Duka Jasa Sewa Pacar: Dari Pelecehan, Baper, hingga Diajak Menikah Pelanggan

Duka Jasa Sewa Pacar: Dari Pelecehan, Baper, hingga Diajak Menikah Pelanggan. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Tingginya keinginan orang ingin punya pacar untuk pergi ke sebuah acara atau keperluan, membuat jasa sewa pacar kewalahan menerima permintaan. Menghadapi pelanggan yang bawa perasaan (baper) juga bukan perkara mudah.

Mojok berbincang dengan pacar sewaan sekaligus pemilik jasa sewa pacar tentang lika-liku usahanya tersebut.

***

Jasa sewa pacar, kata Mutia (25), prinsipnya adalah berpura-pura menjadi seseorang yang klien inginkan. Mutia, harus terbiasa menjadi sosok yang tepat bagi setiap pelanggan yang menyewa jasanya. Meski kadang harus mendapat perlakuan kurang mengenakkan.

Perempuan yang tinggal di Jakarta ini mengaku mulai menawarkan jasa sewa pacar sejak November 2022 silam. Lewat media sosial, ia mendapatkan pelanggan pertama yang dengan karakter yang tak terduga.

Saat itu, ia membuat janji temu dengan pelanggan di sebuah mal. Tema kencan mereka saat itu adalah movie date alias menonton film bersama. Lelaki yang menyewa jasanya masih berusia dua puluh tahun. 

Awalnya kencan mereka memang berjalan normal. Mutia aktif membuka obrolan untuk mencairkan suasana sebelum masuk ke studio. Namun, ia tak menyangka kalau lelaki yang lebih muda darinya ini menginginkan lebih dari sekadar gandengan dan merangkul.

“Memang sebenarnya jasa ini menawarkan servis untuk gandengan tangan dan merangkul,” katanya.

Namun, ketika dua hal itu sudah ia berikan, tiba-tiba lelaki itu melakukan gerakan yang mengagetkan. “Tangan dia itu sengaja mengarah untuk nyentuh ke bagian atasku,” keluhnya. Sontak, Mutia pun reflek menjauhkan badannya. Beruntung, sang lelaki langsung paham dan tak melanjutkan perbuatannya.

Kesan buruk saat pertama kali terjun ke lapangan tak membuat Mutia berhenti. Menurut perempuan bertinggi 165 cm ini potensi pasar jasa tersebut begitu besar. Sayang jika tidak ia garap secara maksimal.

Akhirnya ia mulai lebih menegaskan aturan saat melayani pelanggan. Lokasi kencan pun harus yang aman dan dekat dengan keramaian.

Beruntung, Mutia mengaku setelah pengalaman pertama itu ia bertemu dengan sosok-sosok lelaki yang lebih baik. Pelanggan-pelanggan itu lebih teredukasi tentang jasa dan batasan-batasannya. Sehingga perempuan ini pun bisa lebih tenang saat terjun ke lapangan.

Jasa sewa pacar punya peminat yang besar

Metode pemasaran lewat Twitter ternyata mendatangkan banyak perhatian. Banyak peminat yang menghubungi sampai Mutia kewalahan. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat sebuah agensi untuk memenuhi kebutuhan pasar itu. 

Mutia mendirikan agensi jasa sewa pacar setelah melihat peluang pasar yang cukup besar. 

Agensi itu juga membuat para penjaja jasa ini bisa lebih mendapat pengawasan. Sehingga dapat meminimalisir pengalaman seperti yang Mutia alami saat pertama kali berhadapan dengan klien.

Agensi jasa sewa pacar itu ia beri nama Kumiko. Nama yang kental dengan nuansa Jepang. Tak heran, sebab jasa sewa pacar memang awalnya populer di Negeri Sakura. Agensi ini mulai mengudara pada Februari 2023 silam.

“Memang umumnya, jasa sewa pacar di Indonesia ini pakai nama-nama ala Jepang gitu,” katanya, Senin (17/4).

Kumiko, kata Mutia, memiliki arti anak perempuan. Namun, juga bisa bermakna seseorang yang selalu dinantikan. 

“Poin utamanya, aku pengin jasa ini bisa menyasar semua kalangan,” terangnya.

Awalnya, ia mengajak kenalan yang memang sudah menawarkan jasa ini. Mereka semua berasal dari wilayah Jabodetabek. Ada pula talent lelaki berdomisili di Balikpapan pada masa awal Kumiko berjalan. Untuk jasa sewa pacar lelaki, menurut Mutia, peminatnya lebih sedikit.

“Tapi tetap ada kok peminatnya. Jadi kami tetap sediakan talent laki-laki,” katanya.

Kumiko bahkan menawarkan jasa sewa keluarga. Terkadang, seseorang butuh figur orang tua untuk berbagai keperluan. Misalnya untuk menemani berkenalan dengan keluarga pasangan. 

