Ziarah Makam Mustafa Kemal Ataturk, Misteri Jasad Ditolak Bumi dan Bau Busuk 

Ilustrasi Ziarah Makam Mustafa Kemal Ataturk, Misteri Jasad Ditolak Bumi dan Bau Busuk. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Konon bumi menolak jasadnya. Bukan hanya itu, banyak kabar yang berhembus jika makamnya bau busuk. Mojok berkunjung ke makam Bapak Turki Modern, Mustafa Kemal Ataturk yang beberapa waktu silam membuat heboh dengan penolakan pemberian nama jalan di Jakarta menggunakan namanya.

***

Di Indonesia, sosok Mustafa Kemal Ataturk (presiden pertama Turki) sangat kontroversial dan kerap dipandang negatif. Saat nama Kemal Ataturk akan menjadi nama jalan di Jakarta —sebagai balasan nama Sukarno yang digunakan untuk nama jalan di Ankara— banyak pihak menolaknya, termasuk Majelis Ulama Indonesia.  

Tidak hanya itu, jika kita searching di Google tentang makam Kemal Ataturk. Ada banyak artikel dan video yang mengatakan makamnya bau busuk dan jasadnya ditolak bumi. Narasi tersebut muncul lantaran ada yang menganggap Kemal Ataturk sebagai tokoh sesat yang ajarannya bertentangan dengan Islam. 

Namun, saya percaya pembaca Mojok adalah orang-orang yang memiliki pandangan terbuka dan menghargai perbedaan. Oleh karena itu, izinkan saya mengajak Anda semua untuk menengok makam Mustafa Kemal Ataturkyang berada di Ankara, Turki, dan melihat sosoknya dari sudut pandang yang berbeda.

Perjalanan menuju Anıtkabir 

Selasa (16/05/2023), Kota Ankara sedang memasuki musim semi dengan suhu 17 derajat celsius di pagi hari, cukup dingin bagi saya yang terbiasa dengan udara panas Surabaya. Dari Bandara Esenboğa, saya dan rombongan travel Indonesia, bergegas menuju makam Kemal Ataturk yang disebut Anitkabir di Yucetepe, Provinsi Ankara. 

Ankara adalah Ibu Kota Turki, tapi kotanya justru tidak sepadat Istanbul. Di kota ini, kondisi jalan dan permukimannya lebih teratur. Terkadang bus yang kami tumpangi memang bertemu kemacetan, tapi hampir tidak ada suara klakson yang bersautan di jalan. Selain itu, Kota Ankara terasa lebih hijau daripada Istanbul.

Jarak antara bandara Esenboğa (ESB) dengan Anitkabir kurang lebih 27 km. Supir bus kami berseru “Go, cepat, jarak jauh, 40 menit di jalan,” sambil mengarahkan rombongan kami naik ke dalam bus.

Perjalanan ini terasa menyenangkan karena tour guide kami, laki-laki asli Turki bernama Erdham (47) sangat fasih berbahasa Indonesia. Dia bercerita tentang banyak hal, mulai dari kuliner, budaya, hingga politik.  

“Tanggal 28 May Turki pemilihan (maksudnya Pemilu) putaran dua karena pemilih Erdogan belum 50% ya. Lawannya itu dari partai CHP, partai yang pendirinya Mustafa Kemal,” ungkap Erdham sambil membagikan potongan turkies deligh pada rombongan kami di bus.

Tentang Anitkabir

Kami sampai di depan pintu kedatangan Anitkabir pukul 11 siang waktu setempat. Setelah melewati pos penjagaan dengan mesin x-ray, saya melangkahkan kaki menuju pintu masuk Anitkabir dengan dua orang berseragam militer lengkap dengan senjata laras panjang yang menjaganya.

Berbeda dengan makam tokoh besar pada umumnya, Anitkabir adalah makam paling menawan yang pernah saya lihat. Di sini, Anda bisa melihat bagaimana pemikiran Kemal Ataturk sebagai Bapak Pendiri Turki Modern direpresentasikan dalam sebuah makam.

