Di bioskop film horor KKN di Desa Penari lagi heboh. Penonton rela antre untuk menonton film yang diangkat dari thread Twitter ini. Bahkan menjadi rekor terbaru jumlah penonton film Indonesia terbanyak sepanjang masa.
Di Yogyakarta, sejak April 2022, orang-orang antre untuk masuk Rumah Hantu Malioboro. Terbaru, Sleman City Hall menghadirkan wahana uji nyali Misteri Penghuni Rumah Belanda.
Saya berbincang dengan psikolog untuk mengetahui, mengapa banyak orang-orang yang suka dengan konten horor atau mistis.
***
Hampir satu bulan, sebelum Yogyakarta dihebohkan dengan wahana uji nyali Misteri Penghuni Rumah Belanda di Sleman City Hall dan film bioskop KKN di Desa Penari, anak muda terlebih dahulu berbondong-bondong mendatangi Malioboro. Bukan untuk berbelanja di Teras Malioboro ataupun berfoto di tengah suasana malam Malioboro, melainkan mereka mengantre untuk masuk ke wahana uji nyali yang dibuka sejak 15 April 2022.
Senin malam (18/04/2022), saya menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang yang sebagian besar anak muda, rela antre.. Barisan manusia itu asyik mengobrol dan berbagi tawa. Rumah Hantu Malioboro memang menjadi wahana yang digadang-gadang menarik minat anak muda, baik wisatawan ataupun masyarakat lokal. Benar saja, sejak awal dibuka, video reaction uji nyali di wahana ini sudah wara-wiri di media sosial Tiktok dan Instagram.
Rumah Hantu Malioboro menggunakan sisi utara Gedoeng Merah, tepat di depan Kantor KAS BPD DIY. Dahulu, bangunan ini merupakan Matahari Department Store. Secara letak, Rumah Hantu Malioboro berada di Jalan Malioboro No. 22, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta. Jika datang di saat jam Car Free Day (18.00- 21.00), maka disarankan untuk memarkirkan kendaraan bermotor di Jalan Suryatmajan dan berjalan kaki sekitar 200 meter ke arah barat sampai perempatan dan kemudian ke utara.
Di mata saya, bangunan ini tampak seperti rumah Belanda yang kehilangan penghuni. Tingginya dua lantai dengan tembok tebal. Kesan lampau dan nuansa horor didapatkan dari perpaduan tulisan Rumah Hantu Malioboro yang berwarna merah dan hitam. Ketika mendekat, barulah dari dalam wahana terdengar suara gemuruh, lengkingan, dan jerit ketakutan.
Ini pertama kalinya bagi saya mencoba wahana rumah hantu. Sempat kehabisan tiket memang berhasil membuat saya pulang dengan tangan kosong. Katanya, tiketnya untuk mencoba Rumah Hantu Malioboro memang lebih baik dibeli menggunakan Tiket.com, karena jika on the spot hanya dibuka insidental jika kuota masih sisa. Artinya, pengunjung selalu penuh.
Rumah hantu, bisnis yang menggiurkan
Rumah Hantu Malioboro, merupakan besutan Rumah Hantu Indonesia yang berkolaborasi dengan Jakarta City Guide (JKT GO), sebuah platform sosial media Instagram yang populer di kalangan anak muda.
Berbicara tentang Rumah Hantu Indonesia, wahana ini sudah mewarnai dunia persetanan sejak tahun 2009. Danny Fiesta Andika (32), foundernya, bercerita mulai berinovasi sejak mengadakan acara di La Piazza, Jakarta. Rupanya, animo masyarakat terhadap acara bertema horor dan uji nyali sangat besar. Akhirnya, ia mulai mengembangkan wahana Rumah Hantu Indonesia.
Serupa dengan rumah hantu yang biasa ditemukan di Sekaten, Alun-Alun Utara, Rumah Hantu Indonesia hanya berbeda kemasan saja. “Bisa dibilang kita modernisasi dari yang di pasar malam, sekaligus mempopulerkan di pusat perbelanjaan,” ungkap Danny.
Di Yogya, Danny dan timnya pernah mengadakan rumah hantu sebanyak 2 kali di Jogja City Mall. Sempat berhenti 2 bulan karena terhalang perizinan di masa Pandemi Covid-19, Rumah Hantu Indonesia menggandeng JKT GO dan memulai kiprah membuat wahana uji nyali, yaitu Terowongan Casablanca di basement Mall of Indonesia pada 2021 silam.
