Judi Online di Jawa Timur Mengerikan, Surabaya Dapat Alarm Serius karena Perangkat Daerahnya Nikmati Slot hingga Bolos Kerja

Ilustrasi - Surabaya, Jawa Timur darurat judi online (judol) alias slot. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan kasus judi online (judol)—termasuk juga slot—yang cukup mengerikan. Sebagai ibu kota provinsi, Surabaya lantas mendapat perhatian khusus terkait hal ini.

***

Baru-baru ini Polsek Genteng, Surabaya, berhasil menangkap pelaku pencurian motor (curanmor) berinisial MNR (36).

Berdasarkan keteramgan tertulis Polsek Genteng Senin (1/7/2024), MNR sebenarnya melancarkan aksinya sudah sejak Senin (29/4/2024) lalu. Persisnya di Gedung Negara Grahadi.

Namun, MNR baru berhasil diringkus pada Minggu (9/6/2024) lalu di rumahnya di jalan Kemlaten, Surabaya.

“Motor hasil curian dijual dengan harga Rp7,5 juta. Uangnya telah habis dipergunakan untuk bermain judi online (judol),” terang Kapolsek Genteng, Kompol Bayu Halim Nugroho.

MNR hanya satu dari sekian dampak serius dari judi online (judol) alias slot. Di mana judol kemudian membuat seseorang bisa gelap mata, lantas nekat berbuat kriminal.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya belakangan menegaskan akan melakukan kontrol serius kepada warga Kota Pahlawan agar tak terjerat aktivitas merugikan tersebut.

Terlebih, judi online (judol) alias slot di Surabaya tidak hanya menjangkit warga biasa. Bahkan anggota perangkat daerah pun ikut terjerat. Misalnya yang terjadi pada Satpol PP Surabaya.

Eri Cahyadi Beri Perhatian Srius ke Judi Online (Judol) alias Slot di Surabaya, Jawa Timur MOJOK.CO
Ilustrasi – Surabaya darurat judi online (judol) alias slot. (Pixabay)

Pada Senin (24/6/2024) lalu, Kepala Satpol PP Surabaya yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M Fikser memecat dua oknum anggotanya di Satpol PP akibat judi online.

Dua oknum anggotanya tersebut awalnya kerap mangkir dari tugas. Setelah diperiksa, ternyata ada fakta mengejutkan.

“Diketahui ia menghindari tagihan dari teman-temannya karena sering pinjam uang, Angkanya ada yang Rp100 ribu, Rp500 ribu,” ujarnya kepada awak media.

“Kami minta dua orang itu menyelesaikan tunggakannya. Sudah kami beri batas waktu, tapi uangnya itu kemudian kami tahu digunakan judi online (judol),” sambung Fikser. Alhasil, kedua anggota Satpol PP tersebut ia pecat.

Sebenarnya ada tiga oknum anggota yang terjerat. Hanya saja satu oknum tak dipecat, melainkan mendapat binaan lantaran berkomitmen tak akan mengulangi lagi.

Jawa Timur darurat judi online

Merujuk data dari Polda Jatim, Jawa Timur saat ini tercatat berada di posisi 4 provinsi dengan kasus judi online (judol) alias slot tertinggi di Indonesia. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Jawa Barat: pelaku 535.644 orang, nilai transaksi total Rp.3,8 triliun
  2. DKI Jakarta: pelaku 238.568 orang, nilai transaksi total Rp.2,3 triliun
  3. Jawa Tengah: pelaku 201.963 orang, nilai transaksi total Rp.1,3 triliun
  4. Jawa Timur: pelaku 135.227 orang, nilai transaksi total Rp.1.051 triliun
  5. Banten: pelaku 150.302 orang, nilai transaksi total Rp.1.002 triliun.

Setidaknya hingga artikel ini tayang, memang belum ada rilis resmi yang menyebut perihal kondisi judi online (judol) alias slot di Surabaya secara khusus. Hanya saja, sebagai ibu kota provinsi, Pemkot Surabaya memang memberi perhatian khusus dalam upaya pemberantasan judol di Kota Pahlawan.

Rencana untuk atasi judi online di Surabaya

Fikser selaku Plt Diskominfo Surabaya menyebut, pihaknya tengah menyiapkan surat edaran sebagai upaya pencegahan judi online (judol).

Surat edaran tersebut berisi imbauan, utamanya pada ASN dan pelajar agar jauh-jauh dari judol alias slot. Sebab, risikonya tak sepadan dengan kesenangannya yang hanya sesaat.

“Kami mengimbau agar ASN dan Non-ASN tidak bermain judi online kapan pun. Ini sangat penting karena banyak korban yang sudah merasakan dampaknya, terutama masalah pendapatan dalam keluarga,” ujarnya dalam keterangan tertulis di website Pemkot Surabaya, Selasa (2/7/2024).

Untuk konteks pelajar, Fikser menggandeng Perangkat Daerah (PD) berencana melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di Surabaya. Dari SD, SMP hingga SMA.

Dalam sosialisasi itu, pihaknya bekerjasama dengan guru Bimbingan Konseling (BK) dan relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengedukasi para siswa tentang penggunaan gadget yang baik dan benar.

“Kami akan turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan sosialisasi tentang penggunaan

gadget yang sehat dan pemanfaatan internet yang baik,” beber Fikser.

“Ini termasuk edukasi mengenai bahaya game yang mengarah pada perjudian, prostitusi, atau pornografi,” sambungnya.

ASN Surabaya siap-siap kena sanksi

Sebelumnya Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun menegaskan secara serius agar ASN di Surabaya tak bersentuhan dengan judi online (judol) alias slot. Sebab, pada dasarnya ASN menjadi percontohan bagi masyarakat luas.

Oleh karena itu, Eri Cahyadi tak segan-segan menjatuhkan sanksi serius pada ASN yang ketahuan bermain judol. Entah itu di lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.

“Sanksinya akan kita tuangkan dalam Perwali. Kalau di dalam Undang-undang (UU) ASN sendiri ada macam-macam sanksinya. Ada penurunan pangkat, tidak bisa naik pangkat dalam beberapa tahun hingga pemecatan,” ujar Eri, juga dalam keterangan tertulis di website resmi Pemkot Kota Pahlawan.

Eri Cahyadi beri perhatian serius untuk berantas judi online (judol) alias slot di Surabaya. (Dok. Pemkot Kota Pahlawan)

Eri pun menekankan adanya kontrol khusus pula pada kalangan pelajar. Karena sejauh ini pelajar juga menjadi kelompok yang rentan terjerumus judol.

Bahkan, Eri mengatakan tidak menutup kemungkinan Pemkot Surabaya akan membentuk Satgas Judi Online guna menekan angka kejadian di Kota Pahlawan.

“Saya masih sampaikan kepada Kepala Dinkominfo untuk berkoordinasi dengan pihak lainnya, perlu atau tidak adanya satgas. Karena Surabaya ini kota besarnya Jawa Timur,” tegas alumnus ITS itu.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Bertahun-tahun Tinggal di Surabaya tapi Saya Ogah Naik Suroboyo Bus Karena Ribet dan Nggak Nyaman Blas

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

Exit mobile version