Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

1 Menit Duduk di Jalan Malioboro Jogja: “Dipalak” Gerombolan Pengamen, Diganggu Terus sebelum Dikasih Uang

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
11 Agustus 2025
A A
Pengamen di Jalan Malioboro Jogja kayak orang malak MOJOK.CO

Ilustrasi - Pengamen di Jalan Malioboro Jogja kayak orang malak. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Padahal belum satu menit duduk di kursi-kursi yang tersedia di Jalan Malioboro, Jogja. Namun, tiga sampai empat pengamen terus berdatangan. Tanpa jeda, dan yang paling menyebalkan adalah bersikap seperti orang memalak.

***

Kabar miring tentang pengamen di Jalan Malioboro, Jogja, sebenarnya sudah lama berembus. Banyak wisatawan yang mengeluh di media sosial, keberadaan para pengamen itu teramat mengganggu kenyamanan.

Bayangkan saja, ada wisatawan yang sedang duduk menikmati camilan, istirahat, atau sedang ingin diam menikmati hiruk-pikuk. Lalu tiba-tiba ada segerombolan pengamen datang. Mereka tidak akan pergi sebelum dikasih recehan.

Masalahnya, pengamen yang datang tidak hanya satu itu saja. Setelah satu pengamen berlalu, akan datang lagi pengamen berikutnya. Begitu seterusnya tanpa jeda.

Belum 1 menit duduk di Jalan Malioboro sudah didatangi 4 pengamen

Minggu (11/8/2025) sore, saya mencoba merasakan sendiri sensasi itu. Setelah agak capai menyisir jalanan, saya lalu duduk di salah satu kursi di Jalan Malioboro.

Tak berselang lama dari pantat saya menempel kursi, tiba-tiba seorang pengamen datang. Saya menunjukkan sikap penolakan. Tanda tak bisa memberi recehan.

Namun, si pengamen bergeming. Dia baru pergi setelah saya memasukkan beberapa butir receh ke kantong plastik yang tergantung di ujung gitarnya.

Pengamen di Jalan Malioboro, Jogja MOJOK.CO
Pengamen di Jalan Malioboro, Jogja. (Aly Reza/Mojok.co)

Beberapa detik kemudian, datang lagi pengamen. Kali itu bergerombol tiga orang. Satu memainkan gitar, satunya memainkan kendang dari paralon, dan satunya lagi menepuk-nepuk tangan.

Setelah dia berlalu, datang lagi gerombolan pengamen lain. Belum satu menit, saya sudah dihampiri tiga pengamen. Sebelum akhirnya saya memilih meninggalkan kursi tersebut.

“Saya duduk di seni belum satu menit, Mas, sama kayak Masnya. Saya sudah kena tiga pengamen. Sebelumnya, di kursi lain juga sama. Baru duduk sudah kena satu pengamen,” ujar Tissa (23), salah seorang wisatawan perempuan yang duduk di kursi belakang saya, saat saya tanyai.

Dia hanya bisa berbisik kesal dengan temannya, karena merasa sangat terganggu. Pasalnya, para pengamen itu, bagi Tissa dan temannya, lebih mirip orang memalak ketimbang mangamen.

Pengamen di Jalan Malioboro Jogja seperti orang memalak

Dari pengalaman saya, Tissa, dan temannya, para pengamen itu muncul secara paralel dalam jeda waktu sepersekian detik: Kalau satu pengamen pindah, maka giliran pengamen lain masuk.

Bukan tanpa dasar kenapa Tissa dan temannya menyebut para pengamen itu seperti pemalak. Situasinya seperti ini: Mereka datang tanpa permisi. Tanpa pengantar (misalnya) “Permisi numpang ngamen dll.”

Iklan

Tiba-tiba saja mereka bernyanyi dan tidak akan berpindah sebelum diberi recehan, sekalipun sudah ada penolakan. Setelah diberi pun mereka akan langsung pergi, tanpa terimakasih.

“Itu berbeda dengan pengamen yang biasa kutemui. Biasanya ada pengantarnya, kalau nggak dikasih ya pergi. Kalau dikasih ya ada terimakasihnya. Intinya nggak maksa orang buat ngasih aja,” kata Tissa.

Pengamen di Jalan Malioboro, Jogja MOJOK.CO
Pengamen di Jalan Malioboro, Jogja. (Aly Reza/Mojok.co)

Baca halaman selanjutnya…

Cara bebal pengamen demi dapat recehan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2025 oleh

Tags: jalan malioboroJogjamalioboroMalioboro Jogjapengamen malioboropilihan redaksi
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.