Sumarsih merupakan seorang ibu asal Yogyakarta yang kehilangan anak sulungnya, Wawan, pada tahun 1998. Wawan adalah seorang aktivis mahasiswa dari kampus Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta yang tewas tertembak oleh aparat keamanan pada masa Orde Baru.
Setelah hilangnya Wawan, Sumarsih memulai perjuangan panjang untuk mencari keadilan dan mengungkap kebenaran di balik penculikan dan pembunuhan anaknya. Ia menghadiri persidangan, mengajukan gugatan hukum, dan terus menyuarakan tuntutannya kepada pemerintah.
Sejak 2007, Sumarsih menginisiasi Aksi Kamisan, sebuah aksi damai yang rutin digelar setiap hari Kamis di depan Istana Negara, Jakarta. Aksi ini diikuti oleh keluarga korban pelanggaran HAM lainnya dan para aktivis. Dalam Aksi Kamisan, para peserta mengenakan pakaian hitam dan membawa foto-foto orang yang hilang atau dibunuh. Mereka menuntut pengungkapan kebenaran, penuntutan pelaku, dan pemulihan hak-hak korban.
Selama bertahun-tahun, Sumarsih dan Aksi Kamisan terus berjuang untuk keadilan. Mereka telah menghadapi berbagai rintangan, termasuk intimidasi dan kekerasan. Namun, mereka tidak pernah menyerah dan terus menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah.
Episode Jasmerah kali ini mencoba merunut lagi seperti apa kronologi dan proses mencari penanggung jawab kematian sang putra Ibu Sumarsih dalam Tragedi Semanggi II. Sudah sejauh apa upaya yang dilakukan oleh pemerintah? Intrik-intrik apa saja yang terjadi selama pengungkapan kasus ini? Simak kisah selengkapnya dengan menonton video di atas.