Sedihnya Mahasiswa Kehilangan Rp115 Juta karena Arisan Online Bodong yang Pelakunya Sepasang Mahasiswa

Sedihnya Mahasiswa Rugi Ratusan Juta karena Arisan Online Bodong yang Pelakunya Sepasang Mahasiswa. MOJOK.CO

Ilustrasi Sedihnya Mahasiswa Rugi Ratusan Juta karena Arisan Online Bodong yang Pelakunya Sepasang Mahasiswa. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Dua orang mahasiswa asal Delanggu, Kabupaten Klaten yang kuliah di Semarang melakukan penipuan berkedok arisan online. Keduanya, melarikan uang peserta sekitar Rp2 miliar. Ada sekitar 60 orang yang menjadi korban penipuan. 

Sampai hari ini, keberadaan pelaku belum juga ditemukan meski beberapa korban sudah melaporkannya ke polisi. Mojok mendengar dan menuliskan curhatan dari dua orang korban arisan yang rugi puluhan hingga ratusan juta rupiah. 

***

Awal Maret 2023 lalu, media sosial maupun media massa khususnya di wilaya Jawa Tengah digegerkan dengan berita arisan bodong yang pelakunya sepasang mahasiswa. Dua orang tersebut, ABN mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang dan GK mahasiswi dari UIN Walisongo Semarang. 

Mahasiswa yang jadi korban arisan online Rp115 juta

Nanda (21) tidak menyangka akan menjadi korban arisan online. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Surakarta ini awalnya mengetahui adanya arisan online dari temannya. Ia tidak memiliki kecurigaan karena meski belum bertemu dengan dua orang pelaku,  dua orang ini sangat meyakinkan.

“Pelaku menjanjikan akan ada keuntungan kalau menggantikan arisan orang lain. Jumlah keuntungannya tergantung dari berapa uang arisan yang masuk,” kata Nanda. Karena ingin menabung sekaligus tergiur keuntungan, Nanda mengirimkan uangnya kepada pelaku. 

Awalnya Nanda percaya betul kepada kedua pelaku, meskipun belum pernah bertemu dengan kedua pelaku. Maka dari itu dirinya mengikuti arisan ini. Ada yang per minggu, ada juga yang per bulan. Semua ia ikuti.

Nanda mulai merasa curiga ketika admin arisan mengaku ada kendala masalah uang tertelan saat setor tunai di bank. Pelaku meminta beberapa hari untuk membenahi arisan yang bermasalah. “Pas alasan uangnya ketelan itu sempat curiga, karena pas ditanya ketelan berapa pelaku nggak mau ngaku,” katanya.

Ketika ia menyadari kalau kena tipu oleh admin tempat ia mengikuti arisan, Nanda geram. Emosinya tak karuan. Nanda mengaku tidak bisa mengekspresikan emosi dan kesedihannya kala itu.

Uang arisan yang sudah ia bayarkan ternyata dibawa kabur oleh kedua pelaku. Uang ratusan juta miliknya hilang begitu saja.

“Kerugian sekitar 115 juta rupiah. Kurang lebih segitu,” kata Nanda dalam pesannya kepada Mojok. Nahasnya lagi, Nanda belum sempat mendapat keuntungan. Kerugian ratusan juta rupiah jelas berdampak betul pada psikologis Nanda. Lewat pesan WhatsApp, dirinya mengaku kalau sempat stres sejak dirinya menjadi korban arisan penipuan ini.

Niat nabung, bidan kehilangan uang karena arisan online bodong

Manik Indah (22) adalah seorang asisten bidan. Manik dapat informasi adanya arisan ini dari temannya. Sama sekali tidak ada kecurigaan darinya ketika mendaftar sebagai peserta di arisan tersebut.

Katanya, pelaku menawarkan macam-macam jenis arisan. Ada yang sistemnya menurun, flat, sampai yang bentuknya oper slot atau menggantikan arisan orang lain.

“Pelaku (admin) ini nawarin arisan dan oper slot dengan tawaran untung yang besarnya beda-beda. Tanggal 21 Februari itu salah satu pelaku bilang kalau lagi sakit. Besoknya alasan lagi ada kendala. Katanya uang arisan tertelan saat setor tunai,” Manik bercerita.

