Derita Mahasiswa Pontianak yang Jadi Talent Sleep Call, Terluka Hatinya karena Nggak Mau Pura-pura

Derita Mahasiswa Pontianak yang Jadi Talent Sleep Call, Terluka Hatinya karena Nggak Mau Pura-pura MOJOK.CO

Ilustrasi Derita Mahasiswa Pontianak yang Jadi Talent Sleep Call, Terluka Hatinya karena Nggak Mau Pura-pura. (Ega Fansuri/Mojok Co)

Seorang talent jasa sleep call memutuskan mundur setelah mendapat klien pertamanya. Ia tidak siap jika harus bermanis-manis dan manja pada kliennya.

***

SaDeritaat ini marak tawaran jasa sleep call di media sosial. Istilah sleep call ini awalnya merujuk kegiatan sepasang kekasih yang berbincang melalui telepon hingga salah satunya tertidur. Sekarang, siapapun bisa melakukan sleep call. Tujuannya pun macam-macam, ada yang ingin punya teman ngobrol yang asyik, curhat, hingga mengusir kesepian.

Banyaknya permintaan jasa sleep call membuka peluang kerja bagi orang-orang yang suka ngomong. Lantas, bagaimana kalau yang bekerja itu adalah jenis orang dengan karakter introvert?

Mahasiswi Pontianak yang tidak habis pikir ada orang butuh sleep call

Mojok berbincang dengan Vall (30), panggil saja begitu. Seorang mahasiswi dan seorang pekerja freelance asal Pontianak, Kalimantan Barat yang kemudian mendaftar di agensi sleep call. Ia membagikan pengalamannya menjadi seorang teman cerita melalui telepon

“Terkadang aku tertawa dengan apa yang baru saja aku alami. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan bekerja menjadi salah satu talent di agensi sleep call,” kata Vall kepada Mojok, Kamis (29/2/2024).

Vall mengatakan ia tahu adanya lowongan pekerjaan sebagai talent di agensi sleep call melalui sebuah platform karier atau lowongan pekerjaan. Ia iseng mengirim lamaran hingga kemudian ada panggillan wawancara. 

“Langsung diterima dan dapat briefing, juga dapat penjelasan bukan hanya sleep call tapi juga video call, chatting,” kata Vall. Ia ikut karena penasaran bagaimana sistem agensi maupun karakter orang-orang yang menjadi klien.

“Masnya pernah lihat Take Me Out, nah modelnya seperti itu. Jam kerjanya fleksibel, kalau kuat boleh 24 jam,” kata Vall tertawa.

Besaran honor untuk jadi teman ngobrol

Soal honor, menurut Vall macam-macam, untuk call rata-rata dihitung per jam dan bayarannya dengan sistem bagi hasil. Ada juga model paket yang meliputi video call, chatting, termasuk kirim PAP selama sebulan. Intinya jadi pacar virtual.

“Yang komplit itu sebulannya Rp4 juta, lumayan juga itu, tapi kita harus siap setiap saat klien menghubungi,” kata Vall. 

Vall bahkan masih tidak habis pikir, ada orang-orang yang membutuhkan teman ngobrol lewat telepon atau sekadar ditemani berbincang lewat telepon hingga tertidur. Padahal banyak platform digital yang sebenarnya orang-orang bisa memanfaatkannya untuk menunjang keinginannya tersebut.

Menurut Vall, saat masuk agensi pun ia belum bisa membayangkan seperti apa masalah-masalah klien yang nanti akan ia hadapi. “Tujuan utamaku sebenarnya simpel, hanya untuk memberanikan diri berbicara dengan orang lain selain orang terdekatku,” kata Vall.

Vall menggambarkan dirinya sebagai makhluk introvert yang ingin mencoba membagikan isi kepalanya terhadap orang lain. Ia yang juga seorang penulis fiksi, ingin tahu juga berbagai karakter orang sehingga iseng mendaftar sebagai talent penyedia jasa sleep call.

Klien pertama jadi agen sleep call yang membuat bingung

Beberapa hari bergabung, Vall dapat klien pertamanya. Klien pertamanya seorang laki-laki yang jika dari suaranya berusia jelang 40-an. Meski namanya jadi talent sleep call, klien pertamanya ini butuh teman ngobrol di siang hari.

Dalam profilnya Vall sudah menjelaskan bahwa ia menganggap klien bukan sebagai klien, tapi  teman ngobrol. Ia ingin ngobrolnya senatural mungkin, tanpa perlu dirinya bermanis-manis, bermanja-manja atau terkesan dibuat-buat.

Namun, gara-gara prinsipnya tersebut, justru ia berselisih dengan klien pertama sekaligus terakhirnya. “Awalnya aku melakukan pendekatan sebisaku, mencoba untuk asyik dalam mengobrol, mencari topik yang menarik, tapi aku merasa ini adalah kegagalan,” katanya.

Vall merasa gagal karena saat klien diam, ia juga ikut diam. “Aku takut untuk memulai mengajukan topik yang bahkan orang lain belum tentu suka. Sampai di satu titik, klien-ku tiba-tiba banyak bicara, tepatnya banyak menceramahi dari segi kehidupan bahkan dari segi pelayananku,” kata Vall.

