Indonesia disebut sebagai negara maritim, tapi lucunya, jurusan perikanan justru kerap dianggap remeh. Ketidaktahuan orang-orang terhadap jurusan ini jadi hal yang menyedihkan untuk Arif, mahasiswa jurusan perikanan UNAIR Surabaya angkatan 2020 ini.
Bagi Arif, rasanya aneh ketika orang memandang sebelah mata pada jurusan ini. sebab, menurut Arif, potensi jurusan ini begitu besar. Dampak pada masyarakat juga banyak, dan prospek kerjanya pun banyak. Terlebih status sebagai negara maritim ini mempertegas keanehan terhadap pandangan orang-orang tersebut.
Arif sudah kenyang terhadap ejekan “mau jadi nelayan ya” dan “kuliah perikanan mau jadi apa” selama kuliah. baginya ya ucapan itu datang dari orang-orang yang memang nggak tahu apa-apa tentang dunia tersebut. tapi, lama-lama dia ya resah juga mendengar itu terus-terusan.
“Orang menilai remeh karena tidak tau. Bahkan kapsul obat aja bisa dibuat dari rumput laut. Bidang perikanan itu luas. Bisa masuk ke ekowisata, makanan, obat obatan, kosmetik. Kekayaan indonesia lebih banyak di laut, Mas, nah yang diharapkan dari jurusan saya adalah mampu mengeksplor semua itu dan mengembangkannya.”
Jurusan perikanan jadi ujung tombak
Meski Arif berbicara bahwa kekayaan Indonesia lebih banyak di laut, tapi data berbicara lain. Pemasukan negara dari sektor perikanan belum maksimal dan terhitung kecil. Tapi PNBP Kementerian Kelautan dan Perikanan naik tiap tahun. Dikutip dari Antara, Dirjen PRL KKP, Victor Gustaaf Manopo menyatakan bahwa pemasukan PNBP 2023 adalah 1.7 triliun, di atas target yang ditetapkan yaitu 708 miliar. Tahun ini, 2024, target penerimaan adalah 2.4 triliun.
Artinya, kekayaan laut yang ada masih bisa dieksplor lagi dan pemasukan masih bisa ditingkatkan. Persis dengan apa yang Arif bilang tentang jurusan perikanan, untuk mengeksplor kekayaan laut dan mengembangkannya.
“Jurusan ini tidak hanya tentang budidaya dan tambak saja mas. Kebanyakan orang orang menilai jurusan perikanan nanti kerjanya panas panasan terus dilapangan tambak, dll. Padahal ruang lingkup kita sangat luas. bisa masuk ke pengolahan hasil laut, pakan ikan, eksportir, distributor dll,” imbuhnya pada saat wawancara (23/04/2024).
Tapi Arif tidak bisa memungkiri kalau memang cuan terbesar di dunia perikanan adalah budidaya. Dia mencontohkan budidaya udang vaname dan lobster air laut adalah dua jenis komoditi yang penuh cuan.
Baca halaman selanjutnya
S2 di Jepang
Arif tak ada penyesalan terhadap keputusannya mengambil jurusan perikanan dan tak ambil pusing juga terhadap cibiran yang ada. Dia merasa kalau memang jalan hidupnya berada di perikanan, mengingat kakeknya adalah pengusaha tambak udang, dan ayahnya adalah distributor ikan untuk restoran. Naturally, dia mengambil jalan yang sama.
Dia juga berencana untuk lanjut S2 di Jepang dan memulai bisnis komoditas udang, kepiting, dan lobster. Menurutnya, 3 komoditas ini masih bisa dikembangkan dan potensinya amat besar.
“Sekarang ini saya dan tim berusaha meneliti mengenai pakan dari larva lobster mas, dikarenakan sekarang lobster itu masih bergantung dari alam jadi bukan membiakkan sendiri. Nah yang kami teliti itu pakannya agar bisa budidaya sendiri dan tidak bergantung dari alam.”
“Selain itu saya juga berencana ingin bekerja di KKP, Mas.”
Dalam hati, saya mengaminkan rencana tersebut. Pemuda baik yang menyusun rencana yang baik harus didukung dengan doa yang baik pula.
Jumlah peminat sedikit, tapi tak jadi soal
Potensi jurusan perikanan memang besar. Prospeknya yang bisa masuk ke segala lini seperti masuk ke ekowisata, makanan, obat-obatan, kosmetik, dan bidang lainnya ini begitu menjanjikan. Hanya saja, peminat jurusan perikanan memang tak banyak. Sebagai contoh, 3 jurusan tentang perikanan di UGM yaitu Akuakultur, Teknologi Hasil Perikanan, serta Manajemen Sumberdaya Akuatik, punya total peminat 2023 sebesar 570. Daya tampung memang kecil, semua jurusan hanya punya daya tampung sebanyak 23.
Hanya saja, daya tampung dan peminat tak bisa jadi tolok ukur. Bagi Arif, potensi kekayaan laut Indonesia yang ada sudah cukup jadi alasan untuk dia yakin dan mantap di jurusan ini. untuk cibiran, tak usah dipikirkan terlalu dalam. Masa depan seseorang baik pekerjaan dan rejeki itu tidak bergantung dari jurusan. Semua orang mempunyai kesempatan untuk sukses dengan waktu dan caranya masing masing yang sudah ada takaran dari Tuhan, tegas Arif.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA Sarjana Pendidikan Ikan: Ketika Sarjana Perikanan Ambil Pendidikan Profesi Guru
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.