Ilustrasi Arisan bodong, pelakunya pasangan mahasiswa. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Saat itu, pelaku meminta waktu sepuluh hari untuk membenahi masalah tersebut. Nahas, hingga saat ini pelaku justru kabur dan keberadaannya tidak ada yang mengetahui. Manik menduga jika kedua pelaku kabur secara bersama-sama.

Niat nabung tapi uang hilang di arisan online

Selama menjadi peserta, Manik belum pernah bertemu dengan pelaku. Praktis, antara Manik dan kedua pelaku hanya mengenal lewat online saja.

“Ngga nyangka. Padahal arisan berjalan baik sebelum kejadian tanggal 21 Februari kemarin,” Manik melanjutkan ceritanya.

Perasaan Manik campur aduk ketika mengetahui kalau dirinya adalah korban penipuan arisan. Kecewa, marah, sedih menjadi satu. Dirinya adalah seorang asisten bidan yang menyisihkan sebagian pendapatannya untuk mengikuti arisan tersebut.

Manik pengin menabung. Karenanya dia mendaftar sebagai peserta di arisan tersebut. Sudah ia niatkan itu. Takdir berkata lain. Niat Manik untuk menabung justru dimanfaatkan oleh sepasang mahasiswa. Tak lain dan tak bukan adalah si admin dari arisan yang diikuti Manik.

Kini uangnya hilang begitu saja. Ia mengalami kerugian sebesar Rp14,5 juta. Manik mengatakan, dari kurang lebih 60 korban, kedua pelaku membawa kabur uang arisan sebanyak 2 miliar rupiah.

Meski dirinya belum melakukan pelaporan kepada pihak berwajib, Manik sudah melakukan upaya pencarian lewat selebaran yang ia bagikan di media sosial. Namun, sampai saat ini hasilnya juga masih nihil.

Kabar terbaru setelah korban lapor ke polisi

Sejak pelaku menghilang, para korban dari berbagai daerah berinisiatif melakukan upaya dan gerakan kolektif untuk mencari tahu keberadaan pelaku. Korban berusaha datang ke rumah pelaku dan berhasil menemui keluarga dari pelaku.

“Tapi mereka juga nggak tahu pelaku di mana. Dari pihak keluarga pelaku juga berusaha nyari dan hubungi mereka,” ucap Manik.

Pencarian tidak hanya dengan mendatangi rumah pelaku. Korban sudah menanyakan ke pihak kampus tempat pelaku perempuan berkuliah. Dari pihak kampus sendiri sudah sempat mengecek rumah pelaku, tetapi tak jua menemukan jejak pelaku.

Karena sulit melacak keberadaan pelaku, Nanda melaporkan kejadian ini kepada Polres Klaten pada 2 Maret 2023 atau awal bulan lalu. Sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.

Baik Nanda dan Manik berharap agar pihak berwajib bisa segera menemukan kedua pelaku. Meski uang tidak bisa kembali secara penuh, mereka berharap agar kedua pelaku punya itikad baik untuk mengembalikan apa yang menjadi hak para korban.

Manik dan Nanda masih menunggu kabar dan hasil penyelidikan oleh kepolisian. Begitu pula dengan korban-korban yang lain. Mereka berharap betul agar pihak kepolisian bisa segera menemukan keberadaan kedua pelaku dan bisa menjerat tindakan pelaku sesuai dengan hukuman yang sepantasnya.

Mojok kembali menghubungi Manik pada Rabu (5/04/2023). Menurutnya, dua orang pelaku masih belum ketemu. Namun, ia mendapatka informasi kalau dua orang tua pelaku mendapat panggilan dari kelurahan tempat mereka tinggal. Hasil pertemuan tersebut, katanya dua orang tua pelaku mau bertanggung jawab atas tindakan anaknya.

Reporter: Novali Panju Nugroho
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Suka Duka Mahasiswa Nglaju: Rela Nggak Punya Kebebasan Asal Bisa Pulang dan tulisan menarik lainnya di kanal Liputan.

Exit mobile version