“How do you think?” kata salah satu perempuan di samping saya yang sudah mencoba Soto Pasar Gede Bu Harini duluan. Dan tampaknya pengalaman itu juga yang pertama baginya.

“Enak kok, masih kerasa soto,” jawab temannya yang sudah duluan mencoba.
Obrolan singkat itu meyakinkan saya untuk menyantap hidangan soto tersebut. 15 menit kemudian, makanan kami bertiga ludes dan hanya menyisakan kuah. Rasanya gurih dan nikmat. Tak mengecewakan seperti bayangan saya di awal tadi.
Soto Pasar Gede Bu Harini dari empat generasi
Saat antre membayar, saya sempat meminta izin ke petugas kasir untuk memfoto warung tersebut. Ia menyambutnya dengan riang bahkan mengucapkan terima kasih kepada saya. Barangkali ia berpikir tindakan saya bisa membuat warungnya ramai.
Saat tiba giliran membayar, saya baru ngeh kalau petugas kasir itu adalah Harini (72), si pemilik warung Soto Pasar Gede. Saya pun sempat bertanya soal asal-usul warung tersebut.
“Warung ini sudah lama berdiri. Kira-kira empat generasi, dari buyut, nenek, ibu suami saya, sampai saya menantunya,” kata Harini di Pasar Gede, Jumat (18/4/2025).

“Ya bisa dibilang bisnis keluarga. Karyawannya juga anak-anak saya sendiri,” lanjutnya.
Saya jadi merasa bersalah karena sempat meragukan resep soto tersebut, sebab Harini mengaku tak pernah mengubah resep bisnis keluarga mereka. Dari proses memasaknya saja masih memakai cara tradisional untuk mempertahankan cita rasa dan aromanya.
Soto Pasar Gede Bu Harini selalu ramai
Sayangnya, saya tak bisa bertanya lebih dalam karena Harini tampak masih sibuk melayani pembelinya.Di belakang saya saja sudah ada tiga orang yang mengantre membayar. Harini bilang tokonya memang selalu ramai dari pagi sampai sore sekitar pukul 16.00 WIB.
“Kalau hari libur, tanggal merah, dan hari Minggu itu ramai sekali. Sampai antre-antre. Kalau bangkunya sudah penuh, ada yang menunggu. Ada juga yang pilih dibungkus terus bawa pulang,” tutur perempuan asli Solo tersebut.
Tak ingin menggangu dan membuat pembeli di belakang saya menunggu terlalu lama, saya pun membayar Soto Pasar Gede Bu Harini seharga Rp14 ribu. Sangat recomended dengan porsi dan potongan ayam yang berlebih-lebih.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Cerita Penjual Duwet Tentang Hal-hal yang Hilang di Pasar Legi Kotagede atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












