Pada akhir tahun lalu saya kembali mencemplungkan diri ke dalam kolam fangirling KPop setelah delapan tahun hiatus. Dengan luwes saya menonton semua music video mereka di YouTube. Saya berteriak-teriak setiap yang bersangkutan mengunggah foto di media sosial. Selain itu, sepekan sekali saya meluangkan waktu untuk menertawai “perang” penggemar antargrup di Twitter.
Rasanya seperti melewati jalanan yang dulu akrab dilalui, tapi dengan beberapa bangunan baru di kanan-kiri. Ritme kegiatan menyayangi mas-mas Koreanya, sih, masih sama, tapi ada cukup banyak perubahan yang sempat bikin saya tercengang.
Itu juga yang akhirnya mengantarkan saya pada istilah parasocial relationship. Ini adalah sebuah teori yang menjelaskan bentuk hubungan “satu arah” di mana satu pihak akan menginvestasikan lebih banyak energi emosional, ketertarikan, dan waktu. Sementara pihak kedua sama sekali tidak menyadari eksistensi pihak pertama tersebut. Waduh, ini kayak level berikutnya dari cinta bertepuk sebelah tangan, ya.
Semua orang yang menjadi penggemar suatu hal pasti pernah tiba di titik hubungan parasosial. Dalam industri ini, semua KPopers pun pasti mafhum bahwa idolanya tidak hanya menjual musik dan stage performance, tapi juga persona dari para idol itu sendiri. Melalui interaksi-interaksi yang diinisiasi oleh para idol lewat vlog, live streaming, dan berbalas komentar di media sosial, para penggemarnya jadi dapat “gambaran” tentang kepribadian sang idola.
Mau itu sungguhan kepribadian mereka atau hanya untuk keperluan pekerjaan saja, itu masalah nomor dua. Yang penting, para KPopers merasa mengenal idol mereka sedemikian rupa meskipun yang bersangkutan tidak pernah menyadarinya.
Salah satu yang membuat saya cukup terkesima dari gaya fangirling KPopers masa kini adalah kehadiran aplikasi Lysn dan fitur Dear U Bubble yang ditawarkannya. Inovasi yang dicetuskan agensi SM Entertainment ini membuat para penggemar yang rela mengeluarkan ongkos sebesar Rp75 ribu berhak mendapat satu tiket untuk berlangganan pesan dari satu idol selama 30 hari. Selama berlangganan, para penggemar juga dapat mengirimkan pesan yang dapat dibaca langsung oleh sang idol.
Penawaran ini begitu menggiurkan sebab Dear U Bubble adalah satu-satunya fitur yang semuanya berada di bawah kendali sang idol tanpa “makelar” apa pun, termasuk manajer atau admin media sosial. Semua pesan, foto, dan video yang dikirimkan lewat fitur ini bersifat real time dan langsung ditekan oleh jempol sang idol itu sendiri. Bentuknya pun persis menyerupai aplikasi berkirim pesan pada umumnya. Jadi, rasanya memang betul-betul seperti sedang mengobrol dengan pacar sendiri. Apalagi kalau si idol tiba-tiba mengirimkan selfie jam dua pagi dengan pesan, “Aku tidak bisa tidur.”
Kalau merasa tidak sanggup mengeluarkan Rp75 ribu sebulan, memang bisa jadi terasa boncos, sih. Apalagi kalau bias, member favorit kamu dari suatu grup, ada lebih dari satu. Bayangkan kamu adalah penggemar NCT—yang membernya berjumlah 23 orang—dan suka banget sama semuanya. Rp75 ribu dikali 23 itu berapa, ya? Banyak, deh, pokoknya. Mungkin bisa buat bayar kos dua bulan, kali. Untuk menanggulangi hal tersebut, fangirling masa kini juga punya jurus jitu, yakni menggunakan aplikasi fake chat untuk menciptakan sendiri ruang obrolan imajinermu dengan sang bias.
