Posko Anti Kesurupan, Didirikan Gara-gara Rakyat Kerajaan Jin Marah 

Ada di Jogja, gratis

Posko anti kesurupan di yogyakarta didirikan karena jin marah. Foto ilustrasi pohon beringin. (Agung PW/Mojok.co)

Di Yogyakarta, sebuah posko didirikan untuk menyembuhkan orang kesurupan. Peristiwa, kesurupan massal di sebuah sekolah di Jogja tahun 2017 menjadi penanda kelompok ini terbentuk.  

***

Di sudut perempatan Blok O, tepatnya di seberang Jogja Expo Center, ada deretan ruko yang tampak biasa saja. Namun, sebenarnya pada salah satu ruko itu adalah Posko Anti Kesurupan milik Agus Sumarwoto. 

Tak sekadar menyembuhkan orang kesurupan saja. Eksistensi posko antikesurupan itu punya alasan dan tujuan yang besar: menciptakan harmoni alam semesta. 

Selasa (15/2) sekitar pukul 14.00 WIB, saya dan motor beat saya berhenti di depan ruko milik Agus Sumarwoto. Lokasinya ada di Jalan Raya Janti 303 C. Saya menatap ruko itu sambil kebingungan.  

Sebenarnya, dua tahun lalu saya sudah mengetahui keberadaan Posko Anti Kesurupan milik Agus Sumarwoto. Sebab, saya kerap melihat banner bertuliskan “Posko Anti Kesurupan Lembaga Sosial dan Konsultasi Goib dan Spiritual” di atas pintu ruko Agus Sumarwoto. Banner itu juga menampilkan nomor handphone Agus yang saya simpan.  

Nah, sekarang, banner itu menghilang. Saya sempat mbatin: jangan-jangan poskonya pindah?  Saya sempat membuka Google Maps untuk memastikan lokasi. Namun hasilnya nihil. Mau bertanya ke orang “Pak, Bu, dulu di sini ada posko antikesurupan sekarang ke mana ya?” eh tapi merasa aneh.  

Ya sudah, saya menunggu saja. Toh, sudah janjian juga. Tak lama kemudian, datanglah Agus Sumarwoto dengan motor Supranya. Agus yang seluruh rambutnya memutih itu mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Tidak ada jubah putih, tidak ada sorban, tidak ada cincin akik yang dikenakannya. Setidaknya itu gambaran saya tentang sosok paranormal dalam benak saya. 

“Sebentar ya, saya ganti baju dulu. Kamu duduk dulu. Jangan bingung, bannernya sengaja saya lepas karena rukonya kemarin sempat disewakan,” kata pria berusia 50-an ini sambil membukakan pintu ruko yang jadi kantor Posko Anti Kesurupan.  

Di dalam posko hanya ada empat kursi kayu, satu meja, dan bekas pembakaran dupa di dalam mangkok plastik. Mangkok plastik itu adalah jenis mangkok yang biasa digunakan buat wadah salad buah.

 “Di sini nggak ada kan kemenyan, kembang dan lain-lain kan?” Agus yang baru saja datang langsung membuyarkan lamunan saya. Menurut Agus, Posko Anti Kesurupan miliknya lebih fokus pada esensi. Jadi, tidak ada gunanya menonjolkan simbol-simbol hiperbola seperti yang digunakan peran dukun di televisi.

Berawal dari kesurupan massal

Setelah duduk tenang, Agus mulai bercerita tentang awal mula kelahiran Posko Anti Kesurupan. Saat itu terjadi kesurupan massal di SMP Negeri 15 Yogyakarta pada tahun 2017. Hampir setiap hari selama beberapa bulan, belasan siswa dan guru kesurupan secara bergantian. Ada yang menangis, ada yang sekadar berteriak-teriak marah. 

Usut punya usut, penyebabnya adalah pohon tua yang dahannya dipotong. Pohon itu ternyata adalah tempat tinggal rakyat kerajaan jin yang usianya sudah ratusan tahun. Para jin itu marah karena merasa rumahnya dirusak. 

 “Semua spiritualis dari berbagai kota datang untuk menenangkan mereka tapi tidak berhasil. Saya datang di akhir-akhir, saat yang marah tinggal sedikit. Saya tumpangi makhluk yang agak manut, buat menenangkan [jin] yang tersisa,” kata Agus.

