Pabrik Semen Mengancam Wonogiri, Bisa Hancurkan Sumber Air dan Bentang Karst

Ilustrasi - Pabrik Semen Mengancam Wonogiri, Bisa Hancurkan Sumber Air dan Bentang Karst (Mojok.co/Ega Fansuri)

Wonogiri sedang dalam ancaman nyata. Pengeluaran izin untuk tambang dan pabrik semen berpotensi merusak alam Kota Gaplek. Termasuk di antaranya menghancurkan sumber air dan merusak bentang karst.

***

Beberapa tahun terakhir, masyarakat Wonogiri memang adem ayem. Sebagai orang yang lahir dan besar di sini, setidaknya hal tersebut yang saya rasakan.

Namun, belakangan masyarakat setempat dibikin was-was. Kawan saya mengabarkan, per Juli 2024 lalu, Pemerintah Jateng melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) mengeluarkan izin tambang batu gamping dan pabrik semen kepada PT Anugerah Andalan Asia (Anugerah).

Pabrik Semen, Wonogiri.MOJOK.CO
Surat Izin tambang yang dikeluarkan oleh DLHK Jawa Tengah (dok. pribadi narasumber)

Sialnya, pabrik semen ini akan dibangun di Pracimantoro, kecamatan tempat saya tinggal.

Hal ini pun menjawab pertanyaan saya saat pulang ke Pracimantoro, Wonogiri, empat bulan lalu. Di sana, muncul patok-patok setinggi 30 cm yang menyebar di beberapa lokasi di Kecamatan Pracimantoro.

Patok berwarna merah itu menancap di pinggir jalan, pekarangan rumah warga, sampai ke kandang sapi. Beberapa warga yang saya tanyai pun mengaku tak tahu siapa yang memasang (dan pemilik) patok tersebut. 

Namun, pertanyaan tadi kini terjawab.

Menambang 4,5 juta ton semen per tahun

Berdasarkan dokumen DLHK Jateng yang saya terima dari salah seorang kawan di Jaringan Tambang (JATAM)–tertanggal 5 Juli 2024, Pemda Jateng memberikan izin tambang kepada PT Anugerah dengan kapasitas maksimal 4,5 juta ton semen per tahun.

“Edan! Angka yang nggak kecil,” katanya, ketika mengirim dokumen tersebut.

Dalam dokumen pula, tertulis bahwa luas konsesi tambang semen adalah 123,32 hektar. Area persebarannya sendiri berada di tiga desa di Kecamatan Pracimantoro, yakni Watangrejo, Suci, dan Sambiroto.

Sejak 10 tahun yang lalu, isu pendirian pabrik semen di Wonogiri sebenarnya telah menyeruak. Bedanya, kalau sekarang yang “diincar” adalah Kecamatan Pracimantoro, pada 2014 lalu pendirian pabrik semen diproyeksikan di Kecamatan Giriwoyo.

@juna_prakasa Membalas @user6593542023779Warga Wonogiri menolak pendirian pabrik semen. #wonogiri24jam #wonogiri #demo #jawatengah #indonesia #indonesia🇮🇩 #fypシ #fypシ ♬ suara asli – Cah Angon – Juna Prakasa

Pabrik semen merusak sumber air

Penolakan warga Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri tadi bukan tanpa alasan. Menurut kajian Masyarakat Speleologi Indonesia, lokasi izin tambang dan pabrik semen berada Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunung Sewu.

KBAK Gunung Sewu sendiri merupakan ekosistem penting karena berfungsi menyimpan air. Di dalamnya, terdapat banyak sekali gua, sungai bawah tanah, mata air, dan telaga.

Pendeknya, ia adalah tempat penyimpanan air. Ini adalah berkah bagi Wonogiri, khususnya Pracimantoro yang sering mengalami kekeringan. Tambang dan pabrik semen hanya akan merusak sumber air itu.

Inilah mengapa di dekat rumah saya berdiri Museum Karst, yang semangat awalnya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya karst.

Musem Karst di Pracimantoro, Wonogiri, ikon pelestarian kars. (dok. Geopark Gunung Sewu)

Menurut Masyarakat Speleologi Indonesia, Museum Karst di Pracimantoro bukan sekadar “pajangan” alias ikon perlindungan karst. Ia sekaligus menjadi tempat edukasi bahwa kawasan karst adalah sumber carbon pricing. Khususnya bagi tiga provinsi: Jawa Tengah, Jogja, dan Jawa Timur. 

Daya rusak dari pabrik semen bakal jauh lebih besar

Kepala DLHK Jawa Tengah Widi Hartanto, memastikan bahwa aktivitas pertambangan tidak akan berdampak signifikan pada KBAK Gunung Sewu. Sebab, klaim Widi, cuma sebagian kecil yang akan ditambang.

“Ya, deket. Tapi yang ditambang kan enggak semua, kecil kok, enggak semua. Sekitar 80 hektar yang tahap pertama yang ditambang, tidak semua WIUP itu langsung ditambang semua,” ujarnya, dikutip Mojok dari Kompas.com.

Sayangnya, temuan ini dibantah oleh aktivis lingkungan dari Lingkar Keadilan Ruang, Himawan Kurniadi. Bagi dia sudah jelas: dampak kerusakan karst bakal jauh lebih besar dibandingkan keuntungannya.

Menurut Adi, sapaan akrabnya, sekalipun lokasi pembangunan pabrik semen bukan termasuk KBAK, tetapi tetap saja dalam bentang alam karst. Artinya, tetap berpengaruh terhadap kawasan karst secara keseluruhan.

“Meski bukan kawasan lindung (KBAK) tapi corak atau kemudian memang bentang karst jadi tetap berpengaruh. Misal, dengan air kalau dieksploitasi besar-besaran,” jelasnya.

Adi menegaskan, fungsi karst kalau sudah rusak tak akan bisa kembali. Baik dalam aspek ekonomi maupun lingkungan.

Debunya merusak fungsi paru-paru

Kalau mau dibedah lagi, dampak buruk dari pembangunan pabrik semen di Pracimantoro, Wonogiri, tak berhenti di aspek lingkungan saja. Di Pule, desa tetangga, saya menyaksikan bahwa debu-debu yang dihasilkan dari pabrik kalsit, telah merusak paru-paru para pekerjanya.

Hal ini didokumentasikan dengan sangat rapi oleh Maulani Setyaningrum dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam salah satu penelitiannya 2014 lalu.

Maulani menemukan bahwa paparan debu yang dihasilkan oleh pabrik kalsit di PT Putri Indah Pertiwi, Pule, Pracimantoro telah merusak fungsi paru-paru para pekerjanya.

Banyak aktivis khawatir, jika pabrik semen di Wonogiri benar-benar direalisasikan, maka dampak ini bakal jauh lebih mengerikan. 

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Pantai Indah Kapuk (PIK) 2: Nelayan Dadap Tangerang Bertahan dari Penggusuran atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Exit mobile version