Regina Mikaela Lintang Putri sejatinya dalam kondisi yang tidak fit saat bertanding di final MilkLife Soccer Challenge Yogyakarta 2025. Demi sekolah dan teman-temannya, ia memilih bertanding hingga peluit akhir dibunyikan. Bukan hanya trophy juara yang ia raih bersama sekolahnya, tapi sebagai pemain terbaik.
***
Dari tribun penonton, tampak jelas, pemain belakang SD Kanisius Duwet, Regina Lintang Putri (12) memegangi perutnya. Ia sedikit membungkuk dan mengatur napasnya. Ia kemudian lebih banyak berjalan
Ini adalah momen dirinya bisa mengambil jeda untuk bernapas, saat pertahanannya sekolahnya tidak sedang digempur lawan. Teman-temannya seolah tahu kondisi Lintang yang kelelahan. Sehingga menjauhkan bola dari lini pertahanan mereka.
Usai kedudukan 1-0 untuk SD Kanisius Duwet di akhir babak pertama, MIS Al Islamiyah memang menggencarkan serangan. Pertandingan final MLSC 2025 yang mempertemukan kedua sekolah berlangsung Minggu 22 Juni 2025 sekitar pukul 14.00 WIB. Cuaca panas ikut menguras tenaga pemain kedua tim yang bermain dalam waktu 2×15 menit.

Perut kram dan kaki memar tak membuat Lintang menyerah
Ketika wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, Lintang menjatuhkan tubuhnya di rumput Stadion Tridadi, Sleman. Teman-temannya merubungnya, memberi waktu sejenak bagi Lintang untuk sejenak melepas lelah sebelum mereka membantunya berdiri dan memeluknya.
“Perut saya kram, Mas,” katanya menjawab pertanyaan saya usai pertandingan. Ia membenarkan dirinya memang lebih banyak berjalan dibanding berlari. Ia bisa menguasai kondisi perutnya itu dengan lebih banyak fokus di bagian belakang. Ia tidak memaksakan diri untuk berlari terus menerus.
Hal itu ia lakukan untuk menjaga staminanya tetap terjaga. Saya kemudian menanyakan kondisi kaki kanannya yang sempat cedera saat pertandingan semifinal.
“Agak nyeri, tapi udah nggak papa, hanya memar, kena benturan lawan,” katanya. Usai pertandingan semifinal, Lintang memang datang ke tribun penonton untuk mendatangi ibunya. Ia kemudian mengeluhkan kakinya yang sakit sehingga meminta es batu untuk mengompresnya.
Pengalaman Regina Mikaela Lintang Putri sebagai satu-satunya pemain SD Kanisius Duwet yang ikut Sekolah Sepak Bola (SSB) membuatnya bermain dengan tenang. Ia bisa menempatkan posisi dengan baik. Begitu bola mengalir ke area belakang, pengidola Rizky Ridho ini langsung menghalau.
Awal tahun lalu, meski sekolahnya hanya sampai 32 besar, ia terpilih sebagai MLSC All-Stars DIY yang bertanding dengan tim-tim daerah lain.
Meski tim DIY berhenti di fase grup, Lintang terpilih untuk mengikuti kompetisi Junior Soccer School and League (JSSL) Singapore 7’s 2025 pada April 2025 lalu, mewakili Indonesia. Ia masuk dalam tim HydroPlus Strikers (KU-14) di kompetisi internasional itu. HydroPlus Strikers tampil menakjubkan sebagai tim debutan, mereka keluar sebagai runner up.
Kesempatan terakhir bela sekolah
MLSC DIY 2025 yang merupakan kompetisi sepak bola putri dari Bakti Olahraga Djarum Foundation ini, merupakan kesempatan terakhirnya memberi yang terbaik bagi sekolah, karena setelahnya ia telah masuk SMP. Maka, meski kondisi tidak fit, ia bermain sebaik-baiknya di lini belakang tim SD Kanisius Duwet.
Regina Mikaela Lintang menjadi benteng kokoh untuk menghalau serangan dari pemain-pemain MIS Al Islamiyah yang memiliki pemain dengan kemampuan merata. Dalam satu momen ia bahkan menghalau bola yang mengarah ke gawangnya dengan kepalanya tiga kali berturut-turut.
Berkali-kali ia tampak tak ragu sedikitpun melakukan kontak fisik untuk merebut bola meski pemain lawan bertubuh lebih besar. Jika lawan berhasil lolos dari pressing ketat yang dia lakukan, dia akan lekas berlari melakukan back up.
Namun, ia juga tidak melepaskan kesempatan sekecil apapun ketika bisa mencetak gol. Kemenangan SD Kanisius sendiri tercipta berkat gol dari Lintang melalui skema sepak pojok. Dari sudut sempit, bola yang memantul karena membentur pemain lawan, ditendang keras oleh Lintang dan menciptakan gol kemenangan.
Regina Mikaela Lintang hampir tak ikut MilkLife Soccer Challenge
Kesibukan Lintang menyiapkan diri menghadapi ujian sekolah membuatnya maju mundur, apakah tetap akan ikut MLSC atau tidak.
Selain itu, Lintang juga dipersiapkan oleh klubnya untuk terjun di Piala Pertiwi U-14 yang sedianya jadwalnya berlangsung 23 Juni 2025, atau sehari setelah pelaksanaan MLSC. Untungnya ujian sekolah bisa ia lewati dengan baik, dan Piala Pertiwi pelaksanaannya diundur.
“Kemarin itu sempat maju-mundur karena waktunya mepet dengan seleksi Piala Pertiwi dan ujian sekolah. Tapi karena jadwalnya longgar, akhirnya Lintang bisa ikut MLS. Demi sekolah dan teman-temannya,” ujar Ambrusia Purwanita (42), ibunda Lintang.
Ia berharap keikutsertaan putrinya bisa memicu semangat adik-adik kelasnya dan mendorong sekolah membentuk tim sepak bola putri. “Semoga Lintang bisa jadi inspirasi adik-adik kelasnya. Sekolah juga bisa mendukung siswanya dengan menghidupkan futsal atau ekstrakurikuler sepak bola,” tambahnya.
Pemain elegan yang kembali akan bertanding di Piala Pertiwi
Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann punya pendapat terhadap penampilan Lintang. Ia melihat potensi Lintang sejak MLSC seri ke dua tahun 2024. Itu menjadi alasannya memilih Lintang ikut MLSC All-Stars DIY dan ikut kejuaraan di Singapura.
“Lintang itu permainannya tenang, mainnya elegan, saya berani masukan dia di KU-16,” kata Coah Timo kepada Mojok, saat melihat pertandingan perempat final yang mempertemukan SD Kanisius Duwet dengan SDN Giwangan.
Lintang sendiri menegaskan dirinya saat ini akan fokus pada Piala Pertiwi DIY, kompetisi yang digelar PSSI untuk klub sepak bola putri yang akan segera bergulir. Ia akan kembali ke klubnya Putri Mataram untuk kembali berlatih dan memberikan yang terbaik pada turnamen tersebut.
Bagi Regina Mikaela Lintang Putri rasa lelah itu sudah biasa bagi dirinya yang menyukai sepak bola. Bulan ini, rasa lelah itu terbayarkan dengan membawa timnya, SD Kanisius Duwet menjadi juara di MLSC Yogyakarta 2025. Bukan itu saja, permainannya yang menawan membuatnya menjadi Pemain terbaik MLSC 2025.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan