Sengsaranya Orang Krian Sidoarjo kalau Diajak Nongkrong di Surabaya, Jauhnya Nggak Kira-kira tapi Orang Surabaya Tak Mau Gantian

Ilustrasi Simpang Lima Krian (Ega Fansuri/Mojok.co)

Orang-orang dari Krian, Sidoarjo merasa jadi korban akal-akalan orang Surabaya. Bagaimana tidak, orang Krian sering kali harus ngalah jika ada kumpul-kumpul dengan orang-orang Surabaya.

Keluhan tersebut sebagaimana yang Maulana (25) ungkapkan saat saya ajak ngobrol, Senin (18/3/2024) siang WIB.

“Agenda bukber di bulan Ramadan ini tentu ada, sekalian reuni teman-teman sekelas (waktu kuliah) dulu,” ungkap Maul, sapaan akrabnya.

“Tapi ya kayak yang sudah-sudah, orang Krian harus ngalah,” sambungnya.

Maksud orang Krian, Sidoarjo harus ngalah adalah Maulana sebagai orang Krian harus ikhlas menempuh perjalanan jauh ke Surabaya demi acara bukber tersebut. Tak ada opsi tengah-tengah; bukber di tempat yang dari Surabaya tidak terlalu jauh, dari krian pun juga tak terlalu jauh.

Orang Surabaya wegah ke Krian Sidoarjo

Sebenarnya keluh kesah orang Krian, Sidoarjo yang harus selalu ngalah dengan orang Surabaya bukan merupakan hal baru. Sejak dulu memang selalu begitu.

“Orang Surabaya kalau ngajak orang Krian ngopi di Surabaya itu kayak nggak mikir. Seolah-olah Krian ke Surabaya deket,” tutur Maul.

Tapi meski begitu, orang Krian akan tetap mengusahakan berangkat demi bisa kumpul-kumpul. Karena kalau kata Maul, kalau tidak mengusahakan kumpul, nanti bisa dibilang tidak effort untuk ketemu teman.

Sementara sebaliknya, setiap kali orang Krian, Sidoarjo yang mengajak orang Surabaya ngopi atau sekadar kumpul-kumpul di Krian, jawaban orang Surabaya sudah ketebak. Jawabannya pasti berkutat pada alasan “wegah karena kejauhan”.

“Lah kalau begitu hukumnya, emangnya Krian ke Surabaya lebih deket daripada Surabaya ke Krian? Kan sama aja,” gerutu Maul.

Krian Sidoarjo terlalu semrawut

Sebagai gambaran, jarak tempuh dari Surabaya ke Krian, Sidoarjo atau sebaliknya kira-kira memerlukan waktu setengah jam. Kalau sedang macet-macetnya bisa menyentuh satu jam.

“Selain itu, di jalur menuju Krian kita juga berhadapan dengan truk-truk besar,” ungkap Firli (24) yang merupakan orang Surabaya.

Firli sendiri mengakui bahwa memaksakan orang Krian, Sidoarjo datang ke Surabaya, sementara orang Surabaya sendiri tak pernah mau effort ke Krian tentu tidak fair. Namun, Firli sendiri entah kenapa mendadak mager jika ada ajakan kumpul-kumpul di Krian.

Lebih-lebih, ada titik-titik lalu lintas di Krian, Sidoarjo yang terlalu semrawut dan sangat menguras emosi dan kesabaran. Termasuk yang paling parah adalah di Simpang Lima yang menjadi titik bertemunya pengendara-pengendara ugal-ugalan.

Simpang Lima Krian Semrawut MOJOK.CO
Potret Simpang Lima Krian saat sepi. (Aly Reza/Mojok.co)

“Saya orang Surabaya nggak terbiasa menerjang itu semua. Kalau bagi orang Krian kan sudah jadi makanan sehari-hari,” ungkap Firli. Jadi, lanjut Firli, pastinya tak ada masalah jika orang Krian lah yang mengalah ke Surabaya.

Di Surabaya lebih bagus dan banyak pilihan

Masih kata Firli, setelah menempuh serangkaian kesemrawutan, kemacetan, dan berjibaku dengan truk-truk besar, tapi tetap tak terbayar dengan suasana enak di Krian, Sidoarjo.

Di Krian sendiri bukannya tak ada tempat ngumpul yang menarik dan enak. Tapi, bagi Firli, pilihannya tak sebanyak ketika ngumpul di Surabaya. Mau ngumpul di tempat biasa sampai mewah tinggal pilih dan menentukan.

Kalau mau kumpul-kumpul di mal, tinggal pilih pula di mal mana: dari mal biasa seperti Royal Plaza hingga yang lebih mewah seperti Tunjungan Plaza. Soal kuliner pun pilihan di Surabaya lebih beragam ketimbang di Krian, Sidoarjo.

“Sehabis ngumpul kalau muter-muter dulu di Surabaya seenggaknya ada city light yang enak dipandang,” ucap Firli.

“Kalau di Krian mau lihat apa? Wong jalanannya aja gelap, og,” lanjutnya.

Maul selaku orang Krian sebenarnya sudah merasa jengah dengan argumen-argumen tersebut. Sebab, bagaimanapun, jarak dari Kiran ke Surabaya ya sama jauhnya seperti Surabaya ke Krian, Sidoarjo.

“Sesekali orang Surabaya maul ah gantian. Masa orang Krian harus ngalah terus. Rugi, dong!,” keluh Maul.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Suasana Stasiun Wonokromo Surabaya Bikin Risih, Kursi Tunggu Penumpang Jadi Tempat Muda-mudi Bermesraan Tak Kenal Sungkan

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Exit mobile version