Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Seni

Label Musik Kecil di Jogja yang Bertekad Menyusul Dominasi Jakarta

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
24 Desember 2024
A A
Peluncuran label musik Jogja, Kontener Music, yang ingin orbitkan penyanyi-penyanyi dari Jogja MOJOK.CO

Rebecca Simorangkir, penyanyi Jogja saat bawakan lagu "Cinderella Batak" dari label musik Kontener Music. (Aly Reza/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Untuk sebuah label musik, namanya cukup unik: Kontener Music. Namun, label musik yang baru saja diluncurkan itu memiliki tekad besar untuk mengorbitkan musisi atau penyanyi dari Jogja.

Label musik Kontener Music resmi diluncurkan pada Senin (23/12/2024) di Pendapa Ajiyasa, Jogja National Museum (JNM) Bloc. Beberapa musisi dan influencer Jogja tampak hadir dalam acara peluncuran tersebut.

Peluncuran label musik Jogja, Kontener Music, yang ingin orbitkan penyanyi-penyanyi dari Jogja MOJOK.CO
Suasana peluncuran Kontener Music di JNM Bloc. (Aly Reza/Mojok.co)

Dalam kesempatan tersebut, diluncurkan pula dua lagu ciptaan Sam Nafeda, berjudul Rindu Yang Menyiksa dan Cinderella Batak. Kontener Music menggandeng penyanyi Brian Prasetyoadi untuk menyanyikan lagu Rindu Yang Menyiksa dan Rebecca Simorangkir untuk menyanyikan lagu Cinderella Batak.

Sebagai informasi, Brian mengawali karier di industri musik Indonesia setelah menjuarai kompetisi Bintang Radio Tingkat Nasional pada tahun 2007. Sementara Becca merupakan penyanyi muda yang sudah sejak kecil memang sudah memiliki ketertarikan pada dunia tarik suara.

Tak ragu tawarkan diri ke label musik Jogja

Brian mengaku tak ragu menawarkan diri untuk menyanyikan lagu Rindu Yang Menyiksa pada Kontener Music. Dia malah bersyukur diberi kepercayaan membawakan lagu tersebut. Sebab, baginya, lagu tersebut memang bagus.

“Biasanya kan saya menyanyikan lagu-lagu yang saya tulis sendiri. Ketika pertama mendengarkan lagu ini, ada satu nyawa yang berbeda,” tutur mantan punggawa Jikustik tersebut.

“Bisa saya bilang aji mumpung juga, ada lagu bagus. Semua berjalan seperti Tuhan sudah atur saja. Ada lagu, bertemu penyanyi, membicarakan label, berdiskusi panjang, akhirnya terjadi sinergi apik yang terwujud hari ini,” imbuh penyanyi asal Jogja itu.

Biar industri tak berpusat di Jakarta

Di antaran hal yang membuat Brian antusias melibatkan diri di Kontener Music adalah kenyataan bahwa hingga saat ini industri—termasuk industri hiburan—masih berkutat di Jakarta. Sementara Jogja yang memiliki sumber daya besar masih belum bisa menyusul.

“Maka Jogja perlu satu wadah besar yang suportif untuk menaungi bakat-bakat itu,” ucap Brian. Kontener Musick, bagi Brian, menjadi label music yang memiliki tekad tersebut.

Peluncuran label musik Jogja, Kontener Music, yang ingin orbitkan penyanyi-penyanyi dari Jogja MOJOK.CO
Brian saat membawakan lagu “Rindu yang Menyiksa”. (Aly Reza/Mojok.co)

Bahkan, kata Brian, tidak hanya penyanyi atau talenta asal Jogja saja yang bisa mengaktualisasikan diri di Kontener Music. Tapi juga orang-orang luar daerah.

“Misalnya mahasiswa yang kuliah di Jogja. Karena Jogja adalah Indonesia mini,” kata Brian.

Mengenang masa lalu

Sepintas, dari nada dan lirik, lagu Rindu Yang Menyiksa yang Brian bawakan terkesan seperti lagu galau. Namun, Brian menyebut bahwa lagu tersebut tidak sepenuhnya begitu.

Secara umum, lagu itu becerita tentang seseorang yang mengenang masa-masa indahnya di masa lalu. Ketika merasakan mencintai dan dicintai seseorang.

