Fresh Graduate Rela Jadi Debt Collector Pinjol karena Lulus Kuliah Cepat dan Minim Pengalaman Kerja

Fresh Graduate Rela Jadi Debt Collector Pinjol karena Lulus Kuliah Cepat dan Minim Pengalaman Kerja MOJOK.CO

Ilustrasi Fresh Graduate Rela Jadi Debt Collector Pinjol karena Lulus Kuliah Cepat dan Minim Pengalaman Kerja

Lulus kuliah cepat membuat banyak fresh graduate rela jadi debt collector online atau desk collection di aplikasi pinjaman online. Tidak banyak pilihan kerja bagi mereka yang belum punya cukup pengalaman.

***

Debt collector online jadi pekerjaan Tiara* (23) menjadi fresh graduate dari sebuah PTN di Jogja awal 2023 lalu. Divisi yang kerap disebut desk collection itu merupakan garda terdepan penagih utang sebelum petugas lapangan beraksi.

Lulus sarjana dari bidang pendidikan tapi banting setir jadi penagih utang baginya hal wajar. Tidak banyak pilihan yang linier baginya.

“Ketimbang nganggur terlalu lama. Peluangnya yang banyak ini,” katanya saat kami berbincang belum lama ini.

Jika debt collector lapangan bekerja panas-panasan dari satu rumah ke rumah debitur lainnya, Tiara dan rekannya berada di ruang berpendingin. Ratusan kontak mereka hubungi setiap hari lewat WhatsApp.

Selain karena banyak lowongan, Tiara dan banyak fresh graduate lainnya memilh pekerjaan ini lantaran persyaratannya pun tidak terbatas latar belakang jurusan tertentu. Pekerjaan ini terbilang banyak menyerap tenaga kerja. Satu kantor mereka saja, ada lebih dari seratus karyawan.

“Aku baru tahu mekanisme kerjanya ya benar-benar setelah masuk,” kata Tiara.

Bagi Tiara, pekerjaan ini memang jauh dari kata ideal. Bahkan, banyak yang menganggap tidak berkah dan riba. Beberapa waktu belakangan juga banyak kasus para penagih utang yang jadi sorotan karena dianggap melewati batas aturan. Namun, gaji yang menurutnya masih terbilang layak jadi daya tarik tersendiri.

“Tapi saat tahu gaji pokok sedikit di atas UMR Jogja, plus ada insentif tambahan kalau mencapai target kok menarik juga ya,” seloroh fresh graduate satu ini.

Ilustrasi pusingnya debt collector online menagih utang (Icons8 Team/Unsplash)

Fresh graduate lulus cepat 3,5 tahun yang tidak punya banyak pilihan

Serupa, Diana* (22) juga akhirnya memilih jadi penagih utang setelah belasan surat lamarannya mendapat penolakan dari perusahaan. Ia merupakan fresh graduate dari Jurusan Ekonomi dari sebuah PTS di Jogja.

Diana mengaku terkendala untuk mendapat pekerjaan yang sesuai bidang dan keinginannya. Kebanyakan, mensyaratkan pengalaman kerja minimal satu tahun. Sedangkan, sebagai fresh graduate ia belum punya pengalaman kerja sama sekali.

Dulu semasa kuliah, kampusnya selalu menggaungkan agar mahasiswa bisa lulus kuliah cepat dengan durasi 3,5 tahun. Ia pun terdorong untuk segera menuntaskan skripsinya. Menurutnya, dosennya juga jadi memudahkan dalam urusan tugas akhir ini.

“Jadi dulu itu sampai ada semester pendek untuk mengakselerasi kelulusan mahasiswa,” ujarnya.

Meski merasa pekerjaan ini jauh dari ideal dan mendapat banyak stigma di masyarakat, Diana mengaku beruntung karena orang tuanya tidak mempersoalkan. Bagi kedua orang tuanya, setidaknya ini bisa mengisi waktu luang di saat mencari pekerjaan “sungguhan” untuk masa depan.

