nabung beli mobil mahal, malah diklaim milik Do-san saat kencan pertama dengan Dal-mi. Jelaslah, ini blunder pertama Ji-pyeong. Mungkin mobil pilihannya sudah bagus dan bisa saja memikat gebetan, tetapi manuvernya sungguh ramashok.
Namun, Dal-mi di Start-Up bukan wanita yang silau akan harta dan takhta. Ketika tahu bahwa segala kesuksesan yang melekat pada Do-san adalah palsu nan dusta, terutama mobil mewahnya atas nama Han Ji-pyeong, tak lantas membuat Dal-mi menjatuhkan pilihan kepada Pak Han yang bergelimang harta dan STNK.
Sementara Do-san, yang menjadi saingan Ji-pyeong di Start-Up, berangkat kerja pakai sepeda dengan alasan menjaga lingkungan. Bahkan dia sempat menyindir Ji-pyeong yang tempat tinggalnya dekat dengan kantor, tetapi malah naik mobil.
Ternyata Dal-mi punya mobil impiannya sendiri. Latar belakang Dal-mi adalah anak yatim yang ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas karena ditabrak mobil. Dari situ, Dal-mi punya ide merancang mobil dengan sistem kemudi otomatis. Mobil masa depan yang bisa mengubah dunia.
Dalam sitkom Silicon Valley, mobil tanpa supir nyatanya bisa jadi masalah baru. Ketika eror, mobil yang auto-pilot itu justru membuat penumpangnya terbawa sampai pelabuhan, terjebak di dalam sebuah kapal, dan berakhir tersesat di sebuah anjungan lepas pantai. Ketika ingin minta tolong, sang penumpang hanya menemukan robot-robot yang bekerja otomatis, tak ada manusia di sana. Horor, bukan?
Tentu ini adalah skenario terburuk dari penggunaan mobil kemudi otomatis. Namun, proses perancangan mobil kemudi otomatis di drakor Start-Up berjalan mulus-mulus saja. Sempat kena retas sih, tetapi bisa ditangani oleh Do-san yang jenius.
Dibantu Do-san yang bucin, Dal-mi bisa mewujudkan mobil impiannya. Maksudnya, mobil impian Dal-mi akhirnya bisa diwujudkan oleh Do-san.
Mungkin Ji-pyeong punya mobil impian banyak orang, tetapi mimpi Dal-mi adalah mobil kemudi otomatis yang tak bisa dibuat oleh Ji-pyeong. Maklum, yang jadi pengembang di Start-Up adalah Do-san, sementara Ji-pyeong hanya investor.
Mobil kemudi otomatis yang dinamakan Tarzan tersebut bisa mengidentifikasi lampu merah dan pejalan kaki yang menyeberang. Bahkan tahu ketika ada kucing lewat, jadi mobilnya berhenti sendiri. Dengan begitu, teknologi di drakor Start-Up ini mampu meminimalisir angka kecelakaan di jalan raya. Termasuk kemungkinan binatang terlindas.
Mungkin, ke depannya, akan dibuat mobilnya bisa berjalan pelan ketika melewati genangan air. Supaya tidak nyiprat ke pejalan kaki di pinggir trotoar yang sedang menunggu angkot.
Mobil Tarzan pun disiapkan untuk ikut tender kota pintar di Korsel. Gara-gara pencapaian Tarzan inilah Do-san memberanikan diri melamar Dal-mi dan Start-Up berakhir happy ending.
Sementara Ji-pyeong? Jadi sadboy. Yeah, setidaknya nangisnya di dalam mobil mevvah.
BACA JUGA BMW E28, Mobil di Film Mission Impossible yang Bikin Kamu Ganteng Seketika dan ulasan mobil bucin lainnya di rubrik OTOMOJOK.