Moro Mall Purwokerto memang sudah resmi tutup karena pailit pada November 2023 lalu. Namun, kenangan eks pusat perbelanjaan andalan warga Karesidenan Banyumas ini terus ada di benak masyarakat.
Saat ini di Purwokerto sudah berkembang banyak pusat perbelanjaan modern. Namun, dulu pada era 90-an Moro Mall Purwokerto jadi pionir sekaligus kebanggaan.
Moro resmi berdiri pada 1997 silam. Bangunan dengan tinggi empat lantai itu langsung jadi jujukan masyarakat yang ingin berbelanja.
Bukan hanya bagi warga sekitar, tapi juga wilayah Karesidenan Banyumas lain seperti Purbalingga hingga Banjarnegara. Maklum, saat itu di kabupaten-kabupaten tersebut belum ada mal atau pusat perbelanjaan sekaligus hiburan yang besar.
Rela naik bus dari Banjarnegara hampir 2 jam demi ke Moro Mall Purwokerto
Salah satunya adalah Bagus (27). Ia ingat betul, di masa SD sekitar 2005-2010 silam, beberapa kali berkunjung ke mal tersebut. Bukan perjalanan yang singkat. Pasalnya ia harus menggunakan bus mikro dari rumahnya menuju kota Banjarnegara yang memakan waktu setengah jam.
“Habis itu naik bus Teguh atau Cebong ke arah Purwokerto,” kenangnya. Durasi perjalanan dari Banjarnegara hingga Purwokerto sekitar 90 menit.
Menurutnya, karena di Banjarnegara tidak ada mal serupa maka ia dan ibunya rela menempuh perjalanan jauh. Sebagai keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang tak punya kendaraan pribadi, menaiki bus adalah cara paling ekonomis.
Rutinitas yang hampir pasti adalah momen jelang Lebaran. Ia akan minta ibunya untuk membeli berbagai kebutuhan hari raya.
“Rasanya ya pasti agak nggumun. Kayak pasar tapi lebih modern. Inget banget pernah nangis karena minta beli Tamiya di sana,” kelakarnya.
Baca halaman selanjutnya…
Masih berjaya saat mal lain tumbuh di Purwokerto, tapi perlahan bangkrut dihantam zaman
Selain itu, salah satu agenda wajibnya adalah mampir ke Timezone selepas menemani ibunya belanja pakaian dan kebutuhan lebaran. Sesuatu yang tak bisa ia dapati di Banjarnegara.
Tetap jadi pilihan meski mulai banyak mal berkembang di awal 2000-an
Pada era awal 2000-an, sebenarnya di Purwokerto sudah ada beberapa pusat perbelanjaan besar seperti Sri Ratu dan Duta Mode. Namun, bagi sebagian kalangan Moro tetap jadi pilihan.
Salah satunya bagi Faries (25), warga Tipar, Ajibarang, Banyumas. “Anak-anak Ajibarang itu juga bela-belain ngebis. Habis itu harus naik angkot ganti dua kali cuma sekadar ke Moro,” kenangnya saat saya hubungi Selasa (25/06/2024).
Ia juga sering kesana dari zaman TK hingga akhir SD. Pasalnya, setelah lulus ia sudah hijrah untuk mondok di luar kota.
“Ibuku kalau ngajak belanja ya ke Moro. Belanja baju lebaran gitu. Sebagai anak kecil, ke moro ya hiburannya Timezone atau pengin beli komik di Gramedia Moro,” ujarnya.
Faries mengakui cukup sedih setelah mengetahui bahwa Moro Mall Purwokerto tutup. Pasalnya, meski beberapa tahun sebelum pailit, ia sudah tak pernah berkunjung lagi tapi mal itu penuh kenangan masa kecilnya, masa indah bersama keluarga.
“Sebenernya beberapa mal di Purwokerto seperti Sri Ratu itu sudah tutup duluan. Tapi sayang saja sih. Ya sekarang persaingan ketat, zaman berubah, tapi Moro tetap jadi legenda buat orang Purwokerto dan sekitarnya,” tuturnya.
Pailitnya Moro Mall Purwokerto tercatat pada putusan Pengadilan Niaga Semarang Nomor 25/Pdt.Sus-PKPU/2023/PN.Niaga.Smg tertanggal 16 November 2023.
Mal ini tak mampu menghadapi situasi pelik sejak pandemi Covid-19 melanda. Seperti pusat perbelanjaan retail lainnya, ada penurunan omzet besar-besaran. Setelah pandemi, Moro juga tak kunjung bangkit.
Delapan pemegang saham Moro Mall Purwokerto akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis. Sehingga, pusat perbelanjaan legendaris tersebut kini tinggal kenangan bagi warga daerah sekitar yang pernah punya hal indah di tempat tersebut.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Pandji Benar. Purwokerto Memang Tidak Istimewa, Tapi Lebih Nyaman Ketimbang Jogja
Cek berita dan artikel lainnya di Google News