Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Ironi Medan Amplas, Kecamatan Terbaik di Kota Medan yang Menjadi Tempat Pembuangan Mayat, Julukan Ini Lebih Terkenal Ketimbang ‘Terminal Jokowi’ di Sana

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
29 Maret 2024
A A
Ironi Medan Amplas, Kecamatan Terbaik di Kota Medan yang Menjadi Tempat Pembuangan Mayat, Julukan Ini Lebih Terkenal Ketimbang 'Terminal Jokowi' di Sana.mojok.co

Ilustrasi Ironi Medan Amplas, Kecamatan Terbaik di Kota Medan yang Menjadi Tempat Pembuangan Mayat, Julukan Ini Lebih Terkenal Ketimbang 'Terminal Jokowi' di Sana (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Medan memang terkenal dengan angka kejahatannya yang cukup tinggi. Namun, jika harus menyebut satu daerah yang paling mendekati kengerian Gotham City, maka wilayah tersebut adalah Medan Amplas, kecamatan terbaik di ibu kota Sumatera Utara itu. Saking ngerinya, kecamatan ini sampai punya julukan “tempat pembuangan mayat”.

Cerita ini saya dapatkan dari Brian (25), narasumber Mojok yang ceritanya saya tulis dalam liputan “Medan di Mata Mahasiswa Bandung: Tak Ada Tempat yang Aman dari Begal dan Preman Berkedok Ormas“. Saat tengah mengobrol dengannya, saya memintanya menunjuk satu wilayah di Medan yang menurut dia paling ngeri. Dan, Kecamatan Medan Amplas adalah jawabannya.

Medan Amplas merupakan kecamatan yang letaknya paling tenggara di Kota Medan. Luasnya sekitar 11 ribu kilometer persegi dengan total penduduk berjumlah 134 ribu jiwa. 

Kini, Medan Amplas menjadi salah satu wilayah paling ramai dan hidup di Kota Medan. Terlebih, semenjak Presiden Jokowi meresmikan terminal bus mewah di sana. Sayangnya, itu tak dibarengi dengan sisi keamanannya. Medan Amplas, tetaplah menjadi wilayah yang berbahaya, terutama di malam hari.

“Amplas sekarang terkenal dengan terminalnya, kayaknya hampir semua orang tahu,” kata Brian. “Tapi yang mungkin orang luput, daerah ini adalah tempat pembuangan mayat,” sambungnya, menegaskan.

Nemu mayat di jalanan sudah jadi hal lumrah di Medan Amplas

Sekitar dua dekade lalu, Medan Amplas belum seramai sekarang. Brian ingat, pada saat dia masih SD, dalam ingatannya, wilayah itu tak ubahnya adalah tempat yang cukup terpinggir dari daerah lainnya dan belum padat penduduk.

“Beda-beda tipis dengan Bekasi dengan Jakarta. Sebenarnya kotanya itu hidup, cuma jarang disorot aja,” jelas Brian.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Medan Amplas memang cukup signifikan. Wilayah ini mulai ramai. Sorotan juga mulai mengarah kesana. Terlebih sejak Presiden Jokowi meresmikan Terminal Medan Amplas, salah satu terminal paling modern di kota ini.

Sayangnya, Brian tak begitu banyak mengenal Medan Amplas selain dari kriminalitasnya. Bagaimana tidak, sejak dulu selalu sama: tiap hari, hampir ada orang orang mati dan mayatnya tergeletak begitu saja di pinggir jalan.

“Waktu aku masih SD, cerita yang aku dengar orang-orang yang mati ini kalau enggak korban begal ya penjahat yang dibunuh aparat. Peredaran narkoba juga lumayan kencang di sana.”

Per 2023 lalu, kepolisian setempat pernah menyebut kalau angka kriminalitas di Medan Amplas memang sangat tinggi. Tiap malam, rata-rata ada 3 aksi kejahatan yang berhasil diamankan kepolisian. Bahkan, menurut penelusuran Mojok di berbagai kanal media terkait penemuan mayat di Medan Amplas, itu memang benar adanya.

Paling ramai, salah satunya adalah kejadian 2022 lalu, di mana warga menemukan mayat korban pembunuhan terbungkus karung goni di tepi Sungai Amplas. “Nah, itu bagi orang sana sudah seperti keseharian. Harusnya enggak perlu kaget lagi.”

Kecamatan terbaik dengan “Terminal Jokowi” yang elite, tapi keamanan sulit!

Pada 2016 lalu, Medan Amplas mendapat predikat sebagai kecamatan terbaik. Saya mengira terbaik se-Kota Medan. Tapi saya salah. Ternyata Medan Amplas menjadi kecamatan terbaik se-Sumatera Utara.

Merujuk ke sejumlah sumber, predikat ini diberikan oleh Tim Penilai Kecamatan Terbaik Sumatera Utara karena Medan Amplas unggul dalam aspek “menjaga ketentraman, keamanan lingkungan, dan kebersihan”. 2016 sama artinya dengan tahun di mana Brian memutuskan meninggalkan Medan dan baru balik lagi delapan tahun kemudian.

Iklan

“Aku aja malah enggak tahu kalau mereka jadi kecamatan terbaik. Menurutku, sih, itu nunjukin dua hal. Penilainya yang salah, atau kecamatan lain memang lebih buruk aja.”

Selain itu, dalam setahun terakhir Medan Amplas mendapat sorotan setelah Presiden Jokowi meresmikan terminal elite di sana. Luas terminalnya 20 ribu meter persegi, diklaim setara bandara, dan menjadi terminal terbaik di Sumatera Utara karena langsung terhubung ke jalan tol dan lokasinya dekat herritage Kota Medan.

Sayangnya, di balik gemerlap dan modernitas tempat yang belakangan orang menjulukinya “Terminal Jokowi” itu, kejahatan jalanan masih kerap terjadi. Banyak preman berkedok calo di lokasi ini. Sejumlah pemberitaan juga menyebut, aksi penjambretan dan pembegalan masih sering terjadi di dekat terminal pada malam hari.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Medan di Mata Mahasiswa Bandung: Tak Ada Tempat yang Aman dari Begal dan Preman Berkedok Ormas

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 30 Maret 2024 oleh

Tags: jokowikecamatar medan amplaskota medanmedanmedan amplassumatera utaratempat terburuk
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO
Ragam

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO
Aktual

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Cerita lulusan S1 di PTS terbaik, UMSU dihina tetangga. MOJOK.CO
Kampus

Lulus S1 “Jurusan Bisnis” di PTS Terbaik, Malah Dimaki Tetangga: Ilmunya Nggak Guna dan Cuma Jadi Aib Keluarga

6 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.