Saya Pria, dan Saya Pernah Lupa Ganti Oli Motor hingga Motor Saya Rusak dan Turun Mesin

Saya Pria, dan Saya Pernah Lupa Ganti Oli Motor hingga Motor Saya Rusak dan Turun Mesin

Saya Pria, dan Saya Pernah Lupa Ganti Oli Motor hingga Motor Saya Rusak dan Turun Mesin

Saya yakin banget para pembaca di sini pernah dengar satu kelakar yang berbunyi kalau wanita tidak pernah ganti oli motor. Entah dari mana awalnya, tapi kelakar ini seakan-akan selalu ada dan berlipat ganda, serta selalu ada contohnya.

Padahal sebenarnya kelakuan ceroboh terkait kendaraan bermotor tak mengenal gender. Kita tahu betul bahwa pria dan wanita bisa saja berbuat kesalahan yang sama. Dan nyatanya memang banyak sekali cowok yang nggak peduli dengan motor, bahkan sesepele ganti oli.

Tio (bukan nama sebenarnya, 32) adalah salah satunya. Dia dulunya pengguna motor Honda Beat, dan waktu pakai Beat, dia jarang sekali ganti oli, bahkan menyerahkan perkara ganti oli ke ayahnya. Dia bilang, males.

“Beneran males, Mas. Selama kupakai ya nggak ada masalah. Aku juga bukan tipikal orang yang sering bepergian jauh gitu, cuman kupakai kontrakan-kampus dulu. Jadi mikirku ya ngapain lah mikir ganti oli motor segala.”

Selama pakai motor Beat hampir 4 tahun, dia mengaku tak tahu ganti oli berapa kali, tapi dia yakin nggak sampai 10 kali dia bawa motornya ke bengkel untuk ganti oli. Padahal bisa dibilang, Tio ini bukan orang yang nggak tahu sama sekali tentang motor. Dia justru punya pengetahuan motor yang lumayan, hanya saja waktu pegang Beat dia malas merawat.

“Aku tuh tahu motor, jangan kira aku nggak ganti oli karena nggak tahu. Justru aku tahu banyak, tapi beneran karena males aja. Dulu aku tuh merasa ah ngapain ngrawat Beat sampe segitunya. Itu motor bakal tetep baik-baik aja kok, wong emang motor cuman buat wira-wiri, nggak yang gimana-gimana, jadi aku mikir santai. Beda lah sama motor yang aku pake sekarang, ada indikator suruh ganti oli, ya pasti aku ganti.”

Tak bisa ganti oli motor karena sibuk

Di awal, kita menyinggung wanita tak pernah ganti oli motor. Tapi jarang yang menyinggung penyebab utama kenapa wanita tak mau ganti oli. Ada konten yang menyinggung tentang alasan wanita tak (mau) ganti oli, salah satunya yang paling ekstrem adalah ganti oli hanyalah akalan-akalan pabrik oli. Tapi jarang banget yang menyentuh isu kesibukan.

Di sisi lain, ada pria yang nggak bisa ganti oli karena kesibukan, dan berujung turun mesin. Pria tersebut adalah Prabu (32), warga asli Jogja yang bekerja sebagai marketing di salah satu kontraktor. Dia cerita kalau pernah turun mesin gara-gara ganti oli.

“Kesibukanku waktu itu bikin 7 bulan lupa ganti oli. Aku harus masih wira-wiri karena pekerjaan baru, terus ada hal lain, bikin aku lupa ngurus mesin. Akhirnya ya kayak yang aku ceritain, ganti mesin.”

Apa yang Prabu alami bikin dia tak percaya kalau wanita doang yang nggak pernah ganti oli. Sebab beberapa kali dia ketemu orang yang nggak kepikiran ganti oli karena sibuk banget. Salah satunya adalah ojol. Dia mengaku sempat menolong ojol yang mesinnya ngancing karena nggak pernah ganti oli.

Bagi Prabu, kelakar wanita nggak pernah ganti oli motor itu adalah stigma yang melekat dan seperti pada banyak hal, wanita seakan-akan jadi pelaku tunggal sebuah stigma buruk. Padahal dia orang-orang tahu, bahwa nggak mungkin hanya wanita pelakunya. Bisa jadi, wanita yang nggak ganti oli motor itu sibuk.

Edukasi lebih penting

Saya lalu tanya ke Prabu, jika kesibukan bikin orang nggak ngecek mesin, apakah sebaiknya ada aturan bahwa motor wajib memberi indikator oli di tiap motor yang ada, jawaban Prabu dia setuju tentang itu, tapi yang lebih penting adalah pengetahuan orang tentang motor juga wajib ditingkatkan.

“Menurutku yang penting itu edukasi tentang tanggung jawab pada pemilik motor, bahwa ada tanggung jawab yang tersemat saat kalian memiliki motor tersebut.”

Efek oli motor yang tidak diganti sebenarnya mengerikan dan bisa dirasakan andai motornya tidak punya indikator ganti oli. Seperti, motor jadi jauh lebih panas serta bahan bakarnya lebih boros ketimbang biasanya. Dua pertanda ini sebenarnya bisa dirasakan oleh para pemilik motor. Tapi alangkah baiknya, motor tetap dibawa ke bengkel resmi agar bisa mendapat perawatan dan pemeriksaan yang lebih proper.

Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin

BACA JUGA Rangka eSAF Patah Itu Sudah Diperhitungkan oleh AHM, Jangan Keburu Menghujat, Tolong Berprasangka Baik Dikit

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Exit mobile version