 Kesurupan massal di SMP Negeri 15 Yogyakarta sempat diberitakan di media massa lokal maupun nasional selama berbulan-bulan. Menurut Agus, peristiwa itu memilukan. Dia tidak ingin hal itu terulang lagi. Agus mengatakan, langkah pertama untuk mencegahnya adalah membuka kesadaran masyarakat tentang satu hal: makhluk halus dan alam gaib itu ada. 

posko anti kesurupan
Agus menunjukkan brosur Posko Anti Kesurupan yang ia buat. (Salsabilla Annisa/Mojok.co)

 Menurut Agus, alam gaib masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Bahkan beberapa ada yang enggan membicarakannya. Akibatnya, mereka jadi bingung bagaimana caranya untuk mengatasi peristiwa spiritual. Misalnya, semacam kesurupan, santet kiriman, tumbal pesugihan hingga pelet. 

 Agus sadar untuk melakukan misinya, dia membutuhkan suatu wadah. Maka dia mendirikan Posko Anti Kesurupan bersama tiga orang spiritualis lainnya. Agus mengenal mereka jauh sebelum peristiwa kesurupan massal di SMP Negeri 15 Yogyakarta. 

 Pendirian posko sebenarnya menjadi pro dan kontra di kalangan spiritualis. Bahkan hingga saat ini. Sebab tidak semua spiritualis mau menunjukkan keahlian mereka. Selain itu, keputusan Agus dianggap terlalu mendewakan kapasitasnya. 

“Tapi menurut saya, kalau kita punya kemampuan yang bermanfaat bagi masyarakat, kenapa tidak dimanfaatkan?” kata Agus.  

Agus kemudian membuat banner Posko Anti Kesurupan beserta kontaknya. Lalu dia memasang banner itu di atas pintu rukonya. Menurut Agus, informasi soal poskonya akan tersebar secara masif dengan sendirinya. Sebab setiap hari perempatan Blok O tak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan.  

Tak lama kemudian, Agus mendapat banyak pesan masuk berisi permintaan tolong. Mayoritas minta tolong untuk menyembuhkan kesurupan baik massal maupun tunggal. Tak tanggung-tanggung, pesanan juga datang dari luar Pulau Jawa. 

“Saya juga masih ada brosur untuk disebarkan. Sebentar, saya ambilkan dulu,” kata Agus. Dia lalu pamit ke ruko sebelah. Lalu kembali dengan selembar brosur berwarna kuning berisi daftar penanganan yang tersedia di posko.  

Penyembuhan bisa dilakukan dari jarak jauh

“Penyembuhan yang kami lakukan itu tidak seperti di film-film atau televisi. Kami nggak gerak heboh, terus tangan kami mengeluarkan sinar terus blar! Setannya hilang. Nggak gitu,” kata Agus sembari menggerak-gerakkan tangannya. 

Agus memberi satu contoh kasus. Seorang mantan pasiennya, sebut saja namanya Parti (37), datang ke posko Agus baru-baru ini. Parti baru saja pulang dari kondangan di Gunungkidul. Di gendongannya, bayi berusia tiga bulan menangis kencang hingga tersengal-sengal.  

Parti mengatakan bayinya tiba-tiba menangis kencang usai diajak bersalaman dengan pengantin perempuan. Tangis itu tak berhenti sejak mereka masih di Gunungkidul hingga sampai ke posko. Parti khawatir anaknya kehabisan tenaga dan sakit.  

“Saya curiga dia kesurupan sawan manten. Tadi kami baru saja pulang kondangan. Saya langsung firasat pasti kesurupan. Lihat posko ini, saya langsung mampir,” kata pasien itu kepada Agus.  

Agus cukup memejamkan mata lalu melakukan dialog dengan makhluk halus yang mampir. Seakan berkata “hei, pergi kamu jangan ganggu manusia ini”. Lalu meminta pertolongan Tuhan agar makhluk halus itu dikeluarkan dari tubuh kecil si bayi. Dalam waktu tiga detik, si bayi berhenti menangis.  

“Kalau kasusnya sulit, bisa sampai minta tolong alam semesta untuk melebur makhluk itu. Tapi sejauh ini, saya tidak pernah menangani kasus yang begitu sulit dan lama. Paling cepat 3 detik, paling lama 4 menit selesai,” kata Agus. 

Agus mengatakan poskonya juga bisa mengatasi kesurupan yang terjadi di Luar Pulau Jawa. Si pelapor tinggal kirimkan nama dan alamat korban kesurupan. Seluruh penanganan gratis.  

Brosur layanan di Posko Anti Kesurupan. (Salsabilla Annisa/Mojok.co)

Ah, kemudian saya teringat. Tetangga depan rumah saya pernah kesurupan berkali-kali. Padahal sudah diruwat berkali-kali dengan berbagai metode. Saya menanyakan alasan dibalik peristiwa itu. Agus mengatakan, kesembuhan juga tergantung dari kapasitas orang yang meruwat.

