Taman Prestasi adalah sebaik-baiknya tempat bermain bagi warga Surabaya. Harganya lebih murah ketimbang playgorund yang tersedia di mal-mal. Fasilitasnya pun tak kalah saing, ada monumen pesawat tempur, bacaan buku keliling, hingga naik perahu di atas sungai.
***
Taman Prestasi. Nama yang tak asing bagi sebagian warga Kota Surabaya. Tempat bermain yang terletak di Jalan Ketabang Kali No.6, Ketabang, Kecamatan Genteng itu selalu ramai dengan pengunjung dari anak-anak sampai yang tua.
Semasa kecil, bapak saya selalu mengajak saya ke sana. Jadwalnya tiap akhir pekan, hari di mana orang tua saya meluangkan waktunya untuk keluarga setelah sibuk bekerja. Saya memang sering gondok kalau ditinggal bekerja, karena tidak ada teman bermain di rumah.
Daerah kampung saya waktu itu, sudah jarang anak kecil. Kebanyakan adalah remaja yang sudah SMP dan SMA. Alih-alih keluar rumah–khususnya bermain dengan saya, mereka lebih sibuk belajar atau hang out bersama teman sekolahnya.
Mangkanya, saya sering diajak ke Taman Prestasi. Mungkin agar saya menemukan teman sebaya yang bisa diajak bermain. Saya pun bersyukur, karena dari hiburan yang sederhana saya bisa mendapat banyak kenangan indah. Tanpa saya tahu, mungkin keluarga saya sedang melarat saat itu.
Monumen pesawat tempur sebagai sarana edukasi
Setiap hari minggu, bapak saya selalu siap memanaskan motor miliknya untuk membonceng saya ke Taman Prestasi, Surabaya. Meskipun tangan kecil saya tak cukup melingkari perutnya, bapak selalu mengingatkan agar pegangan yang erat.
Usia saya masih 6 tahun saat itu, tapi saya ingat betul betapa semangatnya saya saat diajak jalan-jalan di pagi hari. Dalam perjalanan, bapak saya akan menunjukkan sebuah tulisan, entah dari papan reklame, nama toko, atau sekadar papan jalan.
Dia hendak melatih kemampuan saya membaca. Saat kami tiba di depan parkiran, saya akan berteriak “Taman Prestasi!”. Maklum, taman itu punya huruf timbul yang besar di depan pintu masuk.
Kami tak perlu antre atau membayar tiket, karena taman itu tersedia untuk umum. Biasanya, saya akan langsung lari menuju ujung taman untuk melihat monumen pesawat Bomber B-26 Intruder. Salah satu ikon utama Taman Prestasi.
Dulu, pesawat itu masih boleh dinaiki bahkan harus antre, malah kadang-kadang saya harus bersaing dengan anak-anak lain.
“Kalau sudah, gantian!” ucap saya yang masih di atas tangga, sementara anak tersebut sedang asyik berakting mengendarai pesawat tersebut di tempat kemudi. Kalau sudah begitu, bapak saya akan menegur saya dan menyuruh untuk sabar.
Pesawat itu memang menjadi spot favorit untuk bermain dan mengabadikan foto. Bapak saya pun tak pernah absen memotret saya di depan pesawat dengan kamera digitalnya.
Dewasa ini, saya baru tahu nilai sejarah pesawat tersebut. Padahal, dekat monumen itu terdapat papan pengumuman yang menjelaskan sejarah pesawat Bomber B-26 Intruder.
Pesawat Bomber B-26 Intruder adalah pesawat tempur yang dimiliki angkatan udara Indonesia. Ia pernah ikut dalam operasi penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku Selatan pada tahun 1950.
Kini, pesawat itu sudah tidak boleh lagi dinaiki. Tubuhnya juga sudah dilukis dengan nuansa anak-anak. Namun, pesawat itu tetap menjadi spot terfavorit untuk foto dan cocok sebagai sarana edukasi.
Lebih Murah Ketimbang Wahana di Mal Surabaya
Suasana Taman Prestasi selalu sejuk dan rindang, baik saat dulu hingga sekarang. Pada Minggu (12/1/2025) lalu, saya kembali berkunjung ke sana bersama Bapak. Sebetulnya, fasilitas yang diberikan tak jauh berbeda. Ada jungkat-jungkit, ayunan, rumah bermain, dan wahana bermain lainnya.
Tentu saja, bukan itu yang saya tuju. Bapak saya ingin menikmati suasana alam kecil-kecilan sambil membaca buku. Ia meminjam buku dari sebuah mobil perpustakaan keliling milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya yang mangkir di area tengah taman.
Sedangkan saya memutuskan jalan-jalan sendirian sambil menghirup udara segar, sembari melihat tawa riang anak-anak bermain. Salah satu ibu tampak menunggu anaknya bermain pasir. Ibu itu termasuk pengunjung langganan di Taman Prestasi Surabaya.
“Dari anak saya masih kecil sampai usia 8 tahun, saya selalu ajak dia ke sini walaupun agak jauh dari rumah,” ucap Siti Sumiati pada Minggu, (12/1/2025).
“Tapi saya senang ketimbang saya ajak ke taman bermain di mal-mal, lebih mahal,” lanjut ibu yang berusia 33 tahun tersebut.
Menikmati lampion dan musik di atas Kalimas Surabaya
Selain wahana untuk anak-anak, Taman Prestasi juga menyediakan tiket wisata perahu. Mereka bisa mengarungi sungai Kalimas menuju Taman Ekspresi yang lokasinya tak terlalu jauh dari Taman Prestasi. Harga tiketnya hanya Rp4 ribu per orang dan beroperasi hingga malam hari.
Di sana, saya bertemu pengunjung lain bernama Eka (23). Menurutnya, wahana itu lebih cocok dinaiki saat sore atau malam hari mengingat Surabaya yang panas saat siang. Kalau sore, dia bisa dapat bonus pemandangan senja.
“Kalau malam, aku bisa lihat cahaya lampu lampion. Cahanya mantul gitu di permukaan sungai. Dulu, aku malah lihat orang main musik di atas perahu,” ucap Eka, Minggu (12/1/2024).
Mei 2023 lalu, pengelola Taman Prestasi memang berkolaborasi dengan musisi Jazz dalam acara NgejazzRek. Saat itu, sejumlah anak muda tampak bermain gitar, saxophone, hingga keyboard di atas perahu.
Kini, Taman Prestasi tak hanya dijadikan tempat bermain untuk anak-anak atau tempat berkumpul bersama keluarga. Saya juga sering melihat anak muda latihan mendayung di sana saat sore. Sejumlah remaja juga terlihat berdiskusi, latihan teater, menari, dan masih banyak lagi.
“Saat SMA aku sering latihan praktik di sini karena tempatnya nyaman, luas, bersih, dan gratis karena masuknya nggak bayar,” ucap Eka.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Taman Prestasi Surabaya, Tempat Berburu Jagat Koin Incaran dan Diburu Petugas Keamanan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.