Azan Subuh berkumandang. Waktu baru menunjukkan pukul 03.32 WIB saat orang-orang mulai berbondong memadati halaman Masjid Al Aqsha, Klaten, Sabtu (21/12/2024).
Masjid ini, biasanya memang menjadi tempat transit banyak kendaraan. Mayoritas adalah bus-bus besar yang membawa rombongan wisatawan atau mobil pribadi.
Bulan Desember sendiri kebetulan adalah puncak musim liburan. Sehingga, arus kendaraan yang keluar masuk Masjid Al Aqsha jauh lebih padat daripada hari biasa.
Terlihat para wisatawan dengan wajah lelahnya satu per satu turun dari bus. Di antara mereka, ada yang langsung berjalan menuju dalam masjid, berkeliling sebentar untuk melepas rasa kantuk, dan sebagian lain menghampiri pedagang kaki lima yang menjual aneka jajanan.
Sebagaimana masjid besar di kota-kota lain, di halaman Masjid Al Aqsha Klaten juga banyak dijumpai para pedagang jajanan. Biasanya adalah makanan ringan seperti telur gulung, cilok, siomay, atau aneka teh dan kopi.
Buka sejak pukul 2 pagi
Salah satu pedagang yang saya temui adalah Abah. Begitu kira-kira dia biasa dipanggil. Umurnya memasuki 50-an tahun. Rambut putih juga sudah memenuhi kepalanya. Namun, dia masih tampak bugar melayani satu per satu pembeli yang datang.
Abah merupakan penjual telur gulung di halaman Masjid Al Aqsha Klaten. Dia sudah berjualan di sini kurang lebih delapan tahun.
“Sejak baru diresmikan sama bupati, saya sudah jualan di sini,” ujarnya, sambil menggulung satu per satu telur yang dia tuangkan ke penggorengan secara cekatan.
Lelaki asli Klaten ini sudah 15 tahun lebih berjualan telur gulung. Biasanya, dia berjualan dari sekolah ke sekolah. Namun, ketika Masjid Al Aqsha Klaten sudah diresmikan, Abah mulai menjajakan dagangannya di tempat ini.
“Jam 2 pagi saya sudah berangkat ke sini, Mas,” ungkapnya.
“Biasanya sampai waktu habis subuh, saya jualan di halaman masjid sini. Baru nanti agak pagian, saya lanjut dagang di sekolah. Di sana juga sudah ada istri saya.”
Omzet naik tiga kali lipat saat musim liburan
Bagi Abah, musim liburan adalah “high season” baginya. Di momen-momen sepertinya, omzet dagangannya melonjak drastis. Hal ini disebabkan karena pengunjung Masjid Al Aqsha Klaten meningkat, sehingga pembelinya pun juga semakin banyak.
“Soalnya ‘kan masjid ini biasanya jadi tempat transit, Mas. Bus-bus besar yang bawa wisatawan, dari mana aja, pasti mampir ke sini,” jelas Abah.
Dia pun juga sudah menandai momen-momen kapan saja high season itu datang. Kebetulan, dia juga punya anak yang masih sekolah di jenjang SMP dan SMA. Sehingga, ketika anaknya sedang memasuki liburan atau musim study tour, dia bakal menambah jumlah barang dagangannya.
“Setahun biasanya ada tiga kali momen-momen libur gini. Libur sekolah, lebaran, sama akhir tahun. Nah, kalau begini saya biasanya yang beli nggak habis-habis. Sampai sering saya minta istri buat nganter stok tambahan,” jelasnya.
Abah memang tak menjelaskan secara rinci berapa omzet hariannya dan berapa jumlah peningkatan ketika musim liburan. Dia hanya mengilustrasikan, jika hari-hari biasa menjual 100-150 gulung telur, saat high season bisa sampai 400 gulung lebih.
“Pokoknya kalau lagi liburan begini, bisa sampai tiga kali lipat penghasilan hariannya.”
Para penjemput rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten
Selain Abah, ada banyak pedagang lain yang menjajakan dagangan mereka di halaman Masjid Al Aqsha Klaten. Banyak di antara mereka adalah pedagang di Alun-Alun Klaten. Namun, saat musim liburan seperti ini, mereka juga berjualan di halaman masjid karena pengunjung sedang ramai-ramainya.
Salah satunya adalah Ayu (39), seorang pedagang kopi dan minuman instan lainnya. Bagi Ayu, musim liburan seperti ini ada untungnya, tapi juga banyak “pengorbanannya”.
“Ya kalau ngomongin untung, jelas omzet naik, Mas,” kata Ayu kepada Mojok.
“Tapi repotnya musim liburan kan barengan sama musim hujan. Apalagi kita jualannya pagi, jadi ya kudu niat. Kalau nggak niat-niat banget atau ibaratnya kita setengah-setengah, nggak bisa dapat rezeki, Mas,” imbuhnya.
Ayu bercerita, misalnya pagi itu saat sedang mempersiapkan dagangannya, Klaten diguyur hujan lebat. Berhenti sebentar, gerimis kemudian menerjang saat dia sampai di halaman Masjid Al Aqsha Klaten.
“Tapi ya udah, niat saja cari rezeki. Mau dingin, hujan, kalau diniati pasti Allah kasih jalan, Mas. Yang penting ikhtiar,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA Klaten Akhirnya Punya Bioskop setelah Puluhan Tahun, Tak Repot ke Jogja-Solo Lagi buat Nonton Film
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News