Kalau membicarakan budaya populer, kita tidak bisa tidak membahas aktivitas memproduksi fanfiksi. Kegiatan yang satu itu memang tidak bisa dilepaskan dari fan-culture produk budaya populer apapun, termasuk tentu saja KPop. Jika dahulu fanfiksi biasanya terbatas pada bentuk teks, kini kehadiran aplikasi fake chat membuat kegemaran menulis fanfiksi bisa disalurkan lewat membuat chat bohong-bohongan dengan sang bias. Lebih canggih lagi, kini sang bias seringkali diberi nama “lokal” dan ditulis selayaknya mas-mas Indonesia pada umumnya.
Saya jadi ingat satu cerita. Suatu hari seorang teman bertanya tentang identitas mas-mas misterius yang fotonya saya pajang menjadi wallpaper ponsel. Dalam foto itu, hanya tampak profilnya saja dari samping di tengah dedaunan yang merimbun. Karena sudah lama tidak bertemu, ia jadi menuduh mas-mas tersebut sebagai pacar baru yang tidak saya umumkan di mana-mana. Setengah asal dan setengah iseng, saya mengiyakan tuduhannya. “Namanya Jeje, anak HI UGM,” lanjut saya.
Baru setelah ia bertanya-tanya si Jeje ini anak angkatan berapa dan kami bertemu di mana, saya ketawa dan bilang kalau itu sebetulnya adalah foto Jae Hyun, seorang member NCT. Responnya, seperti yang sudah saya duga, adalah menarik napas panjang dan menepuk-nepuk bahu saya. “GWS, ya,” katanya.
Seperti yang mungkin sudah kalian perkirakan, saya pun turut menggunakan aplikasi fake chat untuk menulis kisah bersama si Jeje. Isinya sebetulnya biasa saja, tidak jauh-jauh dari kehidupan berkasih-kasih ala mahasiswa ketika kuliah. Kami berangkat bareng ke kampus, pergi kencan ke gereja di hari Minggu, dan saling cemburu tidak jelas supaya ceritanya tidak mulus-mulus amat. Aduh, kalau teman saya tahu, pasti ia akan langsung menyetelkan kompilasi “Ahmad Dhani Bilang GWS Selama Sepuluh Jam” di sebelah telinga saya.
Meskipun demikian, saya dan teman-teman sesama KPopers sebetulnya sadar betul kami adalah tikus-tikus di jebakan keju raksasa industri hiburan. Pengetahuan bahwa kami menelan bulat-bulat semua indikator hubungan parasosial itu tidak membuat kami jadi ingin berhenti, melainkan menertawai saja semua kisah-kasih dengan pacar-pacar imajiner itu.
Yang pasti, kami sebagai KPopers juga jadi tahu bahwa hubungan parasosial berarti menandakan adanya juga patah-hati parasosial. Ini adalah masa-masa getir ketika kesibukan, keseruan, dan tidak jarang cem-ceman di dunia nyata akan menjadi lebih menarik dari yang biasa ditawarkan pacar-pacar imajiner tersebut. Mumpung masih bisa menyayangi mereka sedemikian rupa, dinikmati dulu saja, ya~
Getirnya Mahasiswa Kedokteran Hewan yang Menghilangkan Peliharaan Klien
Generasi Permen Karet Menyebalkan di Organisasi Kampus
Bukan LSM atau Start-up, Kerja di Pemerintahan yang Paling Enak
Balada Dinda-Dinda yang Punya Resting Bitch Face
Canlı Sonuçlar Bugünkü Canlı Maç Sonuçları, Dünkü İddaa Sonuçları İddaa Com’d
Official Web-site Do Cassino On-line Pin Up Sign In E Registr
Online Casinos Sydney 2024 » +80 Best Aussia Online Casino Site
Mostbet Türkiye: Resmi Site, Kayıt, Bonus 5 673 Giriş Yapma