MOJOK.CO – Yang namanya Terios itu punya konde. Jadi, buat All New Terios, nggak usah ngaku-ngaku sebagai Terios!
Jika anda adalah seorang pekerja biasa namun ingin membeli sebuah mobil yang terlihat macho dan sedikit anti-mainstream—namun tidak mau Avanza, Daihatsu Terios—yang berkonde—adalah alternatif pertama. Lahir dari rahim Daihatsu dan muncul pertama dengan wujud Taruna, menjadikan Terios sebagai salah satu kampiun SUV termurah di Indonesia bersama kloningannya, Rush.
Memang kita akan sulit membedakan antara keduanya. Ya iyalah, lha wong memang pada dasarnya keduanya sama. Sayangnya, setelah Daihatsu diakuisisi oleh Raja Mobil dunia, Toyota, ia dengan seenak jidat mengambil Terios kemudian dikloning. Meski lahir dari rahim Daihatsu, Terios selalu dinomorduakan. Baik dari harga dan fitur yang dimiliki, Terios selalu berada di belakang Rush. Malang memang nasib Terios, anak asli yang serasa anak tiri.
Terios/Rush adalah The Last Konde Generation sebelum berubah jadi All New Terios yang malah kehilangan nuansa macho-nya. Terios/Rush hadir di sela-sela Avanza dan Innova. Dia pintar mengisi kekosongan di segmen harga di antara kedua MPV tersebut. Sehingga, jadi pilihan yang tepat karena sama-sama memiliki kursi 7 penumpang seperti MPV namun memiliki ground clearence (tinggi bodi ke tanah) yang cukup tinggi ala-ala SUV. Hal ini bakal membuat anda serasa naik Avanza yang diduwurkan. Wkwkwk
Sebagai sopir Terios, saya memang memiliki pandangan tersendiri dengan mobil satu ini. Hampir tiga tahun saya bertugas sebagai sopir keluarga, menjadikan saya sangat merasa menyatu dengan mobil ini. Namun, ada beberapa hal yang mungkin bisa anda pertimbangkan jika anda membeli mobil Terios generasi terakhir ini. Terios terakhir? Iya lah, yang All New Terios bukan Terios. Terios itu berkonde!
Pertama, jika anda suka ngedrift? Hahaha, lupakan saja Ferguso! SUV tidak pernah cocok buat diajak ngedrift. Terios jika diajak ngebut dikit di tikungan, goyangannya sampai terasa ke ubun-ubun. Merinding mau ngguling. Oleh karena itu, jangan pilih Terios jika anda ingin ngedrift. Pilihlah BMW i8 kemudian nge-vlog. Asiyapppp. Woy! Beda segmen gblk!
Kedua, anda suka berpetualang? Nah, hal ini sesuai dengan tagline Terios konde ketika Abang saya membelinya—secara kredit—di dealer, “Sahabat Petualang”. Sudah itu saja. Lalu apa? Anda berharap menaiki Terios dengan pakaian Indiana Jones kemudian mencari harta karun? Atau Si Bolang keliling pelosok Sumba dengan Terios?
Begini, Saudara. Saya sebagai sahabat Terios saja, tidak pernah merasa sebagai petualang. Saya nggak pernah yang namanya pakai topi dan tas warna merah atau baju safari ala-ala Pak Prabowo ketika nyetir. Memang, tagline tersebut sedikit masuk akal jika kita melihat ground clearence dan kondenya. Banjir akan terlewati dengan enaknya, jalanan berlubang macam untumu juga aman terkendali soalnya tinggi, Coy! Tapi, kalau dilihat dari tenaganya? Hmm… Sangat biasa saja, seperti Avanza yang minum Extra Joss. Terios yang manual saja, tiap saya ganti gigi benar-benar harus sabar, apalagi yang matic. Hahaha, sudahlah.
Ketiga, punya anak banyak. Nah, ini nilai penting. Terios memiliki formasi tempat duduk 2-3-2 alias 7 penumpang. Itu kalau normal. Berhubung anggota keluarga saya banyak, Terios bisa muat 9 penumpang dengan formasi 2-4-3. Juga bisa 1-3-3 kalau anda adalah driver Gocar dan yang mesen adalah rombongan yang nggak punya perasaan. Sehingga males duduk di muka karena dikira naik delman istimewa. Jadi, jika anda tipe orang yang sangat family first, Terios tidak perlu diragukan.
Keempat, mobil ini sungguh boros BBM. Ini yang bikin saya nyesek. Terios karena embel-embel SUV-nya dan masih menggunakan mesin yang lawas—dari generasi awal hingga facelift-nya, masih pake mesin itu-itu saja—bisa sangat terasa borosnya jika dibandingkan dengan MPV sekelas harganya. Memilih Avanza lebih tepat jika ingin irit. Mau irit lagi? LCGC. Kurang irit? Ada teknologi namanya mlampah, Maz…
Namun, masalah boros ini, bisa disiasati dengan mematikan AC atau main sabar tadi. Ganti gigi dengan pas dan tentu saja pelan namun pasti, biarkan Pick-up ayam mendahuluimu
Kelima, Terios 2016 ini cuma punya 2 airbag. Keselamatan adalah kunci. Sisanya terserah korporat Daihatsu-Toyota menjadikannya itu safety atau tidak. Dengan hanya memiliki 2 airbag di segala tipe, menjadikan Terios cuma bisa menyelamatkan 2 orang terdepan saja jika terjadi kecelakaan. Yang belakang? Berdoalah sebelum menaikinya. Namun jangan khawatir, semua tempat duduk sudah ada seatbelt yang sangat berguna ketika ada razia polisi.
Keenam, punya konde. Bagi sebagian orang, konde alias ban serep nempel di belakang adalah sebuah simbol ke-macho-an. Mobil-mobil kekinian selalu malu memperlihatkan ban serepnya karena kebanyakan justru ditaruh di bawah atau bagasi belakang. Terios adalah salah satu legenda mobil tangguh di Eropa karena memang di sana ada versi 4×4 yang benar-benar untuk off road. Oleh karena itu, style konde ala-ala off road selalu dipertahankan. Ketika saya melihat All New Terios yang kondenya sudah diamputasi itu, saya curiga dia terkena pergaulan bebas.
Ketujuh, kemampuannya yang lumayan untuk off road. Sejujurnya tak ada mobil off road yang tidak 4×4. Okelah jika Terios dibawa off road ringan. Mobil 4×2 ini lumayan lagi untuk menembus area jalan desa yang belum tersentuh dana desa. Pengalaman saya dengan Terios ini, ternyata sanggup untuk menembus jalanan menuju pantai tersembunyi di Pacitan. Jadi ya lumayanlah, Insyaallah setrong.
Tapi jangan sekali-kali dibawa ke area berlumpur, ya. Saya pernah punya pengalaman sekali masalah ini, salah satu ban belakang kejeblos lumpur cukup dalam. Tak ada yang bisa diperbuat kecuali merenung dan berharap Si Terios berubah jadi Rubicon. Dan, doa saya pun terjawab. Bukan, bukan jadi Rubicon dan ini juga bukan cerita inspiratif. Saya dibantu warga sekitar untuk mengangkat ban mobil naik ke aspal lagi.
Terakhir, harganya yang cuma setengah dari Pajero atau Fortuner. Hehehe.