Motor Honda BeAT yang saya beli 2 tahun lalu dengan harga Rp15 juta
Menghadapi kemacetan Jakarta dan sulitnya mencari parkiran mobil, saya sering memakai Honda BeAT untuk bepergian ke berbagai tempat. Saya merasa motor ini memang cocok untuk para lansia yang masih suka mengendarai sepeda motor, yang aktif bekerja hanya jemari tangan. Kaki hanya turun untuk menjaga keseimbangan kala jalan macet atau ada lampu merah.
Orang tua yang punya masalah dengan kaki, terutama lutut, mengendarai motor Honda BeAT adalah jawabannya. Tak usah jalan jauh seperti naik kendaraan umum. Lutut bisa tambah ngilu kalau mesti jalan ganti kendaraan atau jalan jauh ke tempat tujuan. Maka naik BeAT jawabannya. Parkir bisa sampai ke dekat tujuan.
Skuter matik ini sangat mudah dikendarai lansia, terutama yang sudah mulai terbatas ingatan dan geraknya. Seluruh perintah untuk mengendarai motor ada di tangan. Mulai starter, putar gas, menarik rem, lampu, klakson, dan lain-lain, bisa dikendalikan hanya dengan menggerakan jari. Orang yang mulai terbatas untuk mengingat-ingat, dimudahkan karena hanya menggerakkan jari tangan. Seperti main HP deh.
Lansia pasti suka
Motor yang terbilang pendek ini seperti dirancang untuk lansia. Bagi yang sudah ada masalah dengan persendian lutut atau tungkai atau tulang belakang, tak perlu repot-repot harus melangkahkan kaki kanan melewati atas jok. Karena bentuknya skuter, pengendara tinggal menggeserkan kaki kanan, seperti naik mobil Alphard. Tinggal duduk di atas jok. Bedanya, jok lansia di mobil Alphard secara hidrolik mengangkat jok dan menyorongnya ke dalam mobil. Naik BeAT, ya tinggal duduk di atas jok.
Begitu kunci di-on-kan, lampu depan langsung menyala. Ini penting untuk orang tua yang suka lupa menyalakan lampu sehingga sering ditilang polisi. Starter cukup pegang tombol dan tahan rem. Konsentrasi pengendara tinggal bagaimana agar motor jalan.
Ya, putar saja gas di tangan kanan. Tak ada kopling atau mindah-mindah gigi. Tinggal putar gas, wusss! Motor Honda BeAT menuju tujuan. Pengoperasian begitu simpel. Lansia yang sudah mulai berkurang memorinya, tak perlu repot-repot lagi karena pengendaliannya mudah sekali. Kalau sudah jalan tinggal menggerakkan jari dan tangan untuk menaikkan gas dan menarik rem.
Beberapa alasan motor Honda BeAT memang tercipta untuk lansia
Lansia yang sudah tak perkasa, dengan mudah bisa menuntun untuk keluar rumah atau ke tempat parkir ketika mesin belum dihidupkan. Kalau standar samping diturunkan, mesin langsung mati. Maka, lansia tak perlu khawatir lupa mematikan mesin saat meninggalkan motornya di parkiran.
Sepeda motor ini juga dikenal sangat irit. Satu liter bensin Pertamax bisa mengantar saya mengarungi jalan Jakarta sekitar 25 kilometer. Irit bensin itu penting untuk lansia yang sudah tak punya penghasilan lagi.
Selain itu, motor ini juga cocok untuk lansia karena tak bisa lari kencang. Paling nyaman motor itu berjalan dengan kecepatan sekitar 40 kilometer per jam. Ini sesuai dengan cara bermotor orang tua. Soalnya, kalau kencang sedikit, misalnya 60 kilometer per jam, sepeda motor terasa bergetar dan goncangan terasa keras. BeAT seolah mengingatkan bahwa lansia jangan mengebut seperti kala masih muda.
Kaki pengendara benar-benar istirahat. Duduk manis di sadel dengan kaki bertekuk lutut. Sekali-kali harus melangkah manakala kecepatan sepeda motor menurun atau bahkan berhenti. Karena sepeda motor itu kecil, para lansia dengan mudah bisa menurunkan kaki .
Naik motor Honda BeAT terasa seperti naik sepeda listrik. Hanya dengan jari-jemari dan pergeraan tangan sepeda motor sudah melaju atau berhenti sesuai kehendak pengendaranya. Tantu ada syarat yang lebih penting ketimbang kemampuan bersepeda motor. Pengendara mesti sehat mata dan pergerakan motoriknya. Kalau pemandangan sudah tidak jelas, atau keseimbangan terganggu, sebaiknya jangan naik sepeda motor. BeAT hanya cocok buat lansia yang sehat jiwa dan raganya.
Penulis: Margana Wiratma
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Suka Duka Pengguna Honda BeAT Karbu dan pemikiran menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.