Jalan Singa, menjadi bagian dari komplek makam Mustafa Kemal Ataturk di Turki. MOJOK.CO
Jalan Singa, menjadi bagian dari komplek makam Mustafa Kemal Ataturk di Turki. (Tiara Uci/Mojok.co)

Secara keseluruhan, luas Anitkabir adalah 750.000 meter persegi, terbagi dalam empat bagian yaitu Jalan Singa, ceremony of square, mausoleum (makam) dan taman perdamaian yang mengelilingi semua area tersebut. Pembangunan Anitkabir berlangsung mulai 9 Oktober 1944 dan rampung pada tahun 1953. Jenazah Kemal Ataturk yang sebelumnya berada di museum etnografi dipindahkan ke Anitkabir pada 10 November 1953.  

Sebelum sampai bangunan utama (makam), kita akan berjalan sejauh 262 meter dengan pemandangan bunga juniper dan pepohonan rindang. Suasananya mengingatkan saya pada kalimat Kemal Ataturk yang terkenal “Damai di rumah, damai di dunia”. Jalan sepanjang 262 meter ini juga sebutannya Jalan Singa karena ada 24 patung singa di kedua sisinya. 

“Kemal Ataturk orangnya tertarik dengan sejarah ya. Singa adalah lambang kekuatan dan ketahanan dalam mitologi Turki, pahatan patung singa menggunakan gaya seni orang Het, suku kuno yang mendirikan peradaban Angolia (Turki modern),” Erdham menjelaskan.  

Setelah melewati Jalan Singa, saya tiba di ceremony of square, lapangan luas berkapasitas 15.000 orang yang lantainya berhias 373 motif permadani bergaya Ottoman. Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 10 November, orang akan memadati ceremony of square untuk mengikuti upacara peringatan kematian Kemal Ataturk.  

Bagaimana penduduk Turki menghormati Kemal Ataturk

Di sebelah ceremony of square ada bangunan dengan arsitektur campuran Saljuk dan Ottoman yang megah sekaligus paling menonjol di antara semua bangunan yang ada  di Anitkabir, itulah mausoleum (makam) Kemal Ataturk.  

Sayangnya, saya tidak bisa langsung masuk ke mausoleum karena berbarengan dengan kedatangan kami, ada rombongan perdana menteri dari salah satu negara Uni Eropa yang melakukan kunjungan ke makam. Kami menunggu kurang lebih selama empat puluh menit. 

Di sela-sela waktu menunggu, saya sempat bertanya kepada Erdham bagaimana penduduk Turki secara umum memandang Kemal Ataturk. “Di Turki, Mustafa Kemal adalah Bapak Republik, masyarakat mecintai dan menghormati. Anitkabir adalah bukti jika Turki mencintainya,” tutur Erdham. 

Ceremony of square, lapangan luas berkapasitas 15.000 orang yang lantainya berhias 373 motif permadani bergaya Ottoman. (Tiara Uci/Mojok.co)

Senada dengan Erdham, Nasir (24), orang Malaysia yang kebetulan berada satu rombongan dengan kami mengatakan, “Saya study di Baskent (nama kampus di Ankara), ada foto Kemal Ataturk di sana”. 

Menemukan wajah Mustafa Kemal di Turki memang semudah menemukan warmindo di Jogja. Selain di kampus dan lembaga pemerintahan, wajah Kemal Ataturk bisa kita temukan di pusat  perbelanjaan. Saya pun pernah melihat poster Kemal Ataturk di barbershop yang ada di sekitar Kapalicarsi (Grand Bazaar). 

Kita memang tidak bisa menyangkal fakta bahwa Kemal Ataturk berperan dalam penggulingan Kesultanan Utsmaniyah dan mengubah sistem pemerintahan Turki dari khilafah Islam ke republik. 

Namun, kita juga perlu mencatat peran Ataturk yang lain yaitu “Dalam Perang Dunia I, Ataturk dan pasukannya berhasil menahan Inggris dan Prancis ke Anatolia yang menjadi jantung Turki Utsmani sehingga terhindar dari kemungkinan aneksasi” (Amstrong dalam Field of Blood: Mengurai Sejarah Hubungan Agama dan Kekerasan). 

Tanpa peran Mustafa Kemal, bisa jadi Khilafah Utsmaniyah tetap hancur dan Turki modern tidak pernah ada. Itulah sebabnya, bagi masyarakat Turki, Kemal Ataturk memiliki citra positif. Kalau boleh membandingkan, sosok Mustafa Kemal Ataturk bagi warga Turki sama seperti Sukarno bagi rakyat Indonesia. Keduanya merupakan pahlawan kemerdekaan dan tokoh penting dalam periode awal berdirinya sebuah republik. 

