Mengintip Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018

MOJOK.CO – Pameran Otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 kembali lagi digelar  di ICE, BSD, Tangerang Selatan sejak tanggal 2 sampai 12 Agustus lalu. Mengusung tema Beyond Mobility, kira-kira apa saja sih yang menarik dari GIIAS tahun ini? Mas Rulli Rachman dengan baik hati melaporkan situasi yang terjadi di sana.

Sebenarnya saya tidak terlalu berminat untuk datang ke ajang GIIAS tahun ini. Namun berhubung anak ketiga saya sedang gandrung-gandrungnya soal mobil, ditambah dengan perintah dorongan istri, maka berangkatlah saya ke ICE BSD, tempat berlangsungnya ajang otomotif terbesar di Indonesia ini.

Saya sengaja memilih untuk datang di hari kerja (weekdays), apalagi kalau bukan karena tarif masuk yang lebih murah. Tiket di weekdays hanya dibanderol 50 ribu rupiah, setengah harga dari tiket yang berlaku untuk akhir pekan. Selain itu, untuk anak berusia kurang dari 7 tahun, atau tinggi badan di bawah 120 centimeter, tidak dikenakan tiket masuk alias gratis.

Oya, tentu saja harga tiket ini belum termasuk biaya parkir. Apabila anda membawa kendaraan (mobil) maka bersiaplah untuk membayar parkir senilai 20 ribu rupiah. Tarif parkir ini berlaku flat, tidak peduli berapa lama anda berada di GIIAS. Entah semalam suntuk, atau cuma berkunjung sepuluh menit, parkir tetap harus bayar 20 ribu.

Saya dan ketiga anak saya masuk ke GIIAS lewat Main Entrance #3. Yang artinya adalah saya memulai petualangan dari Hall 10, 9, 8 dan seterusnya sampai berakhir di Hall 1. Masuk lewat Hall 10 juga berarti bahwa saya akan disuguhi pemandangan merek mobil komersial yang jamak terlihat di seantero Indonesia. Dari mulai Toyota, Suzuki, Honda, Nissan, Mitsubishi hingga pabrikan asal Tiongkok, Wuling.Di awal perjalanan, saya langsung kepincut dengan tampilan sporty Toyota 86. Mobil ini adalah persembahan dari Toyota Team Indonesia (TTI) yang biasa digunakan untuk seri Drifting. Mobil ini adalah hasil blasteran Toyota dan Subaru. Mengingat harganya yang mencapai lebih dari 700 jutaan, maka saya perintahkan anak-anak untuk berfoto di sampingnya. Mudah-mudahan kelak foto ini akan bertahan hingga masa depan, dan anak-anak akan mengingat bahwa mobil ini sempat bikin kesengsem bapaknya. Syukur-syukur mereka bersedia untuk membelikan satu unit sebagai hadiah.Dari lapak Toyota, saya pindah ke lapak Suzuki. Sebenarnya masih ada booth Mitsubishi, tapi karena saya masih yakin bahwa produk andalan mereka; Xpander masih di atas angin, maka saya memutuskan tidak berkunjung ke sana. Selain itu ada hal yang menarik di booth Suzuki.

Beberapa orang (baca : banyak) terlihat sedang mengerumuni mobil mengkilap berwarna hijau metallic. Ternyata itu adalah Suzuki Jimny All-Grip Concept. Mobil ini memang paling banyak menyedot perhatian. Barangkali karena sekilas bentuknya mirip dengan Mercedez Benz G-Class. Yang menarik adalah bahwa Jimny Concept ini masih mempertahankan dimensinya yang kecil. Wheelbase-nya masih sama dengan generasi sebelumnya yang sempat hadir di GIIAS tahun 2017 silam, yakni 2.250 mm.Saya sempat melongok ke dalam kap mesin yang terbuka. Di sana terlihat mesin K15B yang notabene adalah mesin yang juga digunakan oleh Ertiga. Kapasitas mesin ini 1.500 cc, kapasitas yang nyaris sama dengan Avanza Veloz kesayangan milik saya. Bedanya, Jimny Concept ini pantas untuk diajak ber-offroad ringan, namun tidak demikian halnya dengan Veloz. Tentu saja yang muncul adalah sakit pinggang dan pantat apabila anda memaksakan Veloz untuk ber-offroad ria.

Hasrat offroad Jimny ini juga didukung dengan ground clearance yang konon kabarnya mencapai hingga 210 mm. Selain itu Jimny versi paling gress ini dibekali sistem penggerak 4 roda alias 4WD. Bukan main! Sungguh karakter yang paripurna untuk bermain lumpur. Saking terpesonanya, saya sempat berbalik arah dua kali ke mobil Jimny ini, dan mengambil foto sebanyak-banyaknya.

Tapi namanya Concept, produk terbaru Suzuki ini belum diproduksi. Pihak terkait menyatakan bahwa kehadiran Jimny Concept di GIIAS ini memang bertujuan untuk melihat seberapa besar animo masyarakat. Adapun info dari Sales Promotion Girl (SPG) yang saya dengar adalah bahwa baru tahun depan produksi mobil ini dimulai. Jadi untuk yang terlanjur kepincut dengan mobil ini nampaknya perlu bersabar.

Berikutnya saya berkunjung ke booth DFSK. Saya cukup tertarik dengan merek yang baru saya dengar ini, apalagi melihat bahwa DFSK mengusung Agnez Monica sebagai brand ambassador.

