Sehati setelah Iduladha, kebanyakan orang mulai mengeluh dengan bau kambing, bosan rasa daging, serta yang utama, keluhan kolesterol mereka naik. Wajar saja, undangan nyate dan godaan gulai serta tongseng tak bisa begitu saja diabaikan. Obat kolesterol jelas saja jadi tujuan utama para manusia-manusia yang beringas menyantap daging kurban.
Alhasil, penjualan obat kolesterol jadi meningkat menjelang dan sesudah Iduladha. Nabial (30), salah satu apoteker yang tinggal di Jogja berkata ada dua obat yang jadi sasaran orang-orang menjelang Iduladha.
“Kalau laku mungkin relatif sih mas. Cuman belakangan ini ada dua obat yang kayaknya masyarakat paham banget menjelang Iduladha. Simvastatin untuk kolesterol, sama amlodipin untuk tekanan darah.”
Nabial menjelaskan bahwa dua obat ini sebenarnya sudah umum dipakai oleh penderita hipertensi atau kolesterol tinggi. Umumnya pasien yang mendapat obat amlodipin direkomendasikan untuk diminum pagi. Nah, untuk simvastatin, itu untuk malam hari.
Saya tanya, kenapa simvastatin harus diminum malam hari. Nabial menjelaskan, pembentukan lemak itu ada pada malam hari, jadi kalau simvastatin tidak diminum saat malam hari, nggak ngefek. Fungsi simvastatin untuk menghambat proses pembentukan lemak.
Dilansir dari Alodokter, obat kolesterol simvastatin merupakan obat penurun kolesterol golongan statin. Statin sendiri adalah obat kolesterol yang digunakan untuk menurunkan kolesterol jahat atau LDL. Kerja simvastatin sendiri untuk menghambat enzim yang ada di hati untuk membentuk kolesterol.
Tak ada efek samping obat kolesterol yang mengerikan
Dua obat kolesterol ini, amlodipine dan simvastatin, pada dasarnya obat yang aman. Nabial menjelaskan, tak ada efek samping yang perlu jadi perhatian khusus atau mengerikan, kecuali ada penyakit penyertanya.
“Hal yang paling diperhatikan yaitu tadi, obat simvastatin diminum pada malam hari, karena, mekanisme kerjanya menghambat proses pembentukan.”
Hanya, untuk amlodipine, beda. Meski perbedaannya tak begitu bikin khawatir.
“ESO (efek samping obat) dari amlodipine yang sering terlaporkan itu bikin bengkak, karena mekanisme kerja dari amlodipine melebarkan pembuluh darah. Kalau secara teori bengkaknya sering terjadi di kaki, kenapa kaki, karena gravitasi.”
Nabial menjelaskan, ESO ini tidak pernah dia temui selama praktik. Cuma, dia menjelaskan kalau amlodipin dan simvastatin tidak bisa dikonsumsi bersamaan. Amlodipin bisa meningkatkan kadar simvastatin. Dan risikonya besar, yaitu kerusakan hati.
Nabial, lalu memberi sedikit catatan untuk obat kolesterol dua ini.
“Aku nggak merekomendasikan obat ini distok atau istilahnya obat jaga-jaga. Biar nggak melenceng kepalanya. Sebab, malah bahaya. Dua obat ini ada dosisnya, tiap dosis mewakili terapi yang berbeda-beda.”
Saran Nabial sebagai nakes, cara terbaik untuk tidak njepat saat Iduladha adalah tetap menjaga makan. Perbanyak serat, agar BAB tetap lancar dan tidak menderita. Selain memperlancar BAB, serat bisa menjaga kadar kolesterol. Tapi, yang paling utama, tetap kontrol makannya.
Saya iseng nanya, apakah simvastatin bisa membuat kita segar bugar dalam semalam. Jawaban Nabial singkat dan tegas.
“Tentu tidak, Pak, hahaha.”
Daging kambing bukan setan
Di sisi lain, sebenarnya daging kambing tidak bikin kolesterol naik. Dokter Tirta, dalam kanal YouTube-nya menyebutkan bahwa justru daging kambing bisa menekan kolesterol. Yang bikin daging kambing berbahaya karena bumbu kecap yang berlebihan.
Dokter Tirta menyebutkan komponen garam dan kecap yang tinggilah yang jadi biang masalah. Bumbu yang berlebihan itulah yang bikin darah tinggi. Justru, daging kambing itu amat sehat, proteinnya tinggi. Bumbu gule, tongseng, tengkleng, dan semacamnya itulah yang bikin kolesterol dan darah tinggi.
Senada dengan nasihat dari Nabial, Dokter Tirta menyarankan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi. Makanan berbumbu yang berlebihan berisiko tinggi untuk kesehatan.
“Segala sesuatu yang rasa-rasa itu risikonya tinggi. Kalau sudah tahu terlalu asin, ya jangan makan berlebihan. Kalau daging kambingnya malah sehat, proteinnya tinggi, malah melebihi dari sapi. Makanya saya biasanya makan sate kambing itu sate, ya terus nggak pake merica, pake kecap dikit deh. Lha kalau gule tongseng dah tau cara masaknya kan?”
Lagi-lagi garam
Prima (27), dokter yang sedang pendidikan ini juga punya pendapat senada dengan Tirta.
“Ngomong-ngomong soal daging kurban, konsumsi daging merah yang terus menerus dan berlebihan kemungkian bisa menimbulkan hipertensi serta penyakit kardiovaskular lainnya, misalnya stroke. Hal ini sebagian besar dikarenakan kandungan garam terutama natrium yang ditambahkan ketika mengolah dagingnya dan pemrosesan daging merah oleh tubuh.”
Meskipun begitu, Prima juga menambahkan risiko ini sangat bisa dikurangi dengan makan makanan lain yang tidak hanya berfokus pada daging merah, misalnya tambahan protein dari tumbuhan dan sayur-sayuran. Nah, sebagai peringatan, Anda bisa mengecek tekanan darah Anda lewat tensimeter otomatis yang bisa dibeli di online shop.
Jika belum punya, gejala-gejala seperti nyeri kepala, pusing, dan berdebar bisa menjadi tanda awal Anda menderita hipertensi, apalagi setelah barbar makan daging kurban, jelas Prima.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA Jogja Gila Kambing: Jejak Rasa Ribuan Ton Daging yang Tak Kalah dengan Surakarta
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.