Menelisik Istilah “Pak Lurah” yang Melekat ke Jokowi

Jokowi menyinggung istilah "Pak Lurah" dalam pidato

Presiden RI Joko Widodo membacakan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR 2023 (Dok: YouTube DPR RI)

MOJOK.CO Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyinggung sebutan “Pak Lurah” yang melekat pada dirinya. Ia mengetahui ada sebutan itu belum lama ini.

Presiden RI Joko Widodo membacakan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR 2023. Dalam sidang itu Jokowi membahas banyak hal, salah satunya mengenai sebutan “Pak Lurah” yang melekat pada dirinya.

Jokowi mengungkapkan kondisi politik memang kian panas menjelang 2024. Semakin dekat dengan tahun politik, Jokowi semakin sering mendengar istilah “Pak Lurah”. Istilah itu terlontar dari para politisi ketika berkomentar seputar capres dan cawapres yang bakal maju tahun depan.

“Saya, saya, saya sempat mikir, siapa ini “Pak Lurah”. Sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah ternyata Saya,” ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR 2023, Rabu (16/8/2023).

Jokowi menekankan, sebagai Presiden RI, dirinya tidak memiliki wewenang untuk mengajukan capres dan cawapres. Jabatan lurah yang selama ini menjadi kode juga tidak memiliki wewenang tersebut.

“Sesuai ketentuan undang-undang yang menentukan capres dan cawapres itu adalah partai politik dan koalisi partai politik,” Jokowi menekankan.

Halaman selanjutnya …

“Pak Lurah” panggilan dari kalangan elite

“Pak Lurah” panggilan dari kalangan elite

Istilah yang melekat ke Jokowi merupakan kode panggilan di kalangan elite parpol. Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menjelaskan bahwa sebutan itu menunjukkan rasa cinta para elite ke Jokowi. Perasaan tersebut tidak berlebihan mengingat tingkat  kepercayaan publik ke pemerintahan yang tinggi.

Terkait pernyataan tegas Jokowi mengenai kode, Said mengungkapkan, sikap itu sebenarnya tanda bahwa sebagai seorang presiden Jokowi tetap berdiri kokoh.

“Dia tidak ikut-ikut langgam partai politik karena sadar betul,” ujar Said, melansir dari CNN Indonesia, Rabu (16/8/2023).

Sumber lain menjelaskan, sebutan ke Jokowi bisa muncul karena mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Pada saat itu Jokowi masih menjadi calon Presiden Pemilu 2014. Try Sutrisno bertemu dengan Jokowi di tempat pemungutan suara, mereka bertegur sapa dan sempat ngobrol. Kemudian, sambil menunjuk Jokowi, Try Sutrisno mengungkapkan Jokowi sebagai lurah kawasan Menteng.

“Ini kan lurah kita,” kata Try Sutrisno, mengutip dari Merdeka.com. 

Berbeda cerita, istilah lurah yang melekat pada presiden sebenarnya bukan hal baru. Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP, Romahurmuziy alias Rommy, mengungkapkan bahwa Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah mendapat panggilan serupa.

Rommy tidak tahu secara pasti asal mula panggilan itu. Namun, Rommy meyakini, istilah itu muncul karena jabatan presiden yang disegani, bukan karena sosok Jokowi. Pernyataan ini berseberangan dengan pendapat pihak PDIP sebelumnya.

“Kalau Pak Jokowi sebenarnya bukan disebut lurah karena Jokowinya, tetapi karena Presiden. Karena zaman Pak SBY dulu pun sudah dipanggil lurah,” jelas Rommy dalam detik.com, Rabu (16/8/2023).

“Kebiasaan elite-elite sebelumnya, ya kita panggil lurah saja,” imbuh dia.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Ini Kata-kata yang Hilang dan Paling Sering Muncul dalam Pidato Kenegaraan Jokowi di Senayan!

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version