Melalui kegiatan Bersaling Silang di Pasar Wiguna Taman Ambarukomo, Jogja, Komunitas Lyfe with Less (Komunitas Gaya Hidup Minimalis Indonesia) berupaya meningkatkan kesadaran perihal budaya konsumtif masyarakat Indonesia.
***
Minggu (17/11/2024), Komunitas Lyfe with Less menyelenggarakan kegiatan Bersaling Silang pertama mereka di Jogja, tepatnya di Pasar Wiguna Taman Ambarrukmo.
Kegiatan ini merupakan kegiatan terbuka untuk tukar-menukar barang pribadi maupun rumah tangga yang masih layak pakai namun sudah tidak dibutuhkan. Acara ini memang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi akan bahaya budaya konsumtif sembari memberi manfaat untuk orang lain.
Karena tidak hanya tukar-menukar, acara ini juga menyediakan sesi open talkshow dengan founder komunitas.
Meski kegiatan tukar-menukar ini dikonsep mirip jual beli biasa, acara ini tetap berlangsung kondusif dengan peserta yang secara teratur berbaris mengular menunggu giliran untuk melalui masing-masing tahap.
Membawa barang bekas ke Pasar Wiguna Jogja
Secara garis besar, kegiatan ini terdiri dari dua tahap tukar-menukar. Tahap pertama merupakan proses kurasi. Di sini, para anggota kegiatan yang sudah teregistrasi harus mengantre untuk dikurasi barang yang ingin mereka tukar oleh panitia.
Proses kurasi ini dilakukan oleh panitia dengan mengecek secara detil tiap item yang dibawa peserta. Apabila tidak memenuhi syarat, peserta diperbolehkan untuk membawa pulang kembali atau mendonasikan barangnya.
Setiap item pun memiliki aturannya masing-masing. Masing-masing anggota diwajibkan untuk membawa lima barang bekas layak pakai mereka.
Untuk jenis pakaian, mereka hanya diperbolehkan untuk menukar tiga item. Sedangkan untuk barang lain, mereka hanya diperbolehkan untuk membawa dua item untuk ditukar.
Meskipun begitu, tak sedikit juga anggota yang membawa satu tas penuh barang-barang tidak terpakai mereka. Karena walaupun tidak dapat dijadikan syarat tukar, banyak juga para peserta yang hanya ingin mendonasikan barang-barangnya.
Memberi kesan berbeda
Setelah mengetahui jumlah barang yang lolos kurasi, para peserta diharuskan untuk mengantre lagi untuk memasuki area pasar di mana mereka bisa memilih dan membawa pulang item tukar atau donasi sesuai jumlah token yang mereka dapat.
Sebelum memasuki area tersebut, peserta akan mendapatkan token berupa tutup botol sesuai jumlah barang yang lolos kurasi untuk nantinya dijadikan alat tukar.
Lalu saat memasuki area pasar pun, para peserta juga dibatasi dengan waktu 10 menit untuk memilih barang-barang yang akan mereka bawa pulang. Setelah selesai, mereka juga harus mengembalikan token tutup botol kepada panitia untuk diserahkan lagi ke peserta lain yang hendak memasuki area pasar.
Semua rentetan peraturan ini memang terkesan rumit pada awalnya. Namun, hal ini semata-mata dilakukan untuk memberikan pengalaman terbaik dan berbeda bagi para peserta dalam kegiatan decluttering dan tukar menukar di Pasar Wiguna, Jogja tersebut.
Sensasi jual beli tanpa uang di Pasar Wiguna
Sintia (29), founder dari Komunitas Lyfe with Less menyampaikan, konsep kegiatan ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi budaya konsumtif.
“Sebisa mungkin kita menghindari penggunaan uang untuk kegiatan ini. Karena pasti akan sulit dan kontraproduktif dengan misi kita untuk mengurangi budaya konsumtif,” ungkapnya saat berbincang dengan mojok pada Minggu, (17/11/2024).
“Makanya, standar tukar yang kita pakai di sini adalah proses kurasi dan token yang 0 rupiah,” sambungnya.
Kepuasan ketika barang-barang bekas tak jadi limbah
Usaha Sintia dan teman-temanya pun berbuah manis. Selain terlihat dari peserta kegiatan yang terus berdatangan, pengalaman yang dirasakan peserta juga positif. Hal ini seperti Mojok konfirmasi dari Sani (26), salah satu pengunjung.
Sejak melihat status Instagram temanya untuk acara Bersaling Silang, Sani langsung tertarik dan akhirnya mendaftar. Sani pun akhirnya datang sendiri pada hari H..
Meski begitu, Sani merasa senang dan mengaku bahwa dia sama sekali tidak kebingungan dengan segala tahap tukar menukar ini. Hal itu karena segala informasi dan peraturan acara sudah tersampaikan dengan jelas di email konfirmasi setelah dia mendaftar.
Karena itu, Sani pun sudah menyiapkan tiga item pakaian yang ingin dia tukar. Meski saat proses kurasi hanya dua yang lolos. Setelah mendapat token pun, Sani hanya mengambil satu jenis item berupa celana hitam formal.
Hal ini dia lakukan karena Sani memang merasa hanya membutuhkan satu item tersebut. Saat ini, dia memang sedang berusaha untuk melatih gaya hidup yang lebih baik dengan mengusahakan zero waste.
Menurut Sani, Bersaling Silang membantunya untuk mewujudkan usaha tersebut dengan tetap memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan.
“Seru sih acaranya. Ada kepuasan tersendiri juga saat mengetahui barang-barang kita nggak akan jadi limbah gitu aja dan bermanfaat buat orang lain,” ujarnya.
Pada akhirnya, Sani pun berharap agar lebih banyak lagi orang-orang yang berani untuk memulai gaya hidup yang mindful dengan lingkungan.
Penulis: Dahayu Aida Yasmin
Editor: Muchamad Aly Reza
Catatan:
Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo periode Oktober-November 2024
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News