Anak PNS harus terima dianggap mampu
Zidni mengaku nominal itu masih berat untuk keluarganya. Namun, orang tuanya masih berkomitmen untuk berupaya menutupi kebutuhan kuliah dengan besaran UKT tersebut. Ke depan, ia mengaku akan terus mengupayakan pengajuan sanggah UKT.
Selain Zidni, ada pula kisah dari Syafira Rosyida yang sempat mendapat UKT Pendidikan Unggul Subsidi 25% sebesar Rp12.975.000. Ia diterima di Jurusan Ilmu Keperawatan UGM. Sejak awal, berkuliah medis memang membuatnya sadar akan mengeluarkan biaya lebih tinggi.
Ibu Syafira merupakan PNS sedangkan sang ayah bekerja sebagai buruh lepas dengan pendapatan tak menentu. Profesi sang ibu, menurutnya membuat ia mendapat UKT yang relatif tinggi.
Beruntung, ia akhirnya bisa mendapat keringanan menjadi RP8.650.000. Ia mengaku itu masih berat tapi sudah cukup membantu.
“Harus tetap beryukur soalnya masih banyak juga yang banding tapi tidak turun. Mau gimana lagi soalnya kalo PNS emang langsung dianggap mampu,” ujar perempuan asal Sragen ini.
Kebijakan UKT UGM
Saya juga berbincang dengan Indira Amalia, mahasiswa UGM angkatan 2021 mengenai persoalan UKT yang banyak menjadi keluhan mahasiswa baru di kampusnya. Menurutnya, perubahan sistem UKT yang berlaku bagi mahasiswa baru tahun 2023/2024 ini bisa memberatkan. Alasannya karena gap antar kategori UKT yang terlalu jauh.
“Sebelumnya UKT sistemnya dengan delapan golongan. Sekarang lebih ramping dengan lima kategori. Ini membuat mereka yang kondisi ekonominya nanggung, yang kemampuannya di antara kategori UKT itu jadi kesulitan,” terang mahasiswa yang tergabung di Dewan Mahasiswa Fisipol UGM ini.
Sementara ini, kebijakan perubahan sistem UKT baru diterapkan untuk mahasiswa baru saja. Bagi mahasiswa lama, sistemnya masih menggunakan delapan golongan.
Belum lama ini UGM juga sempat menyita perhatian lantaran munculnya kebijakan uang pangkal yang sebelumya belum pernah ada di Kampus Kerakyatan ini. Mulanya, kebijakan ini memiliki nama Sumbangan Sukarela Pengembangan Institusi (SSPI).
Gelombang protes mahasiswa yang terjadi lantas membuat kebijakan itu berubahan nama menjadi Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU).
Melansir laman UGM, SSPU tidak diperuntukkan bagi semua mahasiswa baru. Pemberlakuannya hanya bagi calon mahasiswa yang masuk melalui jalur UM-CBT UGM pada tahun akademik 2023/2024 serta memiliki kemampuan ekonomi baik yang termasuk dalam kelompok UKT Pendidikan Unggul tanpa subsidi.
“Tapi banyak mahasiswa menyayangkan, ada perubahan istilah dengan nama sumbangan tapi pada dasarnya sama-sama uang pangkal,” pungkasnya.
Keringanan UKT dari UGM
Mengutip laman ugm.ac.id, Direktur Keuangan UGM, Syaiful Ali, MIS., Ph.D.,Ak., CA., saat dihubungi Rabu (25/1) mengatakan, UGM memiliki komitmen kuat dalam mendukung kelancaran dan keberlanjutan studi mahasiswanya. Salah satunya melalui pemberian bantuan dalam bentuk pengurangan biaya UKT.
Setiap tahunnya, UGM memberikan keringanan UKT bagi lebih dari 7 ribu mahasiswa UGM program Sarjana Reguler dan Sarjana Terapan. Total nominalnya bahkan mencapai Rp20 miliar bantuan setiap tahun.
Semester gasal tahun ajaran 2022/2023 ini UGM memberikan keringanan UKT kepada 6.170 mahasiswa UGM yang diberikan keringanan pembayaran uang kuliah dengan total besaran Rp17,09 miliar. Sementara dalam tiga tahun terakhir total pengurangan UKT diberikan bagi 36.963 mahasiswa dengan total Rp97,91 miliar.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Curahan Hati Mahasiswa Jogja yang Tak Kuat Bayar UKT, Gagal Banding dan Pilih Bekerja
Cek berita dan artikel lainnya di Google News