Di semester awal perkuliahan, tentunya ia belajar berbagai aspek mendasar soal jurusannya. Mulai dari sejarah Sastra Indonesia hingga ragam mata kuliah pengenalan awal terhadap bidangnya.
Jurusan Sastra Indonesia UGM terbagi menjadi tiga bidang yang akan dipilih mahasiswa ketika memasuki semester lanjut. Ketiganya yakni peminatan sastra, linguistik, dan filologi.
“Setelah masuk peminatan itu akan detail pembahasannya,” tuturnya.
Inas yang mengambil peminatan sastra, belajar banyak dalam membedah karya-karya Sastra Indonesia dalam rentang periode yang panjang. Selain itu, juga menganalisis beragam jenis karya penulisan yang tak terbatas pada buku atau novel saja. Menganalisis lagu dari perspektif lirik hingga naskah film.
Selanjutnya, soal linguistik, mahasiswa akan belajar lebih dalam mengenai ilmu tentang bahasa. Mulai dari penyusunan bahasa Indonesia, psikologi bahasa, bahkan hingga beragam hal yang menyangkut bagaimana bahasa bekerja dan berfungsi.
“Sampai misalnya, kenapa di Jawa Tengah dan Jawa Timur punya dialek bahasa Jawa yang berbeda. Ada pembahasan seputar itu,” kata dia.
Peminatan yang menurut Inas paling dianggap sulit adalah filologi, ilmu yang mempelajari naskah-naskah kuna. Pada bidang ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk paham bahasa Indonesia, melainkan juga bahasa Belanda dan Arab.
“Mengingat naskah kuna di Indonesia bahasanya belum kayak bahasa kita sekarang. Sebagian ada yang pakai bahasa Melayu, ada juga yang tertulis pakai aksara Pegon, dan ada juga naskah berbahasa Belanda. Jadi, bahasa-bahasa itu perlu dipelajari juga,” terangnya.
Prospek kerja
Jadi, menurutnya cukup banyak hal yang dipelajari di Jurusan Sastra Indonesia UGM. Sebagian, jauh lebih rumit dari yang kebanyakan orang bayangkan.
Mengenai prospek karier setelah lulus juga cukup beragam. Jika bekerja linear, maka lulusannya kebanyakan berprofesi sebagai ahli bahasa dan Sastra Indonesia, penulis, editor, peneliti, pengajar, staf di instansi pemerintah/swasta, hingga pekerja dalam bidang media massa.
“Kalau sekarang sih teman-temanku banyak yang ambil bidang penulisan untuk iklan dan media sosial. Sepertinya itu sih yang lagi tren dan banyak dibutuhkan,” tuturnya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News