Jasa sewa pacar ini menawarkan dua kategori kencan yakni daring dan luring. Kumiko menawarkan sistem bagi hasil antara talent dengan agensi. Setiap pelayanan, agensi akan mendapat komisi sebesar 20 persen. 

Tarif pacar sewaan per jam

Sebagai pendiri sekaligus salah satu yang paling berpengalaman, jasa Mutia tergolong lebih mahal. Tarif satu jam untuk kencan luring berada di angka Rp150 ribu dan tarif maksimal untuk tujuh jam seharga Rp700 ribu. 

“Tapi nantinya juga akan aku ubah, kalau ada talent paling top dalam suatu pekan, aku coba naikkan harganya,” katanya.

Pada April 2023 lalu, cuitan Mutia viral di Twitter. Ia menceritakan pengalamannya mendapat pelanggan yang temperamen. Setelah menyewa, ia melampiaskan kekesalannya lantaran tak bisa mendapat pasangan yang permanen.

“Kalau ketemu yang begitu memang bikin pusing,” kata Mutia tertawa kesal.

Kalau pakai jasa pacar sewaan, nggak boleh baper. Jasa sewa pacar. MOJOK.CO
Kalau pakai jasa pacar sewaan, nggak boleh baper. (Ilustrasi Mojok.co)

Sejak cuitannya viral, bukan hanya permintaan menyewa jasa yang membludak. Orang-orang yang ingin mendaftar jadi pacar sewaan juga memenuhi kotak masuk berbagai media sosial Kumiko.

“Sampai lebih dari seratus orang yang mau mendaftar,” ujarnya heran.

Banyaknya pendaftar membuat Mutia dan timnya harus selektif. Kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik adalah hal paling utama. Di samping penampilan yang menarik.

Mutia mengaku punya pekerjaan dengan terkait relasi dengan manusia. Ia enggan menyebutkan lebih detail tentang profesi tersebut. Namun menurutnya, pekerjaan itu menjadi modal penting saat menjadi pacar sewaan.

“Kalau ketemu ya aku langsung nanya kabar. Berusaha dekat dan mencairkan suasana,” tuturnya.

Bukan perkara mudah, biasanya justru para penyewa yang kikuk dan kaku. Mereka kaget bisa bertemu orang asing yang tiba-tiba seolah dekat. Namun, para pacar sewaan ini harus terus berupaya membangun suasana.

Jasa ini juga menawarkan beragam mode karakter. Setiap talent punya penawaran karakter yang berbeda-beda. Sebab kebutuhan klien pun beragam. Ada yang ingin pacar sewaan dengan karakter obsesif yang berlaku seolah begitu mengejar-ngejar pasangannya.

Paling menantang saat datang ke kondangan

Jasa sewa pacar menjadi andalan untuk beragam keperluan. Mulai dari menemani sepi di waktu senggang hingga jadi teman untuk kondangan. Ketika diminta menemani kondangan, ia harus melakukan banyak improvisasi. 

“Kondangan itu memang yang paling menantang. Tapi bayarannya sama saja karena hitungannya kan per jam,” katanya.

Saat hendak datang ke hajatan, terkadang pelanggan dan penyedia jasa tak banyak melakukan koordinasi. Para pacar sewaan ini harus langsung nyambung dengan para tamu, terutama kerabat, dari penyewa jasa.

Mutia pertama kali datang ke kondangan pada akhir 2022 lalu. Saat masuk bersama di sebuah gedung yang terletak di Tangerang itu, ia langsung berusaha berbincang dengan teman dari lelaki yang sedang didampinginya.

“Aku berlagak seolah tanya-tanya tentang pacarku ini. Jadi aku kaya bener-bener suka dan lagi penasaran seperti apa pacarku di mata temannya,” ujarnya.

Bagi pacar sewaan, paling menantang kalau dapat klien yang ngajak kondangan. (Ilustrasi Mojok.co)

Terkadang orang-orang yang ia ajak berbincang ini sudah berkeluarga. Sehingga justru ia malah mendapat wejangan tentang pernikahan. 

Lebih menantang lagi saat Mutia harus menemani ke pernikahan keluarga. Sang lelaki penyewa jasa akan mengenalkannya pada saudara-saudara terdekat. Ia pun harus berperan lebih maksimal pada momentum ini.

Pertanyaan-pertanyaan yang datang kepada Mutia akan cukup mendalam. Ia harus menjawab pertanyaan, “Sudah pacaran sejak kapan?”, “Gimana rencana kalian ke depan?”, dan beberapa pertanyaan tentang hubungan lainnya.

“Ya pastinya aku bohong dong. Tapi gimana caranya supaya terlihat antusias,” terangnya.