Pun di tahun yang sama juga membuat wahana uji nyali kedua bertemakan Dusun Penari di basement Mall Ciputra World Surabaya. Keduanya menggunakan sistem drive-thru, di mana pengunjung menikmati wisata uji nyali menggunakan kendaraan roda empat.
“Kebetulan, di Yogya ini mendapat tawaran dari relasi yang punya bangunan tua di Malioboro,” ungkap Danny. Kebetulan di Yogya pun belum ada basement dengan panjang 3000-5000 meter yang mumpubi untuk drive-thru. Alhasil, dengan konsep berbeda yaitu berjalan kaki, Danny dan timnya kembali menggandeng JKT GO dan membuat tema Malioboro di Masa Lampau.
Bertemu dengan kuntilanak merah
Setelah mengobrol dengan Danny, saya pun mencoba wahana Rumah Hantu Malioboro dengan masuk melalui antrean yang panjangnya melewati 3 pertokoan di timur Gedoeng Merah. Saya datang seorang diri. Sejujurnya, ada rasa khawatir jika nanti pingsan karena ketakutan atau jangan-jangan malah terbawa ke dunia hantu sesungguhnya. Pikiran negatif itu terus menari-nari di kepala saya.
Sampailah saya di baris terdepan. Saya bersama lima orang yang ada di belakang diminta masuk untuk menelusuri dan mencari jejak di Rumah Hantu Malioboro. Rachmawati (25), namanya. Ia datang bersama ponakannya yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA). “Aku lho Mbak, kesini iku dijebak sama Bulek. Dibelikan tiket terus disuruh masuk. Padahal dari rumah sek pengen Bulek, tapi nggak bisa karena sudah lansia,” ungkapnya dengan wajah masam.
Rachmawati berasal dari Gunung Kidul. Sebelumnya ia datang pada hari pertama pembukaan dan pulang lantaran dibubarkan petugas keamanan karena antrean melebih jam setengah sebelas malam. “Wes lah sikilku lemes,” katanya yang berarti kakinya lemas, ketika tiba giliran untuk masuk.
Aroma dupa menyengat. Satu persatu anak tangga terlewati. Diliputi perasaan was-was, kami menyingkap tirai berwarna merah. Terdapat manekin dengan tubuh berdarah-darah tergeletak di lantai. Kami salah jalan. Sesaat setelah sampai di penghujung ruang, kami dihadapkan pada dua tirai yang akan menentukan arah selanjutnya.
Salah satu di balik tirai itu berisikan manekin dengan wajah hancur duduk di brankar rumah sakit. Di sela kami terhanyut dengan suasana horor, seorang pengunjung yang masuk lebih dahulu malah mengundang gelak tawa dengan menyamar sebagai setan dan berjalan dengan wolker.
Di salah satu ruangan, kami melihat sosok manusia yang menyamar sebagai seorang kuntilanak yang rambutnya berantakan dan gaun compang-camping berwarna merah. “Permisi Mbak,” ucap Rachmawati spontan. Kuntilanak merah itu berlari, mengikuti kami yang berlari. Sampai sebuah suara menginterupsi, “Mbak, Mbak salah jalan,” ujar suara itu yang membuat kami putar balik. Kami pun sampai di pintu keluar.
Menurut Rachmawati, Rumah Hantu Malioboro mengajak untuk berpikir jernih. “Semakin kita takut, semakin kita panik, semakin kita bingung, semakin juga kita tidak bisa menemukan jalan keluar dan malah menyakiti pengunjung lain dengan saling dorong,” ungkapnya. Kami pun berpisah.
Susahnya menjadi talent tumah hantu
Saya kembali bertemu dengan Danny. Ia pun mulai bercerita tentang talent yang ada di Rumah Hantu Malioboro. “Di sini ada peraturan kalau talent dan crew tidak boleh kontak fisik dengan pengunjung,” ungkapnya. Hal itu untuk menjaga supaya tidak ada pandangan rumah hantu sebagai tempat pelecehan seksual.
Namun, Danny tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak pengunjung yang menuduh talent melakukan tindakan tidak senonoh seperti menarik kerudung sampai terlepas. Padahal itu yang melakukan adalah sesama pengunjung lain. “Kalau sampai ada talent kontak fisik, langsung dipecat,” ungkapnya.
