Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Ceramah yang Isinya Cuma Guyon bikin Umat Nggak Maju, Sertifikasi Penceramah Itu Perlu?

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
12 Desember 2024
A A
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut dakwah atau ceramah yang isinya cuma guyon seperti Miftah Maulana (Gus Miftah) bikin umat tidak maju-maju MOJOK.CO

Ilustrasi - Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut dakwah atau ceramah yang isinya cuma guyon seperti Miftah Maulana (Gus Miftah) bikin umat tidak maju-maju. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kasus Miftah Maulana alias Gus Miftah masih terus menuai respons publik, bahkan setelah beberapa hari berlalu. Lebih-lebih, video-video lama ceramahnya, yang juga dinilai menggunakan bahasa tidak patut, juga bertebaran. Tidak hanya masyarakat awam, tokoh publik pun akhirnya turut berkomentar. Salah satunya Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Dakwah yang baik menurut Muhammadiyah

Haedar Nashir menerangkan, dalam sudut pandang Muhammadiyah, dakwah bukan hanya soal mengajak kepada kebaikan. Tapi juga harus dilakukan dengan cara yang menggembirakan, mencerahkan, dan memajukan.

Dalam perspektif Kepribadian Muhammadiyah, lanjut Haedar, dakwah juga disikapi sebagai usaha mencegah keburukan sekaligus mengajak kepada kebaikan. Maka, harus juga disertai dengan cara-cara yang baik melalui keteladanan yang baik. (akhlakul karimah).

Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut dakwah atau ceramah yang banyak isinya cuma guyon bikin umat tidak maju-maju MOJOK.CO
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam sambutannya di pelantikan Rektor UM Surabaya. (Dok. Muhammdiyah)

“Amar makruf nahi munkar tapi harus multi aspek, disertai keteladanan. Ngomong serba baik, (jangan) nuduh orang lain salah,” beber Haedar dalam sambutannya saat pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Mundakir, pada Senin (9/12/2024).

“(Kalau) mengajak baik tapi perilakunya nggak baik, akhirnya apa? Jatuh diri di hadapan publik. Seperti yang terakhir terjadi.Mesti sudah tahu,” sambungnya menyinggung kasus yang terjadi pada Miftah Maulana a.k.a Gus Miftah.

Model dakwah penuh guyonan

Meski banyak yang—akhirnya—tidak sejalan dengan model ceramah Miftah Maulana, tapi tidak sedikit pula yang membela.

Bagi mereka—yang di pihak Gus Miftah—menyebut bahwa gaya ceramah Gus Miftah memang begitu adanya: guyonan dan cenderung blak-blakan. Ya karena segmentasi dakwahnya adalah kelompok orang-orang marjinal.

Sehingga, jika publik non-segmen ceramah Miftah Maulana, maka tentu akan tersinggung dengan gaya ceramahnya. Padahal guyonan begitu, lagi-lagi bagi “pembela” Miftah Maulana, dianggap biasa.

Ada banyak Gus atau Kiai, khususnya di Jawa, yang model ceramahnya memang penuh guyonan. Sasarannya memang untuk orang awam, agak menciptakan suasana majelis yang menyenangkan. Dengan begitu masyarakat tidak jenuh dan akan cenderung suka datang untuk mendengar ceramah.

Ceramah penuh guyon bikin umat nggak maju-maju

Namun, Haedar kurang sependapat dengan model ceramah begitu: penuh guyonan. Sayangnya, ceramah yang seperti itu, yang kalau kata Haedar adalah dakwah entertainment, justru paling banyak disukai di tengah masyarakat Indonesia.

“Muhammadiyah tidak melarang humor atau candaan, tapi jangan materi ceramah isinya hanya humor saja,” ujar guru besar Sosiologi tersebut.

“Sementara kalau ada mubalig yang muatan materinya daging semua, tidak terlalu banyak diikuti,” imbuhnya.

Fenomena itu, katanya, yang menjadi salah satu pemicu keterlambatan umat untuk bekembang dan maju. Sebab, materi-materi keagamaan yang didapatkannya hanya sebatas kulit, tidak sampai pada substansi.

Sertifikasi pendakwah

Imbas kasus Miftah Maulana (Gus Miftah), anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq, mengusulkan kepada Kementerian Agama (Kemenag) perihal adanya sertifikasi terhdap seluruh juru dakwah di Indonesia.

Iklan

Bagi Maman, kasus Miftah Maulana harus menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak untuk menjaga perkataan di hadapan publik. Pendakwah seharusnya merupakan orang yang paling menguasai sumber-sumber nilai keagamaan, baik itu dari Al-Qur’an, Hadis, maupun sumber-sumber klasik lain.

Oleh karena itu, dia menekankan, seharusnya tidak ada bahasa kotor maupun candaan yang mengolok-olok pihak lain saat berceramah.

“Pendakwah harus membuat tema keagamaan dama setiap ceramahnya. Tema yang dibawakan harus merujuk sumber agama. Misalnya, soal kesederhanaan atau lainnya, itu semua harus bersumber atas referensi keagamaan (Al-Qur’an, Hadis, dan sumber-sumber klasik lain),” papar Maman dalam keterangannya kepada awak media pada Rabu (4/12/2024) sebelumnya.

Itulah kenapa para pendakwah perlu disertifikasi untuk mengukur kapasitasnya dalam menguasai sumber-sumber agama.

Usulan tersebut pun kini sedang ditimbang oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Dia masih meminta dan menimbang masukan-masukan dari Kemenag, Majelis Ulama Indonesia (MU), hingga kalangan ormas-ormas Islam di Indonesia.

Sikap Muhammadiyah tentang sertifikasi pendakwah

Hanya saja, kata Haedar, rasa-rasanya tidak perlu ada sertifikasi terhadap seluruh juru dakwah jika hanya mengacu pada satu atau dua kasus saja.

Menurut Haedar, yang paling penting untuk disertifikasi adalah kepala elite agama atau elite bangsa. Sebab, mereka lah yang akan menjadi teladan.

“Maka karena itu, kami berharap bahwa agama itu bisa menjadi suluh kehidupan, bukan menjadi entertainment dalam kehidupan kita,” tegas Ketum PP Muhammadiyah itu usai pelantikan Rektor UM Surabaya berakhir.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: “Gus”: Dulu Panggilan Orang yang Belum Layak Jadi Panutan, Kini Malah Jadi Status Gagah-gagahan

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 12 Desember 2024 oleh

Tags: ceramah guyonandakwah ala muhammadiyahgus miftahMiftah MaulanaMuhammadiyah
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Anggota PSHT Iri dengan Perguruan Tapak Suci yang Dianakemaskan Muhammadiyah karena Merasa Dikucilkan di UMM. MOJOK.CO
Ragam

PSHT Tetap di Hati meski Belajar di Lingkungan Muhammadiyah yang Punya Tapak Suci

16 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.