Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Merekam Skena, Membaca Kota Lewat Musik

Purnawan Setyo Adi oleh Purnawan Setyo Adi
8 April 2023
A A
Beranda Liputan Seni
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Rekam Skena adalah sebuah ikhtiar untuk mendokumentasikan kultur musik di sebuah kota pada periode tertentu. Semangatnya adalah pengarsipan. Menjaga memori agar tak hilang begitu saja. Bagaimana program ini bermula? Berikut ini kisahnya.

***

Raungan musik rock terdengar dari sebuah rumah sederhana yang disulap jadi tempat gig. Tanpa sekat. Puluhan anak-anak muda tampak menikmati sebuah konser yang sangat intim. Saya langsung teringat dengan video klip “1979” milik Smashing Pumpkins. Saat band asal Chicago tersebut ngeband di sebuah pesta rumahan.

Kolektif 7Days Off berhasil mengabadikan peristiwa itu dengan baik melalui dokumenter “Tuhan, Masukkan Aku dalam Skena”. Mereka merekam tren gigs rumahan di Jogja periode 2015-2018. Pertunjukkan musik ini bisa berlangsung di mana saja. Kafe, rumah, ruang kosong, dll. Gerakan ini mirip seperti kultur college rock yang pernah menghiasi Amerika Serikat dan Kanada dekade 1980 dan 1990-an.

Motor dari gig rumahan di Jogja saat itu ada tiga kelompok. Mereka adalah Terror Weekend, Sekutu Imajiner, dan Ruang Gulma. Kisah ketiganya membuat pertunjukkan musik yang intim itu tersaji dengan apik lewat dokumenter garapan Gilang Rabbani dan Amanda Putri Amalia.

Dokumenter “Tuhan, Masukkan Aku dalam Skena” adalah satu dari 5 karya dokumenter program Rekam Skena milik iKonser. Selain dokumenter karya 7Days Off, karya lainnya adalah  “Yogyakarta Magnetnya Rockabilly”. “Oi! Ini Skinhead Jogja!”, “Di Balik Lantai Dansa”, dan “Knock Knock! Yer Blues Here”. Semunya merupakan hasil proses panjang selama 5 bulan dalam program tersebut.

Baca Juga:

Shaggydog: Sebuah Dunia yang Dibangun dari Persahabatan dan Kerja Keras

Shaggydog: Sebuah Dunia yang Dibangun dari Persahabatan dan Kerja Keras

18 November 2025
saemen fest 2025 mojok.co

Menanti Kolaborasi Jenny dan Majelis Lidah Berduri di Saemen Fest 2025

29 Oktober 2025

Nggak hanya tentang musik

“Rekam Skena itu nggak hanya ngomongin musik. Tapi membaca masyarakat di era tertentu lewat kacamata mereka sendiri. Hanya saja teropongnya menggunakan musik,” Ujar Kiki PEA sambil menyeruput teh hangat di sebuah Angkringan daerah Pogung, Selasa (21/3/2023).

Malam itu, Mojok berbincang dengannya untuk mengetahui lebih jauh mengenai program pendokumentasian musik ini. Kiki PEA merupakan salah satu penggagas program Rekam Skena.

Edisi perdana program ini fokus tentang kultur musik di Yogyakarta. Temanya macam-macam. Rockabilly, Skinhead, EDM, Blues, dan College Rock.

Kiki mengakui bahwa karya-karya tersebut hasilnya diluar dugaan. Selain secara sinematografi kualitasnya mumpuni, 5 dokumenter tersebut juga mampu memotret geliat anak muda di Kota Jogja pada era tertentu.

Padahal, semua peserta yang menggarap karya tersebut merupakan hasil open submission yang iKonser lakukan. Proses ini berdampingan dengan ajang pencarian band “Musik Tanpa Batas”. iKonser mencari beberapa band potensial di wilayah regional Telkom untuk manggung di Prambanan Jazz dan Jogjarockarta.

“Nah, yang waktu program pencarian band di DIY dan Jateng itu terpikir untuk bikin sesuatu yang lebih dari itu,” ucap Kiki.

“Kalau cuma nyari band sebetulnya biasa. Akhirnya kita bikin aktivasi lain. Waktu itu saya secara personal abis menang pitching Danais untuk membuat film dokumenter sejarah sinema indonesia yang bermula di Jogja dengan judul YK 48,” imbuhnya.

Selain itu, ia mengakui bahwa program pengarsipan musik ini terinspirasi dari project AKUMASSA milik Forum Lenteng. AKUMASSA adalah program pendidikan dan pemberdayaan media komunitas. Kiki sempat terlibat dalam program tersebut.

Iklan

“Kita ke daerah, ketemu komunitas, dan memfasilitasi mereka untuk bercerita tentang daerah mereka. Itu mulai dari Padang, Surabaya, Cirebon, Blora, dll,” ucapnya.

