Biaya mahal asal hasilnya sebanding tak masalah
Biaya mahal masuk kampus swasta memang kerap menjadi momok tersendiri bagi calon mahasiswa. Situasi itu membuat minat calon mahasiswa ke kampus swasta menurun. Kendati faktor ini tidak menjadi faktor tunggal.
Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonesia (APPTHI) mengungkap, penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pada 2025 anjlok hingga 40%.
Bagi Dianisri, biaya mahal sepertinya tak menjadi soal jika hasil pendidikan di kampus swasta cenderung positif dan sebanding. Baik dari segi sistem pendidikan hingga fasilitasnya. Sekali lagi, asal sejak awal memang sudah meriset mana kampus swasta dengan kualitas terbaik dan terbukti menciptakan sarjana-sarjana berkualitas.
“Apalagi kalau urusannya sekadar gengsi ya. Kuliah di PTN cuma biar keren aja punya kampus dengan nama besar nasional. Dunia bekerja tidak berdasarkan gengsi, tapi kompetensi,” tegas Dianisri.
Lanjut Dianisri, rasa-rasanya pun biaya mahal di kampus swasta tak seharusnya jadi momok. Sebab, ada kok kampus swasta yang memberi dukungan kepada para mahasiswanya melalui beasiswa.
Ijazah sarjana PTN tak bagus-bagus amat di mata perusahaan
Meski Dianisri tak mendapat tuntutan dari orangtua agar lulus kuliah kerja mentereng, tapi dia merasa tertekan sendiri ketika “tertinggal” dari teman-temannya.
Beberapa temannya yang sarjana PTS rata-rata bekerja di sektor-sektor profit besar. Sementara Dianisri awalnya harus susah payah lebih dulu, sebelum akhirnya bekerja di kantor periklanan kecil.
“Setelah baca-baca, tren terbaru saat in ikan HRD cenderung tak melihat nama besar kampus, negeri atau swasta. Tapi potensi kompetensi pelamar kerja, yang dibuktikan dengan berbagai portofolio terkait capacity seseorang,” ungkapnya.
Dulu Diansiri memang tidak terang-terangan meremehkan teman-temannya yang memilih kuliah di kampus swasta. Hanya dia batin sendiri. Namun, entah kenapa, setiap melihat progres teman-temannya di dunia kerja, Dianisri merasa rikuh sendiri. Menyesal telah memandang remeh PTS.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Kuliah di Universitas Terbaik Malah Merasa Gagal: Kampus Sibuk Naikkan Ranking Dunia, tapi Melupakan Nasib Alumninya atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












