Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Tangis dan Kematian di Malioboro Jogja yang Tak Banyak Diketahui Wisatawan

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
8 Januari 2024
A A
pedagang malioboro jogja menangis.MOJOK.CO

Ilustras PKL Malioboro (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tangis yang mengiris

Di tengah cerita, Dwi tiba-tiba menunduk. Terlihat, matanya basah dan wajahnya agak memerah. Ia buru-buru mengelapnya dengan kaos yang ia kenakan.

Dulunya, ia punya lapak di tempat yang strategis di depan Mal Malioboro. Namun, sejak relokasi, ia dapat lapak kecil di tempat sepi. Pascarelokasi, suaminya juga terkena PHK dari tempat kerja. Ditambah, mengalami serangan jantung. Beban-beban itu lah yang menumpuk hingga berakhir tangis saat berbagi kisah dengan saya.

Dwi menghela nafasnya. Ia bercerita tentang satu hal yang belakangan agak membuatnya lega. Akhir tahun lalu anak bungsunya lulus dari sebuah kampus kesehatan di Jogja. Tanggungannya sedikit berkurang.

Dulu, untuk membayar uang kuliah anaknya di beberapa semester jelang lulus, perempuan yang tinggal di Soragan, Yogyakarta ini mengaku harus menjual motornya. “Dua kali semesteran, saya dua kali jual motor,” ujarnya.

Saking sepinya sisi timur, menurut Dwi para pedagang kerap bergurau. Melambaikan tangan sambil berteriak ke sisi barat, “di sini juga ada jualan. Sini-sini, ada hadiahnya.”

Setelah perjumpaan dengan Dwi, saya cukup lama tak bersua para PKL. Sampai akhirnya, kami berjumpa lagi pada Senin (18/12/2023, tapi bukan di Malioboro melainkan di Kantor Ombudsman RI (ORI) Perwakilan DIY.

Saat itu, perwakilan PKL Teras Malioboro 2 datang ke ORI untuk melaporkan Gubernur DIY Sri Sultan HB X terkait maladministrasi. Mereka mempersoalkan rencana relokasi kedua yang tidak melibatkan PKL dalam pembuatan rancangan bangunan (DED) di calon lokasi kelak.

Kematian yang tak banyak diketahui

Di sela proses audiensi bersama ORI DIY dan jumpa pers, saya berbincang dengan seorang perwakilan pedagang bernama Upi Supriyanti. Ia curhat soal sepinya dagangan meski saat itu sedang musim liburan akhir tahun.

“Semalam saya pendapatan kotor cuma 300 ribu. Padahal, di liburan akhir tahun saat masih di selasar, pedagang yang komoditas jualnya harga tinggi bisa dapat omzet Rp10 juta,” keluh Upik.

Namun, ia menceritakan hal lain yang baru saya ketahui saat itu. Ada pedagang yang meninggal setelah dagangannya tak laku berhari-hari. Semalam sebelum PKL itu meninggal, Upi masih bertemu dan berkeluh kesah dengannya.

“Almarhum Bu Kasil. Beliau di lorong A-B. Delapan hari, setiap malam kalau pulang mampir lapak saya mengeluh kok dagangannya nggak laku. Sehari berselang dapat kabar beliau meninggal, entah kecapekan atau bagaimana. Kejadiannya 2-3 bulan lalu,” ungkapnya.

Pada momen yang sama, perwakilan PKL Teras Malioboro lain juga membenarkan cerita itu. Bahkan, bukan hanya sekali, kabar pedagang meninggal di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

Perubahan-perubahan yang sudah terjadi dua tahun terakhir dan akan terjadi lagi beberapa tahun mendatang jadi momen penuh ketidakpastian bagi mereka. Mereka terus berjuang, menanti, dan berharap hari baik akan datang meski sulit terbayang.

Kisah mereka ada di antara keramaian Malioboro. Di balik gemerlap jalan ikon pariwisata Jogja, ada pilu, tangis, dan kematian.

Iklan

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Predikat Jogja Sebagai Kota Pelajar Dinilai Sirna karena Faktor Keamanan hingga Biaya Hidup Mahal

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 10 Januari 2024 oleh

Tags: DIYJogjamalioboropklwisata
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.