“Kalau orang tua selama aku nyaman sih mengizinkan. Kata mereka ya buat belajar kerja dulu sementara,” katanya.

Menurut Diana, turn over di tempatnya bekerja juga tinggi. Kabar pemutusan kerja karyawan bukan hal yang asing. Pekerjanya kebanyakan memang anak muda dan fresh graduate. Jarang sekali yang usianya di atas 30 tahun. Sehingga, ia memang meniatkan pekerjaan ini sebagai tempat berlabuh sementara saja.

Pedih lulus kuliah cepat tapi jadi debt collector pinjol

Bagi para fresh graduate ini menagih utang tidak mudah. Mereka bekerja dengan beragam aturan ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menagih dengan bahasa kasar adalah pelanggaran berat.

“Padahal tipikal orang kalau ditagih itu macam-macam,” kata Diana.

Mereka melakukan panggilan ke lebih dari tiga ratus kontak. Di antara itu, paling banyak hanya belasan yang mengangkat. Jumlah yang bisa berbincang secara kooperatif tentu lebih sedikit lagi.

“Jadi pas awal itu aku langsung kaget. Dapat data segitu banyak tapi bingung ini eksekusinya gimana supaya mereka bayar,” kenangnya.

Sebagai informasi, para desk collection terbagi ke dalam beberapa kategori. Ada yang menghubungi debitur dengan tunggakan satu bulan, dua bulan, hingga tiga bulan lebih. Mereka berdua tidak pernah mendapatkan jatah menagih di tunggakan awal.

Jadi, debitur yang mereka hadapi memang bermasalah. Antara benar-benar tidak punya uang hingga sengaja menunggak karena menyepelekan.

“Pokoknya kami harus mutar otak,” keluh fresh graduate ini.

Belum lagi, terkadang ada debitur yang menyepelekan mereka sebagai perempuan. Diana pernah merasa dilecehkan saat sedang menagih utang dari seorang lelaki. Saat menghubung lewat WhatsApp lelaki itu tidak merespons.

Namun, saat ia mencoba menelepon, lelaki itu justru banyak bicara. Diana beranggapan bahwa lelaki itu berani setelah mengetahui bahwa penagihnya adalah perempuan.

“Manggil sayang terus mendesah,” ujar Diana kesal.

Selepas itu si lelaki malah beberapa kali mencoba melakukan panggilan video lewat WhatsApp. Hal itu benar-benar mengganggu Diana. Ia mencoba menegur. Saat tersambung di telepon kembali, ia menggertak dengan berujar bahwa semua percakapan telah terekam di sistem.

“Seketika dia diam. Terus nggak mengaku tadi sudah melakukan hal tak senonoh,” ucapnya.

Pelajaran dari kerja penagih utang

Meski banyak tantangan, baik Tiara maupun Diana mengaku tetap mendapat banyak pelajaran dari pekerjaan pertama setelah menyandang gelar fresh graduate. Pekerjaan ini membuat mereka melihat beragam kondisi masyarakat Indonesia. Sebagian dari mereka utang karena benar-benar terdesak.

Pernah suatu ketika, ada teman Tiara yang mendapati pengutang yang mengaku benar-benar tak punya uang. Padahal utangnya tidak sampai Rp200 ribu.

“Aku aja kaget. Kebetulan itu pengutangnya cewek. Dia menawarkan bayarnya pakai badan karena benar-benar tidak punya uang,” ujarnya mengelus dada.

Di sisi lain, ada juga fenomena orang yang sengaja meminjam dari aplikasi pinjol tanpa niat membayar. Menghadapi orang semacam itu membuat para fresh graduate ini kesal.

Tiara jadi sadar bahwa utang merupakan jalan yang sebisa mungkin ia hindari. Apalagi, ia jadi tahu bagaimana bunga bisa menjerat seseorang.

Ia juga mengaku bahwa pekerjaannya membawa manfaat. Setidaknya untuk meringankan beban pengutang di akhirat.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sampai Pinjam Uang Dosen, Mahasiswa Terjerat Pinjol Kian Mencemaskan Kampus

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version