Menjadi talent bukan perkara mudah. Kebanyakan dari mereka merupakan pekerja profesional yang sudah mengabdi selama 5-6 tahun. Butuh 2 bulan untuk dapat lancar memerankan karakter hantu. Misalnya saja menjadi kuntilanak, maka terlebih dahulu harus menonton Film Suzzanna, Bahkan di Malioboro ini, mereka akan mulai bersiap pada pukul 16.00 WIB dibantu oleh tim make up artist,
Selain belajar peran, talent juga harus mengerti psikologi pengunjung. “Pernah kejadian talent dipukul dan disiram air oleh pengunjung,” ungkapnya. Maka dari itu, talent harus tahu reflek pengunjung.
Menjadi hantu memang ada kepuasan tersendiri. Selama libur karena Pandemi Covid-19, Danny mengaku para talent sering berkeluh kesah ketika tidak bisa menakuti orang. Kedekatan dengan talent juga membuatnya percaya bahwa kejadian barang jatuh di dalam Rumah Hantu Malioboro, tidak perlu khawatir. “Pasti ditemukan dan dikembalikan pada yang melapor,” ungkapnya.
Kawasan Maliboro yang potensial membuat Rumah Hantu Maliboro dibuat semi permanen atau dalam jangka waktu 6 bulan mendatang. “Berharapnya dapat menjadi edukasi untuk melihat secara nyata bahwa ada aktivitas makhluk gaib di sekitar kita,” ungkap Danny. Dengan waktu yang lebih panjang, ia ingin melakukan berbagai renovasi agar pengunjung tidak bosan.
Meskipun demikian, tidak semua orang bisa menikmati Rumah Hantu Malioboro, pasalnya lansia, penderita penyakit jantung, asma, epilepsi, dan ibu hamil tidak diperkenankan melakukan uji nyali. Rumah Hantu Malioboro buka sejak pukul 18.30 WIB-21.30 WIB. Setiap pengunjung dipatok tiket sebesar 35 ribu saja.
Alasan orang suka dengan yang berbau horor
Melihat peminat wisata uji nyali yang tidak pernah surut dan bahkan membuat konten-konten bertema horor banyak bergentayangan baik di bioskop, ataupun media sosial, membuat saya bertemu dengan seorang dosen fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu Drs. Sentot Haryanto, M. Si., Psi (64).
Siang itu (14/05/2022), kami mengobrol di selasar Masjid Kampus UGM. “Ada lima aspek yang mempengaruhi seseorang menjadi kecanduan hal-hal yang bertema horor seperti film ataupun wahana detektif,” ujar beliau.
Menurutnya, yang pertama di dalam diri manusia ada rasa ingin tahu yang terbentuk sejak kecil. Kedua, di dalam diri manusia ada jiwa petualang untuk mencari hal-hal sensasional, salah satunya hal-hal bertema horor yang akan memacu hormon adrenalin. Ketiga, di dalam diri manusia ada hormon dopamin, endorfin, seretonin, dan eksitosin yang terkait dengan kebahagiaan. Keempat, manusia memiliki dimensi mistis. Terakhir, budaya di Indonesia sangat dekat dan mendukung hal-hal berbau horor dan mistis.
“Kelima aspek itu yang akan membawa seseorang mencapai kepuasan dan sensasi yang akan menimbulkan rasa candu untuk terus diulang,” ungkap Pak Sentot.
Hal itu akan diperkuat ketika seseorang menonton atau mengikuti wahana uji nyali dengan orang terkasih. Secara emosi dan logika, akan ada kedekatan fisik di mana akan menjadi wadah bagi pasangan untuk saling menyalurkan rasa kasih sayang.
Meski demikian, biasanya orang dengan logika tinggi cenderung tidak suka dengan hal-hal bertema horor. “Mereka akan menolak, seperti itu saja kok dipercaya,” ungkap beliau. Sejauh ini, dari pandangan psikologi horor bermain di antara logika dan emosi. Jika seseorang terus kecanduan dengan hal-hal horor maka tidak menutup kemungkinan tidak berdiri pada alam realita dan mengakibatkan masalah kejiwaan dengan mengaitkan seluruh hal pada dampak akibat makhluk halus.
Reporter: Brigitta Adelia D
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang dan liputan menarik lainnya di Susul.