Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Cerita Desa Fans Fanatik Argentina, Saat Maradona dan Messi Turun di Pambusuang

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
3 Desember 2022
A A
Beranda Liputan Geliat Warga
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejarah munculnya rasa cinta

Di Indonesia, penggemar tim nasional negara lain memang bukan hal yang baru. Jika menilik ke Maluku, terdapat banyak penggemar fanatik timnas Belanda. Dukungan diberikan saat de Oranje berlaga di kompetisi besar seperti Euro dan Piala Dunia.

Warga Maluku, secara historis dan emosional memang punya banyak kedekatan dengan Negeri Kincir Angin itu. Saat timnas Belanda meraih posisi runner up di Piala Dunia 2010 lalu misalnya, banyak pemain mereka yang berdarah Maluku. Salah satunya pencetak gol jarak jauh spektakuler saat itu, Giovanni van Bronckhorst.

Memang, hampir dalam setiap edisi Piala Dunia yang diikuti Belanda tersemat satu dua pemain berdarah Indonesia terkhusus Maluku. Tak heran jika kedekatan emosional pada negeri nan jauh di Eropa dengan kawasan di Indonesia timur itu terbangun.

Hal berbeda terjadi bagi para fans Argentina di Indonesia. Secara historis, dua negara ini tidak banyak bersinggungan. Namun, Ridwan punya satu cerita yang bisa menjelaskan alasan kenapa Argentina begitu dicintai warga kampungnya. Semua itu terjadi karena televisi.

“Televisi masuk ke kampung kami sekitar akhir 70 sampai awal 80-an. Saya ingat dulu bapak saya beli televisi harga Rp8 ribu yang kira-kira setara Rp3 juta  kalau nilai sekarang,” ujarnya.

Saat televisi mulai masuk, keseruan sepak bola dunia mulai merasuki para warga. Stasiun TVRI jadi satu-satunya harapan warga untuk bisa menikmati hajatan terbesar sepak bola sejagat, Piala Dunia.

Baca Juga:

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Bule Bali Viral hingga Messi yang Harusnya Bersyukur Bisa ke Indonesia!

Bule Bali Viral hingga Messi yang Harusnya Bersyukur Bisa ke Indonesia!

31 Mei 2023

“Seingat saya tahun 1982 TVRI sudah mulai siarkan Piala Dunia tapi rekaman. Lalu 1986 mulai live khususnya semi final dan final,” kenang Ridwan.

Bendera Argentina di salah satu gang di Desa Pambusuang, Polewali Mandar. (Dok. Ridwan Mandar)

Gelaran Piala Dunia 1986 di Meksiko jadi titik awal warga Pambusuang bisa menikmati Piala Dunia. Warga memadati satu dua rumah yang saat ini sudah punya televisi. Waktu itu juga menjadi momen Argentina lewat pemain bintangnya, Diego Maradona, menyita perhatian dunia.

Pada perempat final kontra Inggris di Stadion Azteca, Mexico City, Maradona menyihir penonton seluruh dunia termasuk di Pambusuang. Ia meliuk lincah melewati lima pemain Inggris. Di pertandingan itu “Gol Tangan Tuhan” juga tercipta.

Selanjutnya Argentina berhasil menjadi juara dunia setelah mengandaskan Jerman Barat di partai final. Momen itu membuat warga Pambusuang mulai terkesima dan tumbuh rasa cinta pada negeri berjarak ribuan kilometer dari tempat tinggalnya.

“Maka kalau dilihat itu kebanyakan fans Argentina  di sini itu yang berumur 40 tahun ke atas itu fanatik sekali. Ada memori kolektif masa kecil tentang Argentina yang kemudian diwariskan,” papar Ridwan.

Ridwan berandai, kalau saja televisi sudah hadir di sana beberapa dekade sebelumnya, bisa jadi para warga akan tumbuh menjadi fans Brazil. Mengidolakan Pele alih-alih Maradona. Pele memang jadi bintang di gelaran Piala Dunia era 1960-an.

Namun, garis kehidupan berkata lain.  Lewat siaran televisi Piala Dunia 1986 Maradona dan Argentina turun ke Pambusuang. Masuk ke benak para penonton dan menumbuhkan kecintaan yang terus bertahan sampai sekarang. 

Selepas itu, warga Pambusuang terus menikmati permainan Argentina melintas dari era Batistuta hingga sekarang Messi jadi panutan. Maradona dan Messi selalu hadir di Teluk Mandar.

Iklan

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Alasan Piala Dunia Qatar Hampa dan Datar, dari Tingkat Global hingga Lokal

 

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: ArgentinaLionel MessimaradonamessiPiala dunia
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Bule Bali Viral hingga Messi yang Harusnya Bersyukur Bisa ke Indonesia!
Video

Bule Bali Viral hingga Messi yang Harusnya Bersyukur Bisa ke Indonesia!

31 Mei 2023
Elektabilitas Ganjar Pranowo merosot tajam. MOJOK.CO
Kotak Suara

Dinilai Gagalkan Piala Dunia U-20, Elektabilitas Ganjar Pranowo Dipepet Prabowo

11 April 2023
piala dunia u-20 mojok.co
Olah Raga

Jogja Gagal Dapat Limpahan Wisatawan Akibat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

31 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
donasi gempa cianjur mojok.co

Dari Siswa Hingga Swasta, DIY Donasi Rp1,54 Miliar untuk Korban Gempa Cianjur

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.