Imbas dari kenekatan
Saat teman-teman bereuforia dengan kegiatan ospek, Maula hanya melihat keseruan lewat media sosial. Sampai akhirnya masa kuliah tiba.
Ketika sebagian temannya sudah saling kenal, lelaki ini baru berkenalan di ruang-ruang kelas. Selain itu, salah satu dampak dari tidak ikut ospek yang ia rasakan adalah kekurangan teman di luar kelas atau dari jurusan lain.
“Tapi buatku sih nggak masalah ya hal itu,” kata dia.
Namun, ternyata ada kegiatan wajib menyangkut perkuliahan yang hanya ada di ospek. Di kampusnya, salah satu rangkaian ospek adalah sosialisasi mekanisme perkuliahan. Pengisinya para dosen.
“Ya karena itu berkaitan langsung dengan akademik akhirnya aku ikut susulan. Baru di 2021 aku ikutnya,” kelakarnya.
Kendati begitu, tetap saja ia tidak bisa dapat sertifikat ospek. Padahal, di kampus Jogja itu sertifikat ospek jadi salah satu syarat kelulusan.
Tetap bisa lulus
Namun, Maula melihat celah. Ketika ia tanya ke teman di jurusan, ternyata sertifikat yang dulu diberikan hanya berupa lembaran kertas dengan template tanpa nama peserta. Mahasiswa perlu mengisi namanya tersendiri.
“Artinya itu sebenarnya nggak terdata siapa yang ikut ospek dan nggak. Ya itu kertas bisa digandakan dan diisi nama sendiri. Aku pun akhirnya cuma salin punya temanku, lalu di-scan untuk diunggah sebagai pelengkap keperluan sidang skripsi,” terangnya.
Ia pun akhirnya lulus menjadi sarjana pada 2023 silam. Sejauh pengamatannya sepanjang kuliah, tak pernah ia menemukan mahasiswa lain yang tidak ikut ospek sepertinya.
“Paling-paling ada ya karena sakit atau force majeur. Nggak ada yang memang sengaja seperti aku,” kata dia.
Di sejumlah kampus, tanpa keikutsertaan ospek menjadi salah satu pelengkap administrasi saat proses kelulusan. Namun, ada banyak pula kampus yang tidak menerapkan syarat itu.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News