Rasanya Wisuda di Mal, Perayaan Kelulusan Mahasiswa dengan Nuansa Kondangan

Ilustrasi wisuda di mal (Mojok.co)

Saat kampus belum punya gedung yang memadahi, pelaksanaan wisuda berlangsung di gedung sewaan. Uniknya, ada yang berlangsung di pusat perbelanjaan yang membuat mahasiswa merasa sedang cari hiburan atau kondangan.

***

Wisuda adalah momen yang cukup sakral bagi mahasiswa. Seremonial penanda kelulusan yang umumnya terlaksana di salah satu gedung kampus. Seremonial bernuansa akademik.

Namun, tidak semua mahasiswa bisa merasakan euforia wisuda di kampusnya sendiri. Pasalnya, beberapa kampus memang belum punya gedung yang memadahi untuk melaksanakan acara dengan ribuan peserta.

Bahkan, ada kampus yang rutin menggelar wisuda di mal. Pada hari sakral itu, mereka harus berdesak-desakan menaiki eskalator melewati berbagai gerai belanja yang biasanya mereka kunjungi saat akhir pekan.

Salah satunya Khairunnisa Afidayani (23), yang pada September 2023 lalu baru lulus dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Prosesi perayaan kelulusannya berlangsung di Sleman City Hall (SCH), sebuah pusat perbelanjaan besar di Sleman.

“Ini kaya mau belanja ke mal. Bedanya pakai kebaya dan rombongan bareng keluarga besar,” kelakarnya saat saya ajak berbincang Senin (27/11/2023) malam.

Nisa merupakan alumnus Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Ia menimba ilmu di kampus yang terletak di Godean, Sleman itu sejak 2019 silam. Sejak awal ia tahu bahwa kampusnya memang belum punya gedung yang memadahi untuk pelaksanaan acara besar sehingga menyewa gedung di luar kerap jadi pilihan.

Orang tua kaget wisuda kok berlangsung di pusat perbelanjaan

Sebenarnya, wisuda akbar periode sebelumnya berlangsung di pusat perbelanjaan juga. Tepatnya di J-Walk Mal. Namun, kondisi mal itu memang sudah sepi. Gerai-gerai sudah kosong dan sebagian ruang justru sudah beralih menjadi kantor.

“Kalau yang periodeku itu benar-benar di mal aktif. Jadi ya pengunjung biasa itu berseliweran saat kami menuju ballroom untuk wisuda,” kenangnya.

Nisa mengaku justru kasihan dengan orang yang mengunjungi mal tepat saat acaranya berlangsung. Pasalnya, hampir seluruh sudut pusat perbelanjaan itu penuh dengan pendamping mahasiswa. Bayangkan, peserta wisudanya sekitar 1000 mahasiswa, setiap mahasiswa setidaknya membawa tiga orang keluarga.

“Mereka yang ke mal hari itu pasti nggak tahu kalau ada acara seperti ini,” ujarnya tertawa.

Momen itu juga jadi hal yang di luar dugaan orang tua. Nisa punya kakak yang berkuliah di UPN Veteran Yogyakarta. Prosesi wisudanya berlangsung di salah satu gedung dalam kompleks kampus. Sehingga, hal ini jadi pengalaman baru bagi kedua orang tuanya.

“Orang tua agak kaget. Ya semata-mata karena dulunya dia datang wisuda anaknya ya di area kampus,” tuturnya.

Meski kaget, tentu saja keduanya tetap bahagia lantaran anaknya bisa menjadi sarjana. Lulusnya tepat waktu pula.

Wisuda menjadi momen penting bagi mahasiswa (MD Duran/Unsplash)

Nuansa akademik tidak terasa tapi tetap bersyukur

Buat Nisa, pengalaman wisuda itu memang kurang ideal. Kalau mahasiswa kampus besar bisa merasakan momen kelulusan dengan nuansa akademik, foto di spot-spot yang identik dengan identitas kampusnya, ia justru di tengah kepadatan pusat perbelanjaan.

Saat hendak memasuki ruang acara, ia harus mengantre di eskalator karena peserta wisuda tidak diperkenankan mengakses lift. Antrean ribuan mahasiswa mengenakan jas dan kebaya di pusat perbelanjaan pun jadi pemandangan yang unik.

“Antre di eskalator. Bergantian biar nggak ambrol,” ujarnya terbahak.

Belum lagi, saat keluar dan masuk bangunan. Kepadatan terjadi di tempat parkir basement yang pengap.

Namun, menurutnya ini memang langkah paling tepat. Pasalnya kampusnya memang kecil, tidak banyak ruang untuk agenda-agenda besar.

“Bersyukur juga bisa wisuda gratis di tempat yang layak meskipun ya agak unik. Ya karena Poltekkes ini negeri jadi nggak ada biaya tambahan sama sekali. Sudah dapat fasilitas yang lengkap,” jelasnya.

Selesai prosesi, mereka juga tidak perlu bingung mencari tempat singgah bersama keluarga. Ada gerai kopi, kuliner, yang bisa langsung mereka sambangi untuk mengganjal perut dan bercengkerama.

Kelulusan rasa kondangan

Pengalaman serupa juga dialami beberapa mahasiswa perguruan tinggi wasta yang sebenarnya cukup besar di Jogja tapi belum memiliki gedung memadahi di kompleks kampusnya. Beberapa di antaranya Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) hingga Universitas Amikom.

Andra (23) misalnya, mahasiswa UTY yang sedang menjalani semester akhir ini justru mengaku senang karena wisudanya biasa berlangsung di mal. Alasannya sederhana, menurutnya tempat itu lebih estetik ketimbang kampusnya.

“Kalau aku jujur malah bayanginnya lebih suka di luar kampus. Apalagi di ballroom mal gitu. Kaya buat foto-foto lebih mewah,” ujarnya.

Namun, ia mengakui ada rekannya yang sesekali mengeluhkan kondisi itu dengan keluhan bernada canda. “Ya ada yang bilang wisuda di ballroom seperti mantenan atau kondangan,” kelakarnya.

Seperti Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, UTY juga beberapa kali mengadakan wisuda di SCH. Sementara kampus lain seperti Universitas Amikom sering mengadakan acara kelulusan mahasiswa dengan menyewa sebuah gedung pertemuan di Jalan Magelang.

Terlepas dari keragaman cara pelaksanaan dan tempat berlangsungnya acara, wisuda merupakan momen yang dinanti. Bukan hanya bagi para mahasiswa, melainkan juga para orang tua yang ingin melihat anaknya menggunakan toga menyandang gelar sarjana.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sungguh-sungguh Terjadi di UNY, Mahasiswa Undang Orang Tua Datang Wisuda, Padahal Belum Lulus

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version