“I can drive any car I want, but I choose Glory 580,” demikian ungkap penyanyi muda bernama belakang Muljoto yang sedang digosipkan pacaran dengan Chris Brown ini.Saya berusaha mencari tahu DFSK itu singkatan dari apa, yang ternyata kependekan dari Dongfeng Sokon. Dari namanya kita bisa mengetahui bahwa pabrikan mobil ini berasal dari negeri China.

Salah satu produk unggulan DFSK adalah Glory 580. Pada perhelatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 April lalu, mobil ini menyabet gelar Sport Utility Vehicle (SUV) terbaik.

DFSK Glory 580 memiliki wheelbase seluas 2.780 mm, yang artinya mobil ini cukup lapang. Performanya layak diperhitungkan karena didukung mesin kapasitas 1,8 liter berikut 1.5T turbocharger. Tenaga yang dihasilkan mampu tembus hingga 150 ps, atau setara dengan 147 tenaga kuda. Menurut reportase CNN Indonesia yang telah menjajal mobil ini dengan menempuh rute Jakarta – Bandung, teknologi NHV (noise, harshness, vibration) mobil ini terbilang cukup baik. Dengan kata lain, ujug-ujug mobil sudah sampai Bandung. Tidak terasa.

Desain Interior di dalam kabin Glory 580 pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Kombinasi warna hitam dan coklat, serta paduan kulit di jok dan lingkar kemudi memberikan kesan mewah cum elegan. Selain itu jok pengemudi bisa diatur enam arah, maju-mundur-kanan-kiri-tinggi-rendah. Pengaturan tinggi rendah juga bisa dilakukan pada kemudi (tilt steering). Kehadiran layar sentuh 10 inci melengkapi tampilan dashboard yang ciamik. Layar ini terdiri dari beraneka fitur, dari mulai port USB, sambungan Bluetooth, navigasi GPS, video, radio berikut kamera belakang.

Kalau dirangkum, SUV asal Tiongkok ini rasanya cukup pantas untuk jadi penantang merek-merek lain, terutama SUV pabrikan Jepang dan Korea. Apalagi PT Sokonindo Automobile selaku pemegang merek DFSK menawarkan program uang muka senilai 30 juta rupiah. Dan lagi, program tersebut tidak hanya berlaku di GIIAS melainkan di seluruh Indonesia selama tiga bulan ke depan. Ini belum termasuk ketentuan garansi yang berlaku hingga 7 tahun atau 150.000 kilometer. Wow …!

Oh ya, berkunjung ke booth DFSK juga asik. Ada simulator permainan mengemudi yang bisa dijajal oleh anak-anak.

Selebihnya tidak ada lagi hal yang istimewa di GIIAS 2018. Wuling memang sempat mencuri perhatian dengan menampilkan mobil listrik E 100 yang sepintas mirip (sekali) dengan Smart Fortwo produksi Daimler AG. Lagi-lagi E 100 masih sekedar konsep, belum akan diproduksi di tahun 2018 ini.

Pabrikan mobil asal Eropa seperti BMW dan Mini Cooper menempati ruang eksklusif, terpisah dengan yang lain. Tentu saja di lapak Mini Cooper saya enggan bertanya-tanya kepada petugas yang berwenang.

Keder bung! Sekedar bermimpi punya mobil Italian Job ini pun saya enggan. Akhirnya saya hanya foto-foto, dan terenyuh dengan spesifikasi Mini John Cooper Works 3-Doors yang mampu tembus 100 kilometer per jam hanya dalam 6,1 detik. Selain itu konsumsi bahan bakar 16,7 kilometer per liter bikin saya berdecak kagum, sebuah capaian konsumsi bensin yang bahkan sulit ditembus oleh mobil rakyat sekaliber Veloz.

GIIAS adalah acara pas untuk anda yang memang ingin menyegarkan mata. Sales Promotion Girl dengan balutan busana seksi nan aduhai bertebaran di sana-sini, menjajakan beraneka ragam produk, mulai dari mobil, ban, bus, truk besar, traktor untuk menggaruk sawah, hingga oli pelumas, bahkan sekedar busi atau lap kanebo. Saya tidak munafik, memang cantik-cantik semua. Wajar karena mereka adalah barisan paling depan yang berhadapan dengan calon pembeli.

GIIAS menyediakan segala fasilitas yang niscaya mempermudah pengunjung. Untuk anda yang naik kereta rangkaian listrik (KRL), disediakan shuttle jemputan dari dan ke Stasiun Rawabuntu. Anda khawatir anak-anak capek berjalan kaki menyusuri ICE BSD seluas 5 hektare? Tenang, Kereta bayi (stroller) juga disediakan. Termasuk wahana permainan untuk anak-anak apabila mereka bosan. Selain itu area Food court pun berlimpah untuk mengisi perut yang keroncongan.

GIIAS juga muncul sebagai tanda tanya besar, pertanyaan yang kerap kali menghantui. Sebenarnya seperti apa kondisi aktual perekonomian kita? Di GIIAS kita bisa melihat bagaimana melonjaknya daya beli masyarakat. Pernyataan minat terhadap unit mobil yang masih sekedar konsep pun luber. Tercatat sudah 40 unit Nissan Terra dipesan pada hari kelima pameran, 400 orang mendaftar untuk Jimny Concept, 23 unit pick up dan 45 truk besutan Tata Motors laku terjual. Bahkan salah satu Mini Cooper yang dipajang sudah sold-out kepada seorang pelanggan.

Exit mobile version