Iklan

Kisah cinta mereka memang sudah kandas. Akan tetapi, alih-alih bersedih, menjadikannya sebagai memori indah adalah jalan yang dipilih. Sesimpel senyum-senyum sendiri mengenang hal-hal baik yang pernah mereka jalani berdua di masa sebelumnya.

“Mengingat memori lalu itu dialami banyak orang. Jadi harapannya lagu ini relate buat semua pendengar,” terang Brian.

Lagu yang bernilai budaya

Becca pun begitu. Dia mengaku exited saat ditawari untuk membawakan lagu Cinderella Batak.

Pertama, selama ini Becca hanya nyanyi dari satu panggung lomba ke panggung lomba lain. Maka, suatu kebanggaan ketika akhirnya dia bisa menyanyikan lagu untuk sebuah label musik.

Kedua, Becca merasa bahwa lagu Cinderella Batak memiliki lirik yang mahal. Sebab, bicara soal nilai sosial-budaya.

“Mau gabung kontener Music sederhana aja, aku kan kuliah Sosio-linguistik. Nah, lagu yang ditawarkan ini ngomongin soal isu sosial-budaya tapi melalui linguistik di lirik lagu. Ini keren, ada lagu yang bernilai edukasi budaya,” ungkap Becca.

Lagu Cinderella Batak sendiri bicara soal aturan ketat yang mengikat perempuan Batak. Misalnya, bagaimana syarat laki-laki untuk mendekati perempuan Batak yang tidak mudah.

Berbeda dengan Rindu Yang Menyiksa, Cinderella Batak memiliki nada yang cenderung riang dan rancak.

Sebagai keluarga

Founder Kontener Music, Hanafi, lantas menceritakan bagaimana awalnya dia menggagas berdirinya Kontener Music.

Semua bermula saat Hanafi bertemu dengan para pencipta lagu yang, menurutnya, lagu-lagu ciptaan mereka bagus-bagus. Sehingga perlu diperdengarkan kepada penikmat musik tanah air. Dari situ dia lalu bertemu Brian dan Becca untuk melakukan diskusi.

“Kerja sama dengan Brian dan Becca menyenangkan karena kami mengedepankan diskusi. Saling membimbing satu sama lain. Kita kerjakan bersama-sama. Kita rasanya jadi kayak keluarga,” ungkap Hanafi.

Dan begitu lah harapan Hanafi, bahwa setiap orang yang ada di dalam label musik besutannya yang berbasis di Jogja itu, satu sama lain bisa menjadi keluarga.

Label musik kecil di Jogja yang ingin menjadi besar

Kontener Music. Agak “beda” untuk nama sebuah label musik. Namun, Hanafi punya alasan kenapa memberinya nama seperti itu.

“Mengapa dipilih nama Kontener Music? Kontener adalah wadah yang paling besar dari semua wadah apabila kita ingin menyimpan atau menempatkan sesuatu. Itu harapan Kontener Music,” beber Hanafi.

Peluncuran label musik Jogja, Kontener Music, yang ingin orbitkan penyanyi-penyanyi dari Jogja MOJOK.CO
Yang pegang microphone: Hanafi, founder Kontener Music. (Aly Reza/Mojok.co)

Begitu juga simbol warna-warni di logonya. Pertama, harapannya agar Kontener Music memberi warna baru di industri musik tanah air. Kedua, untuk menampung semua.

Dipertegas dengan simbol bintang yang ukurannya beragam: ada besar, ada kecil. Karena siapapun bisa ikut berkolaborasi dengan Kontener Music.

“Kami juga membuka peluang bagi musisi-musisi Jogja untuk kolaborasi, caranya langsung saja hubungi Kontener,” tegas Hanafi.

Saat ini, Kontener Music sudah menyiapkan 50 lagu untuk untuk dinyanyikan oleh calon-calon penyanyi Jogja.

“Kita mulai dari yang kecil, untuk nanti jadi wadah besar. Kita mulai dari Jogja, dari talenta-talenta Jogja,” pungkasnya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Tandai Album Baru, Olski Rilis Single “Ayo Janji” yang Amat Sopan Masuk ke Telinga

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 24 Desember 2024 oleh

Tags: brian jikustiklabel musik jogjalirik cinderella bataklirik rindu yang menyiksamusisi jogjapenyanyi jogjarebecca simorangkir
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Merayakan Karya dan Kembalinya Legenda di CherryPop 2024.MOJOK.CO
Panggung

Merayakan Karya dan Kembalinya Legenda di CherryPop 2024

3 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.