Jokowi di Persimpangan Jalan: Prabowo atau Ganjar Pranowo?

jokowi prabowo mojok.co

Ilustrasi Jokowi (Mojok.co)

MOJOK.CODua rival politik lama Jokowi dan Prabowo Subianto kembali menunjukkan kedekatannya. Hal ini terbaca dari rentetan pertemuan mereka. Mulai di Istana Negara sebulan setelah PDIP resmi mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres, makan siang bersama di Istana Bogor, hingga nonton Timnas Indonesia vs Argentina bareng di GBK.

Kedekatan ini membentuk persepsi publik: Jokowi mendukung Prabowo sebagai capres. Pada wawancara eksklusif Mata Najwa, Prabowo sendiri tidak menampik bahwa kedekatan tersebut sebagai upaya meminta dukungan untuk Pemilu 2024. Sementara Jokowi belum mengeluarkan pernyataan khusus perihal dukungannya.

Publik bertanya-tanya, akankah Jokowi akan berpaling dari PDIP dan ibu politiknya, Megawati yang mengusung Ganjar? Lho nggak bahaya buat karirmu ta, Pak?

Menerka alasan Jokowi berpaling dari PDIP dan Ganjar Pranowo

Jokowi lahir dari rahim PDIP. Partai Banteng ini selalu mendukung karir politiknya sedari awal. Mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI. Namun, mengapa Jokowi seakan bermain dua kaki dengan mendekat rival politiknya di masa lalu, Prabowo Subianto?

Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menganggap Jokowi sedang bermain waktu dengan tak mengeluarkan pernyataan dukungan. Jokowi mendekat ke Prabowo untuk mengamankan masa depan politiknya. Ia membutuhkan sosok yang bisa “mengamankan” diri dan lingkaran di sekitarnya setelah Pemilu 2024.

“Pemimpin yang akan datang bisa menempatkannya (Jokowi) pada spotlight pengambilan kebijakan, sehingga dia tetap relevan pasca-suksesi 2024,” jelas Umam mengutip dari Kompas.com.

“Yang dia bayangkan, presiden akan datang adalah figur yang melanjutkan visi dia, bukan visi sendiri,” lanjutnya.

Pendapat ini sejalan dengan pernyataan politikus PSI Ade Armando. Ade mengatakan ada dugaan mendekatnya Jokowi ke Prabowo karena isu kontrak politik Ketua Umum PDIP Megawati dengan Ganjar perihal penempatan orang pada posisi-posisi strategis. Jika Ganjar terpilih, Ade menyebut orang di jabatan strategis akan Megawati tentukan. Ade menganggap Jokowi tak menghendaki hal tersebut terjadi.

Selain potensi terlibat dalam pemerintahan yang baru, ada slentingan yang mengatakan anak Jokowi, Gibran Rakabuming akan jadi Cawapres mendampingi Prabowo. Isu ini dibahas dalam YouTube Total Politik bersama Ketua umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi. Prabowo sendiri tak menunjukkan bantahan saat ditanya kemungkinan bersanding dengan Gibran dalam wawancaranya di Mata Najwa.

Relawan Projo terang-terangan dukung Prabowo

Indikasi dukungan Jokowi juga terbaca dari gerak-gerik para relawannya. Para Relawan Pro Jokowi (Projo) mulai terang-terangan mendukung Prabowo. Baliho bergambar Jokowi bersanding dengan Prabowo membentang di beberapa daerah seperti Lampung, Semarang, hingga Solo. Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi mengamini dukungan tersebut.

“Kita kan organisasi relawan yang ada dari Sabang sampai Merauke. Jadi kita harus dengarkan semuanya. Dan aspirasi itu nggak bisa kita elakan. Beberapa teman daerah juga banyak yang mendukung Prabowo,” ungkap Budi dalam podcast Bocor Alus Politik di YouTube.

Meski begitu, secara organisatoris, Projo baru akan mengumumkan dukungan kepada bakal Capres pada bulan pendaftaran capres-cawapres. Pendaftaran pasangan capres dan cawapres Pemilu 2024 mulai buka pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.

“Tunggu tanggal mainnya, mungkin Oktober. Karena perintah Pak Jokowi jelas, bahwa keputusan Projo itu last minute,” pungkasnya.

Keuntungan dan konsekuensi langkah Jokowi

Menarik menantikan langkah selanjutnya dari Jokowi. Jika ia mendukung Prabowo, keterlibatannya di pemerintahan yang baru mungkin berlanjut. Konon, ia juga ditawari posisi sentral di Partai Gerindra jika dukungannya membuat Prabowo terpilih jadi Presiden 2024.

“Saya juga dengar info atau isu mau dijadikan ketua umum (Partai Gerindra) Pak Jokowi kalau Pak Prabowo menang. Itu kan antara isu dan info dalam masa sekarang ini beda-beda tipis. Ini info atau isu nih? Terus juga Mas Gibran waketum Gerindra.” ungkap Budi Arie di Podcast Total Politik.

Meski demikian, konsekuensi dukungannya pada Prabowo juga seperti memakan buah simalakama. Mendukung Prabowo berarti melawan PDIP. Jika Prabowo gagal, karir politik Jokowi di masa depan terancam. Sebab, sebelumnya Ketum PDIP Megawati tegas meminta kadernya mundur jika tidak mendukung Ganjar. Hal itu ia sampaikan saat berpidato di acara puncak Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Tentu, kehilangan dukungan PDIP dengan segala kekuatan politiknya bakal jadi kerugian besar bagi Jokowi.

Segala keputusan ada di tangan Jokowi. Monggo dipilih, Pakde?

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Ada Kejutan di Apel Siaga Perubahan, Yenny Wahid Cawapres Anies?

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version