Jawaban yang paling umum ia lontarkan adalah, “Aku juga penginnya segera nih. Minta doanya ya.”

“Memang momen disewa untuk kondangan nikahan keluarga emang paling ‘wow’ buatku,” kelakarnya.

Beban hinaan hingga menghadapi ajakan menikah

Namun bagi Mutia, menghadiri kondangan tak seberapa berat ketimbang menghadapi hinaan tentang pekerjaan sampingannya ini. Terkadang, banyak yang mengasosiasikan pacar sewaan dengan prostitusi.

Saat cuitannya viral misalnya, banyak komentar pedas yang menganggap sewa pacar sama dengan jual badan. Sesekali Mutia coba menanggapinya. Namun, lebih sering ia coba abaikan. 

“Dari pertama memasarkan jasa ini sudah sering banget menerima anggapan begitu,” curhatnya.

“Untung aku nggak terbawa perasaan. Aku bodo amat sih orangnya. Cacian orang di media sosial nggak masalah yang penting lingkungan terdekatku nggak mandang begitu,” imbuhnya.

Tantangan memang datang dari luar dan dalam. Saat banyak orang mencaci di media sosial, para pacar sewaan ini juga berjibaku dengan beragam karakter dan tuntutan pelanggan.

Terkait cuitannya yang viral dengan lebih dari dua juta penayangan, Mutia bercerita kalau pelanggannya itu menuntut talent untuk jadi pacar sungguhan. Sang lelaki itu curhat kalau teman-temannya minimal pacaran enam bulan. Sedangkan ia hanya bertahan hitungan jam dengan pacar sewaan.

“Baper begitu memang repot. Bahkan nih, ada yang ngajak aku nikah,” katanya tertawa.

Mutia menerangkan kalau pelanggan Kumiko kebanyakan berumur 25-28. Usia yang menurutnya matang untuk seorang lelaki. Terlalu nyaman dengan pacar sewaan membuat mereka terbawa perasaan. Hingga ajakan menikah pun terlontar.

“Ya aku sendiri belum kepikiran mau menikah,” tutur Mutia.

Sebagai manusia, Mutia pun mengaku bahwa dirinya juga pernah terbawa perasaan dengan pria yang menyewa jasa. Sekali misalnya, ia bertemu dengan lelaki asal Jogja yang sedang bekerja di Jakarta. Lelaki itu punya pekerjaan yang cukup menjanjikan. Perlakuannya juga baik pada Mutia.

Rasanya begitu sempurna. Namun, Mutia mengaku berusaha menahan rasa ingin menjalin cinta. Ia juga pernah jatuh hati pada seorang programmer yang menyewa jasanya. Lagi-lagi ia harus berusaha professional dalam menjalankan jasa ini.

“Kalau yang kedua itu karena kebetulan sejalan malah aku ajak gabung Kumiko. Bantu-bantu rencana mengembangkan platform,” kenangnya.

Komitmen tak punya pasangan selama jadi pacar sewaan

Memiliki hubungan spesial dengan pelanggan dapat mengganggu kerja pacar sewaan. Mutia meyakini hal itu sehingga ia menerapkan aturan bahwa setiap talent di Kumiko harus melajang.

“Aku nggak punya pasangan. Aku sepakat sama anak Kumiko kita nggak boleh ada yang punya pasangan,” tegasnya.

Hal itu juga berlaku untuk klien. Saat pertama hendak menyewa, admin akan menanyakan apakah mereka punya pasangan. Dikhawatirkan, jika klien sudah punya pacar, para talent berpotensi terjebak konflik.

“Ya untuk menghindari sebutan perebut lelaki atau perempuan orang,” ujar Mutia.

Di samping menghindari persoalan-persoalan itu, belakangan para pacar sewaan di Kumiko ini memang sedang mencoba mengimbangi tingginya permintaan. Saat kami berbincang, Kumiko sudah punya delapan talent yang terdiri dari enam perempuan dan dua lelaki.

Mutia menuturkan bahwa talent-talent ini punya pekerjaan utama sehingga jasa sewa pacar menjadi sampingan. Ke depan, ia mempertimbangkan untuk merekrut dari kalangan mahasiswa. Supaya lebih punya banyak waktu luang. 

Lebih dari satu jam berbincang dengan Mutia membuat saya sadar. Perempuan ini memang lihai dalam membangun perbincangan. Wawancara saja membuat nyaman, apalagi berbincang tentang hidup sehari-hari. 

“Kak Mutia, ternyata kita seumuran,” kata saya bercanda.

“Eh, jangan-jangan kita..,” jawabnya mengambang. Tawa kami pecah di sambungan telepon.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Saya Membayar Pacar Virtual untuk Memanggil Saya Sayang dan tulisan menarik lainnya di kanal Liputan.

 

Exit mobile version