Penanganan kesurupan, menurut Agus, ibarat peperangan dengan makhluk halus. Makhluk halus memiliki level kekuatan. Mirip seperti beladiri dengan sabuk putih hingga sabuk hitam. Agus mengatakan, kuntilanak, tuyul, dan genderuwo termasuk makhluk halus level rendah. Sabuk putih.  

“Misalnya yang di dalam tubuh itu makhluk halus sabuk hitam, tapi yang menangani itu kapasitasnya hanya sabuk putih, itu susah. Kalau makhluknya pergi pun, nanti akan balik lagi,” kata Agus yang sehari-hari mengelola kantin makan. 

Bicara soal kapasitas spiritualis, saya tergerak untuk bertanya: bagaimana cara meningkatkan kapasitas? Menurut Agus, caranya adalah dengan melakukan laku prihatin. Caranya dengan menjalankan berbagai macam jenis puasa. Setelah itu, tinggal mengamalkan sifat ikhlas, jujur dan bijak dalam menghadapi dinamika kehidupan.  

Begitu juga dengan manusia biasa. Manusia perlu menjalani hidup dengan ikhlas, jujur dan bijaksana agar kekuatan batinnya meningkat. Makin bersih batinnya, makin kebal juga manusia itu dari gangguan makhluk halus yang jahat. 

Menjaga keseimbangan semesta

 Eksistensi posko kesurupan milik Agus tak sekadar mengatasi kesurupan. Pendirian posko ini ternyata punya alasan yang jauh lebih penting: melawan dunia kegelapan demi harmoni alam semesta. 

Agus mengatakan, saat ini banyak pejabat dan tokoh masyarakat di pedesaan yang menggunakan ilmu hitam. Misalnya seperti pelet dan santet. Tujuannya jelas, untuk mempertahankan kekuasaan. Atau, untuk menyingkirkan lawan politik mereka.

“Mereka dikuasai hawa nafsu, ego, lalu membuat perjanjian dengan kegelapan demi kekuasaan. Dalam perjanjian itu, mereka kan harus memberi tumbal. Tumbalnya ya orang-orang tidak bersalah,” kata Agus. 

Tak hanya soal kekuasaan, praktik pesugihan pun sudah umum digunakan bisnis-bisnis kecil di Jogja. Demi keuntungan menggunung, tak sedikit yang tega menumbalkan anggota keluarganya sendiri. 

Agus mengatakan, orang-orang yang terlampau egois ini sama saja mengeksploitasi alam semesta untuk kepentingan duniawi. Akibatnya, alam semesta kehilangan harmoninya. Contohnya sederhana: manusia yang kekuasaannya kuat makin kuat, yang lemah makin lemah.  

Di situlah peranan posko anti kesurupan milik Agus. Agus dan anggota lainnya ingin melindungi orang-orang yang jadi korban keserakahan manusia lain. Caranya dengan mengeluarkan makhluk jahat kiriman santet, melebur pengaruh santet, hingga melindungi orang dari ancaman tumbal.

Di akhir sesi wawancara, Agus mengatakan semua penanganan membutuhkan ketenangan dan kebersihan batin. Oleh karena itu, dirinya tak boleh dikuasai amarah, kecemasan, dan ego terlalu lama.  

Agus tak mengelak dirinya juga manusia biasa. Dia kerap ingin marah berlebihan, egonya kerap memberontak. Apalagi kalau sedang berselisih paham dengan sang istri. Satu-satunya cara untuk mengatasinya, Agus punya mantra pribadi.  

“Tinggal pejamkan mata, ucapkan ‘ora popo, ora ono opo-opo, hanya Tuhan yang ada di dalam hati saya’ pasti nanti akan langsung tenang. Nggak sampai tiga detik,” kata Agus. Agus juga menyarankan cara itu pada saya. Tapi saya ragu saya bisa menerapkannya sebaik Agus. 

Saya sebenarnya sangat ingin mengikuti proses saat Agus menyembuhkan orang kesurupan. Kemarin saya sempat diajak ke Klaten karena ada permintaan dari masyarakat yang anggota keluarganya kesurupan. Sayang, saya tidak bisa ikut karena bersamaan ada acaran di luar kota.

Reporter: Salsabila Annisa Azmi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Pengakuan Mantan Bandar Judi Dadu Tingkat Kampung di Ponorogo   dan liputan menarik lainnya di Susul.

 

 

Exit mobile version