Parkir minimarket seperti Indomaret yang nggak banyak fungsinya
Mirip dengan ATM, biasanya orang hanya singgah sebentar ketika sedang menuju Indomaret atau Alfamart. Transaksinya pun tidak selalu banyak. Terkadang tak sampai Rp5.000 karena hanya ingin membeli air mineral untuk melepas dahaga di tengah siang.
Namun, sekarang beberapa minimarket juga dijaga oleh para tukang parkir. Hal ini membuat sebagian pelanggan merasa dirugikan.
Tasya Andini (22) mengaku keberatan jika harus mengeluarkan uang nyaris setengah dari nilai transaksinya di minimarket. Bayangkan, beli air mineral Rp4.000 namun harus mengeluarkan parkir Rp2.000. Tak heran, ia mengaku sering memilih langsung melenggang ketika ada tukang parkir di tempat semacam itu.
“Terutama kalau memang motor tidak ditata dan mereka cuma datang pas aku selesai belanja,” keluhnya.
Sayangnya, sesekali Tasya pun harus rela mengeluarkan uang. Sebab, meski sudah niat ingin langsung melenggang, tukang parkir menghampiri dan langsung menagih dengan nominal tertentu. Terutama jika berada di minimarket yang jarang ia kunjungi sebelumnya.
“Kalau di Indomaret dekat kosku, tukang parkirnya sepertinya sudah paham kalau aku langsung pergi begitu saja. Soalnya ya aku sering kesitu karena ada ATM. Jadi cuma ambil uang,” tuturnya.
Keberadaan petugas parkir di minimarket memang mengundang pro dan kontra. Ketua Indonesia Parking Association, Rio Octaviano pernah mengungkapkan ada beberapa model pengelolaan parkir di minimarket.
Pertama, apabila pihak minimarket adalah pemilik lahan dan memberikan wewenang pengaturan parkir kepada pihak lain maka terhitung sah. Selain itu, jika pengelolaan parkir berada di bawah pemerintah daerah juga masih sesuai prosedur. Namun, apabila tidak termasuk keduanya bisa terhitung parkir ilegal.
“Apabila ini adalah pungutan liar, sudah masuk ke ranah kriminal umum. Hal ini menjadi kewenangan kepolisian (untuk menindak),” kata Rio melansir Kompas.com.
Tidak yakin dengan peran penjagaan para petugas parkir
Sebagian orang mengaku tidak yakin dengan peran tukang parkir dalam menjaga keamanan. Farras misalnya, menganggap para petugas ini ya tugasnya hanya menata kendaraan dan membantu pengendara menyeberang jalan saja. Tugas yang kadang tidak mereka lakukan saat di ATM maupun minimarket.
“Kalau ngomong mereka ikut menjaga, sekarang misal di ATM dan Indomaret itu ada banyak CCTV. Kita juga berhenti nggak sampai sepuluh menit jadi bisa mengawasi,” katanya.
“Selain itu belum tentu juga mereka ini mau bertanggung jawab misal motor kita jatuh di tempat parkir atau lecet karena kesenggol kendaraan lain,” imbuhnya.
Belum lagi, jika ada barang hilang di area parkir. Ia mengaku tidak yakin dengan para petugas yang bahkan tidak melayani dengan karcis resmi.
Di sisi lain, Farras juga paham bahwa urusan perparkiran adalah persoalan pelik. Ada banyak pihak yang terlibat dalam roda bisnis dengan perputaraan uang lumayan menjanjikan tersebut. Sehingga, berhadapan dengan tukang parkir ATM dan Indomaret, ia hanya bisa belajar ikhlas.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Mencari Tempat Parkir di Jogja yang Tarifnya Rp1.000
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News