Bau busuk di makam Kemal Ataturk?

Mausoleum Kemal Ataturk adalah bangunan megah berbentuk persegi panjang. Memiliki 8 tiang setinggi 14 meter di bagian depan dan belakang, serta 14 tiang di bagian samping. Di sisi kanan pintu masuk terdapat naskah pidato Kemal Ataturk saat peringatan 10 tahun republik. Sisi sebelah kiri terdapat pidatonya untuk pemuda Turki.

Di dalam mausoleum, dinding sebelah kiri dan kanan menempel obor, tepat di tengah-tengahnya, ada nisan yang terbuat dari marmer seberat 40 ton. Nisan tersebut menghadap ke jendela yang mengarah langsung ke Kota Ankara. 

Makam Mustafa Kemal Ataturk, Bapak Turki Modern tampak dari luar. (Tiara Uci/Mojok.co)

Dalam riwayatnya, Kemal Ataturk memang memilih Kota Ankara menjadi Ibu Kota Negara menggantikan Istanbul yang dulunya menjadi ibu kota di era Bizantium (Kekaisaran Romawi) hingga Kesultanan Utsmaniyah. 

“Marmer ini hanya simbol, makam yang sesungguhnya berada satu lantai di bawahnya. Sama dengan orang Indonesia ya, jasad Kemal Ataturk dikubur dalam tanah,” kata Erdham. Penjelasan Erdham mematahkan cerita yang beredar di media sosial yang mengatakan jasad Kemal Ataturk terpental dan harus ditindih batu sebesar 40 ton. Faktanya, marmer seberat 40 ton tersebut hanya simbol, jenazahnya tetap dikubur di tanah.

Selama berada di dalam mausoleum, saya tidak mencium bau busuk maupun aroma wewangian apapun. Untuk memastikan kalau penciuman saya tidak keliru, saya bertanya ke Wahyu (28), pengunjung mausoleum dari Indonesia. “Nggak nyium bau apapun kok, Mbak” katanya  singkat dan padat.

Hari itu (16/5/2023) pengunjung mausoleum sangat ramai, hampir semuanya tidak ada yang menggunakan masker apalagi menutup hidung. Artinya, sama dengan saya dan Wahyu, pengunjung lain pun tidak mencium bau busuk. 

Kemal Ataturk di mata tokoh pergerakan Indonesia

Meski cukup kontroversial di kalangan muslim. Namun, sosok Kemal Atataruk menjadi inspirasi kaum pergerakan Indoensia. Ada banyak literatur yang menjelaskan tentang hal tersebut. Misalnya saja dalam buku yang karya Delier Noer, Mohammad Hatta: Biografi Politik, Bung Hatta mengatakan “Revolusi yang terjadi di Turki turut mempengaruhi gerakan di Indonesia”.

Mengutip Historia, dalam majalah Tempo tahun 1988, Abdul Haris Nasution (tokoh militer Indonesia) menceritakan jika ayahnya yang merupakan anggota Serikat Islam memiliki poster Kemal Ataturk di rumahnya yang ukurannya sangat besar. Nasution juga menyebut beberapa tokoh internasional mempengaruhi jiwanya, salah satunya adalah Kemal Ataturk. 

Sementara Sukarno, presiden pertama Indonesia dalam Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme terang-terangan memuji Mustafa Kemal dengan menyandingkan sosok Kemal setara Gandhi di India dan Sun Yat-sen di Tiongkok. 

Pada akhirnya, Mustafa Kemal Ataturk bisa  menjadi sosok yang berbeda, tergantung dari sudut mana Anda melihatnya.  

***

Selesai mengelilingi Anitkabir, saya melangkahkan kaki menuju bus sambil merenungkan ucapan Gus Baha tentang kematian. Kira-kira begini kalimatnya “Dalam kitab hikam, tidak ada istilah mati su’ul khotimah (mati buruk). Setiap jenazah pasti disebut orang baik karena kematiannya adalah akhir dari kejahatannya”. 

Reporter: Tiara Uci
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Pengakuan Penjaga Makam Belanda Peneleh dan Jin Berambut Gimbal yang Bersayap

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version