Tak banyak yang tahu Pasar Buah di Gamping, Yogyakarta ini memasok kebutuhan buah-buahan untuk wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan. Menempati tempat sekarang tak lepas dari seorang legenda Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
***
Mbah Surip (73) tersenyum senang ketika saya menyapanya di Pasar Induk Buah dan Sayur Gemah Ripah Gamping. Ia tengah menunggu kiriman buah jeruk dari Banyuwangi yang belum juga datang.
Sebagian besar merupakan boyongan dari Pasar Buah di kawasan Malioboro.
Lebih dari separuh hidupnya ia habiskan untuk jualan buah. Dari usahanya itu ia bisa membiayai 5 anaknya.
“Saya jualan ya sejak pasar ini baru berdiri, tahun 1995. Dulu jualannya di Jalan Pabringan yang sekarang jadi Taman Pintar dan Taman Budaya,” kata Mbah Surip. Ia tidak tahu persis kapan mulai jualan buah di tempat itu.
“Sejak masih gadis!” katanya tertawa. Mbah Surip asli Klaten, setiap hari ia bahkan nglaju dari rumah ke Pasar Induk Buah Gamping Gemah Ripah. Itu sudah jadi rutinitasnya setiap hari dari sejak masih jualan di Jalan Pabringan atau masih gadis hingga sekarang punya 18 cucu.
Di Gamping, ada dua pasar buah yang saling berdampingan. Pertama adalah Pasar Induk Buah Gemah Ripah dan yang kedua Pasar Buah Sentral. Agar mudah, masyarakat sering menyebut kedua pasar tersebut sebagai Pasar Buah Gamping. Keduanya cuma dibatasi tembok, tapi punya pintu masuk dan pintu keluar masing-masing.
Layani pedagang luar daerah, antarpedagang bebas bersaing
Mbah Surip mengungkapkan buah-buah di Pasar Induk Gemah Ripah biasanya memasok pedagang-pedagang buah di berbagai daerah, terutama Jawa Tengah bagian selatan seperti Purworejo, Kebumen, Purwokerto, Cilacap.
“Kulakannya ke sini mereka,” katanya. Karena pasar induk, mereka tidak melayani pembeli eceran. Minimal harus satu kotak buah.
“Kasihan nanti pedagang yang di pinggir jalan kalau kami jual eceran, minimal satu kotak,” kata Mbah Surip menunjuk kotak buah.
Mbah Surip mengatakan, meski mereka berada di bawah payung koperasi yang sama, tapi soal jualan mereka bersaing. Tidak ada standar harga untuk buah yang mereka jual antar-pedagang. “Ya, tergantung pedagangnya, kalau mau murah-murahan ya silakan,” katanya.
Hal ini tentu saja menguntungkan pembeli, karena bisa mendapatkan buah yang lebih murah. Dulu, Mbah Surip menjual buah apa saja, tapi sekarang ia fokus di jeruk saja.
Berbeda dengan Sudarni (58) pedagang buah lainnya. Dia bukan hanya menjual jeruk, tapi juga mangga, apel, dan buah naga. “Tergantung musimnya apa, Mas. Ini buah lokal, ada yang dari Banyuwangi, dari Medan dan Malang,” katanya.
Baca halaman selanjutnya…
Dapat tempat di Gamping karena campur tangan mantan Ketua PSSI yang juga orang dekat Soeharto
Dapat tempat di Gamping karena campur tangan mantan Ketua PSSI yang juga orang dekat Soeharto
Manajer Umum Pasar Buah Gamping, Bambang Raharjo (60) menceritakan, Pasar Induk Buah Gemah Ripah berawal dari pedagang buah di kawasan Jalan Pabringan atau Shopping Centre yang saat ini jadi Taman Pintar. Karena akan dibuat Taman Pintar, mantan Walikota Yogyakarta R Widagdo sekitar tahun 1993 meminta pedagang pasar untuk pindah.
Oleh Pemkot Yogyakarta para pedagang buah di sayur yang ada di Jalan Sriwedari dan Pabringan diminta pindah ke Pasar Giwangan. Namun, setelah melihat lahannya, para pedagang menolak. “Tempatnya sempit, tidak ada jalur truk pengangkut buah untuk masuk sampai kios. Kalau turun di depan pasar, pedagang nanti akan keluar biasa lagi,” kata Bambang Raharjo.
Para pedagang sempat jualan di kawasan Pelem Gurih, Gamping. Karena tidak ada titik temu, para pedagang kemudian menemui Marsekal Madya (Purn) Kardono yang merupakan Ketua Yayasan Bhakti Yogya. Kardono ini juga adalah salah satu legenda PSSI karena sempat menjabat sebagai Ketua PSSI periode 1983-1991.
Kardono membawa PSSI menjadi Juara Sea Games dua kali, tahun 1987 dan 1991. Dia juga kenjadi ketua Asosiasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) yang pertama. Kardono juga termasuk orang dekat Presiden Soeharto. Saat terpilih jadi Ketua PSSI, ia sedang menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden Soeharto.
Kardono kemudian membantu para pedagang buah dengan memberi tempat jualan di depan Pasar Gamping. Peresmian Pasar Induk Buah dan Sayu Koperasi Gemah Ripah berlangsung 24 Juni 1998.
Lalu apa hubungannya dengan Pasar Buah Sentral yang ada di sampingnya? Salah seorang pedagang senior mengungkapkan, Pasar Sentral merupakan sempalan dari pedagang buah di Pasar Buah Gemah Ripah. “Dulu itu ada pedagang di sini yang dia beli kios di situ, terus dikeluarkan dan kemudian mendirikan pasar buah sentral,” katanya sambil berpesan untuk tidak disebutkan identitasnya.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA: Tangis Buruh Gendong Pasar Giwangan di Antara Berat Pikulan Keranjang
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News