Vall merasa beruntung karena mengambil yang layanan telepon atau call saja, bukan video call.

“Video call nggak sanggup. Yakin si langsung aku blok kalau ngeselin dan takut banget mukanya nggak sesuai suara indahnya,” kata Vall tertawa. Bahkan ia yakin, kalau obrolan itu waktunya malam hari, klien pertamanya itu pasti ia tinggal tidur selagi ngoceh.

Vall mengatakan, ini adalah pengalaman pertamanya mencoba pekerjaan sebagai talent sleep call. “Aku hanya mencoba asyik, mencoba untuk melakukan yang terbaik, tetapi disalah artikan oleh orang lain,” keluhnya. 

Menurut Vall, sebagai seorang talent sleep call harusnya memang bukan sekadar jadi pekerja biasa. Ia harus siap dengan berbagai karakter klien. Ia menilai seorang talent bisa membahagiakan orang lain. Namun, di sisi lain, ibaratnya siap ditindas orang lain, dalam hal ini seorang klien. 

“Ibaratnya kita harus menghargai klien tersebut, tapi kita juga harus kuat untuk menerima konsekuensinya,” katanya.

Sangat kesal dengan klien sleep call karena diam terlalu lama

Vall, menceritakan ia pernah dalam titik, sangat kesal dengan klien. Peristiwa tersebut terjadi saat giliran klien ngomong, tapi memiliki jeda yang sangat lama. “Aku berpikir kalau dia menyudahi omongannya. Tapi ternyata tidak, sampai suara ku dan klien ini bertabrakan,” ujar Vall.

Ia terlanjur bersuara untuk mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang sedang mereka bahas. “Tapi malah si klien menuduhku memotong ucapannya yang membuat dirinya ngambek,” katanya kesal.

Seperti yang ia sampaikan awal, ia ingin komunikasi senatural mungkin. Dan dia bukan tipe cewek romantis yang akan membujuk cowok ngambek untuk baikan lagi.

Namun, pada akhirnya Vall harus mengalah. Bukan karena ia ingin mendapatkan reputasi yang sangat baik, bagus, dan perfect sebagai talent sleep call pemula, tapi ia juga merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan. 

“Tepatnya aku masih punya harga diri. Tidak semua orang salah mengalah, kok! Hanya itu pikiranku,” katanya.

Saat masalah itu muncul, Vall kemudian diam. Maksudnya memberikan waktu pada klien untuk ngomong. Ia benar-benar menutup mulut tanpa mengucapkan satu katapun, dan itu malah membuat jadi serba salah. 

“Dengan maksud aku diam, tapi ia mengira aku tidak melayani dengan baik. Di sisi lain aku banyak bertanya bahkan ngomong, aku dikira suka motong pembicaraan orang lain bahkan cerewet,” katanya.

Serba salahnya menemani orang ngobrol yang nggak tahu karakternya

Vall menyadari bahwa klien jasa sleep call itu macam-macam sifatnya. Namun, ia tak menyangka klien pertamanya punya karakter seperti itu. Ia memutuskan untuk diam saja tanpa bicara, karena memang bicara pun akan menjadi serba salah. Dan bener saja, klien itu mengira ia marah padanya.

“Aku kesal yang berakhir membiarkan dia mengoceh seperti burung beo tanpa aku sanggah, dan aku kembali ke duniaku di mana klien mengatakan ‘kalau anak introvert telah memiliki dunia sendiri’,” katanya.

Vall mengatakan, itu mengapa seorang talent sleep call bukan sekadar talent. Namun, harus mengerti karakter klien seperti apa walaupun hanya dari suara yang menguar melalui ponsel. 

Akhirnya obrolan lewat telepon dengan klien pertamanya itu terputus. Vall segera saja memberitahu atasannya atau partner kerja yang bertugas, agar tidak usah memberikan upah atau gaji atau apalah itu bahasanya atas kerjanya hari itu.

“Aku menganggap ini hanyalah sebagai pengalaman dan tugas pertamaku dan mungkin yang terakhir,” katanya. 

Vall ingin mengakhiri pekerjaan konyol yang bisa membuatnya tidak nyenyak tidur untuk memikirkan klien seperti apa yang nantinya akan ia hadapi berikutnya. Bahkan ia khawatir jika tetap meneruskan pekerjaan tersebut akan mengganggu kesehatan serta mental yang sudah rapuh. 

“Aku tak ingin menggampangkan sebuah pekerjaan walaupun itu terlihat gampang. Cukup kali ini saja, anak Introvert menjadi talent sleep call,” kata pemilik blog msha.ke/vallaja ini menutup obrolan. Vall berpesan,  bagi para talent yang tergabung dalam agensi, agar kuat untuk menghadapi berbagai macam klien di luar sana. Terpenting agar seorang penyedia jasa sleep call juga memperhatikan kesehatan mentalnya ketika menghadapi berbagai macam klien.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Saya Membayar Pacar Virtual untuk Memanggil Saya Sayang

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

Exit mobile version