“Pengalaman AKUMASSA dan pembuatan film YK 48 inilah yang aku kawinin di program Rekam Skena,” tegas Kiki.

Pentingnya dokumentasi

Lebih jauh lagi, kiki bercerita bahwa sebagian besar peserta bukan berasal dari filmmaker. Tapi semuanya punya kemampuan dasar teknis memegang kamera dan mengolah gambar.

“Mereka punya skill tapi ngga pernah bikin sesuatu yang bernarasi. Di situ lah aku butuh Anggun dan Alvin Yunata sebagai fasilitator,” ucap Kiki.

FYI, Anggun yang dimaksud adalah Anggun Priambodo. Ia adalah sutradara sekaligus seniman visual dari Jakarta. Sementara Alvin Yunata merupakan perintis Yayasan Irama Nusantara dan pembuat film dokumenter “Gelora Magnumentary: Saparua”, film dokumenter yang bercerita tentang pergerakan musik rock dan metal di Bandung.

rekam skena mojok.co
Alvin Yunata (kiri), Anggun Priambodo (tengah), dan Kiki PEA (kanan)

Anggun dan Alvin mendampingi penggarapan lima dokumenter Rekam Skena selama 5 bulan. Menurut keduanya program ini menjadi tonggak dan pemantik kultur lain untuk melakukan perawatan arsip atau hal serupa.

“Adanya proyek yang dikerjakan perseorangan seperti ini jarang dilakukan di kultur musik. Jadi ini dapat menumbuhkan kesadaran baru akan pentingnya dokumentasi,” ungkap Anggun.

Proses mentoring selama proses pembuatan dokumenter dilakuka secara online. Namun, Anggun menegaskan bahwa para peserta memiliki semangat begitu besar meski hanya diberikan waktu penggarapan yang singkat.

“Harusnya Rekam Skena bisa dikembangkan dan dijadikan pilot dalam pengarsipan skena musik. Selain itu juga perlu dilakukan luas luas dan secara bersamaan,” kata Anggun.

Senada dengan Anggun, Alvin juga mengungkapkan program merupakan awalan yang baik. Menurutnya belum pernah ada yang melakukan hal ini secara serius. Idealnya Rekam Skena bisa dilakukan ke berbagai kota dan terus-menerus. Berekspansi, mencari, dan menularkan semangat pendokumentasian.

“Dokumenter terbuka untuk publik itu sangat menarik,” pungkas Alvin.

***

Yogyakarta Magnetnya Rockabilly

Produser: Mahadhana Dira
Sutradara: Valentinus Nagata

 

Tuhan, Masukkan Aku dalam Skena

Produser: Amanda Putri Amalia
Sutradara: Gilang Rabbani

 

Oi! Ini Skinhead Jogja!

Produser: Galih Eko Kurniawan
Sutradara: Galih Eko Kurniawan

 

Knock Knock! Yer Blues Here!

Produser: Hyoga D. Murti
Sutradara: Krisna Aditya

 

Di Balik Lantai Dansa

Produser: Tiara Ale
Sutradara: Regina Surbakti

Catatan redaksi:
Seluruh dokumenter Rekam Skena bisa disaksikan di bioskop Cherrypop Festival 2023. 

Penulis: Purnawan Setyo Adi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Cherrypop Festival dan Misi Menghidupkan ‘Band Mitos’

 

 

 

Tags: cherrypop festivalfestival musikmusik jogjarekam skena
Purnawan Setyo Adi

Purnawan Setyo Adi

Redaktur Liputan Mojok.co

Artikel Terkait

Shaggydog: Sebuah Dunia yang Dibangun dari Persahabatan dan Kerja Keras
Video

Shaggydog: Sebuah Dunia yang Dibangun dari Persahabatan dan Kerja Keras

18 November 2025
saemen fest 2025 mojok.co
Kilas

Menanti Kolaborasi Jenny dan Majelis Lidah Berduri di Saemen Fest 2025

29 Oktober 2025
Studio Alamanda: Mesin Penghasil Band Legendaris dari Jogja MOJOK.CO
Esai

Legenda Studio Alamanda Jogja: Ketika Sheila on 7 dan Endank Soekamti Jadi Pemuda Kampung Biasa

22 Oktober 2025
rock in solo, ris 2025, mayhem.MOJOK.CO
Aktual

Dari Oslo ke Solo, Imam Besar Jamaah Blekmetaliyah Siap “Ritual” di Panggung RIS 2025

20 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Siasat Mahasiswa Bertahan Hidup, Ada yang Gadai Barang Milik Teman. MOJOK.CO

Siasat Mahasiswa Bertahan Hidup Lewat Gadai Barang, Ada yang Milik Teman

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.